Rocky Gerung / FOTO AME

JAKARTASATU.COM – Dalam pengantar awal sebelum pernyataan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Rocky Gerung dalam gerakan pemanasan  yang rencannay akan dikukuhkan pada 17 atau 18 Agustus 2020, di Tugu Proklamasi itu mengatakan saat ada pertemuan Presiden Jokowi dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo pada Kamis (16/7) lalu kurang tepat dilakukan.

Rocky menilai  Jokowi sedang melakukan transaksi terbuka maksiat politik dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala negara. Di istana lagi.

“Ia melakukan secara terbuka transaksi maksiat politik itu, sedang Hana Hanifah yang diduga tersangkut prostitusi online itu secara tertutup,” jelas Rocky membandingkan dua peristiwa penting yang heboh itu menjadi perbandingan yang disampaikan dalam menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Ahad 2/8/2020.

Presiden di ruang terbuka, di Istana transaksi kemaksiatan politik dilakukan. Jadi standar moral kita diuji hari ini. Tak ada satu pun menteri yang memberi semacam sense of injustice terhadap peristiwa itu,Kata dia, bisa saja masyarakat melakukan impeachment terhadap Jokowi yang dinilai seringkali melanggar etika sistem politik negara.

Dikatakan Rocky, hal itu makin parah tatkala para pembantu presiden di kabinet hanya diam melihat peristiwa tersebut. Rocky memang langsung menyindir Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani yang disebut ada dalam pertemuan dan hanya menonton pelacuran politik di panggung Istana dan tidak berbicara apa-apa.

“Tapi orang akan tagih kalau dalam sistem politik beradab. Itu Presiden ketahuan bikin transaksi kemaksiatan politik, political prostitusion, itu sudah di-impeach karena etikanya dilanggar habis-habisan. Di Istana terbuka lakukan transaksi politik hanya karena culture Solo, mungkin Pak Purnomo enggak bisa ngomong lebih dari sekadar ngeluh ke publik,” paparnya.

Rocky dengan tegas juga menambahkan, pertemuan Jokowi dan Achmad Purnomo sebagai puncak defisit moral dalam politik Indonesia. Ke depan, ia pun berharap hal serupa tak kembali terjadi. “Defisit moral kita adalah peristiwa transaksi political prostitution di Istana dan untuk itu kita berharap agar supaya segala macam transaksi yang sifatnya politis berhenti per hari ini,” tegasnya.

Kasus Achmad Purnomo menemui Jokowi terkait masalah pencalonan cawalkot Solo dari PDIP sempat mencuat. Achmad Purnomo adalah calon kuat walikota Solo yang diusulkan DPC PDIP untuk cawalkot Surakarta ini. Namun DPP PDIP akhirnya memberi rekomendasi bagi putra sulung anak Presiden yaitu, Gibran Rakabuming Raka. Dalam pertemuan itu, Achmad Purnomo mengaku membahas masalah pencalonan di Pilwalkot Solo dengan Presiden Jokowi. Namun kini kasus ini lenyap karena Calon Walikota Solo rekomendasi PDIP sudah dipilih Gibran Rakabuming Raka dan “kemungkinan” bisa jadi lawan kota kosong.

Sementara itu soal KAMI lahirnya ini karena bangsa ini perlu di selamatkan. Koalisi Aksi Menyelamatkan itu karena sudah banyak korban dan harus diselamatkan. “Artinya KAMI ini menyelamatkan karena ada korban dan itu semua harus diselamatkan, pesan moralnya itu,”tandasnya. (ame/jaksat)