SAYA tidak ada di Pangalengan. Tapi saya melihat video di medsos IG bahwa ada rakyat jadi korban kembali. Kali ini nampaknya petani sayuran di Pangalengan Kabupaten Bandung. Sedih rasanya. Pangalengan memang dikenal sebagai kawasan tinggi yang paling banyak bercocok tanam, mulai dari tomat, kol, wortel dan sejumlah sayuran lain. Saya punya saudara petani disana. Saya kadang kalau ke sana disuruh metik sendiri hasil bumi dan dibawa pulang. Nikmatnya hidup jadi petani disana.
“Disini bertani saja kang, kan sudah turun temurun,” kata Jajang pada saya suatu hari. Jajang dulu pernah juga mau menjajal kerja dan tinggal di kota Bandung. Dan sempat tinggal bersama keluarga kami di Bandung. Namun tak lama karena kerja pabrikan dia ternyata tak betah. Akhirnya dia kemabli balik ke Pangalengan. Dan bercocok tanam. Pangalengannya memang dia tak jauh dari situ Cileungca.
Kembali soal saya melihat video itu saya kaget dalam Video yang viral berdurasi 1.39 menit ini ada tanaman sayur petani Pangalengan dibuldozer oleh PT Star Energy Geotermal untuk perluasan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), saya tak habis pikir kenapa begitu tangan besi mereka lakukan ke rakyat kecil.
Petani rupanya tak terima diperlakukan begitu, maka ada tuntutan dan menyatakan “Pangalengan Bangkit” ini sah saja menyatakan pendapat. Menuntut keadilan dimana petani beserta elemen masyarakat Pangalengan menyatakan sikap. Ada empat yang diminta antara lain: ㅤ
1. Menolak keras pengeboran baru perusahaan geotermal Star Energy di bumi Pangalengan.
2. Meminta jaminan keamanan dan keselamatan sosial atas dampak dampak negatif dan bencana alam yang di akibatkan oleh perusahaan Star Energy kepada masyarakat Pangalengan secara tertulis dalam bentuk MoU.
3. Menolak keras upaya penggusuran secara paksa terhadap tanaman yang dilakukan perusahaan Star Energy terhadap tanaman sayuran petani.
4. Menolak alih fungsi lahan pertanian oleh industri geotermal Star Energy.
Empat sikap ini sangat elemeter menurut saya. Jadi agak aneh jika belum tuntas urusannya kenapa beraninya langsung membuldozer kebun petani. Lebih miris lagi dalam video itu juga ada aparat keamanan berseragam (TNI) yang nampak tak mau peduli, bahkan cenderung membela pengusaha perusahaan energi (STAR ENERGY) ini. Sampai kini video dari akun IG @MajelisKopi08 ini sudah ditonton sekitar 21 ribu lebih.
Karena penasaran saya penasaran dan merasa prihati petani sayur Pangalengan say coba cari tahu. Siapa Star Energy Geothermal ini? Dan ternyata ditemukan dalam situs kontan.co.id PT Star Energy terus mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Asal tahu saja, Star Energy adalah anak usaha dari Barito Pacific milik Prajogo Pangestu.
Hendra Soetjipto Tan adalah Chief Executive Officer Star Energy Geothermal, Hendra Soetjipto Tan menyampaikan rencananya perusahaan bakal meningkatkan kapasitas pembangkit listrik mencapai 1.200 megawatt (MW).
Dalam situs tersebut juga disebutkan bahwa Star Energy sekarang mereka memiliki kapasitas listrik sebanyak 875 MW yang diperoleh dari pembangkit listrik panas bumi dari wilayah kerja panas bumi Wayang Windu, Derajat, dan Salak, Jawa Barat. Adapun kapasitas sebesar 227 MW dari PLTP Wayang Windu, kemudian 377 MW di Salak, dan sebesar 271 MW di Darajat. Selain itu Star Energy juga mempunyai hak untuk mengelola energi panas bumi Hamiding di Halmahera Barat, Maluku Selatan, dan panas bumi Sekincau di Sumatera selatan.
Dalam rencana penambahan kapasitas ini, sambungnya, perusahaan akan membangun pembangkit listrik panas bumi di Sekincau dengan potensi kapasitas sebesar 500 MW, sementara di Maluku Selatan sebanyak 200 MW hingga 300 MW.
“Kita harapkan 1.200 MW itu sudah tercapai sebelum 2028, tiga daerah di Jawa Barat sudah beroperasi,” ujarnya ketika ditemui Kontan di Jakarta, Senin (19/8/ 2019)
Informasi lainnya pengembangan di pembangkit listrik panas bumi di Maluku akan dibangun secara bertahap, tahap pertama mereka berencana membangun dengan kapasitas 2×50 MW. Guna mencapai target total kapasitas 1.200 MW, mereka membutuhkan dana sebesar US$ 2 miliar hingga US$ 2,5 miliar.
Sebagai informasi, PT Star Energy mengakuisisi pembangkit listrik tenaga panasbumi Darajat dan Salak berkapasitas 610 MW pada 2017 silam. Kedua aset baru Star Energy itu dibeli dari Chevron Corp dengan transaksi US$ 2,3 miliar.
Pasca akuisisi tersebut, Star Energy menjadi pengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia, dan tiga terbesar di dunia. Star Energy berhasrat menjadi perusahaan geothermal terbesar di dunia.
Jadi jelas ngebetnya Star Energy sehingga buru-butu buldozer kebun petani bahkan melibatkan aparat karena dia sudah punya target 1.200 MW dan harus tercapai sebelum 2028, dengan target tiga daerah di Jawa Barat, juga adanya punya mimpi terbesar di dunia untuk Geothermal. Kalau dilihat target Indonesia terbesar untuk perusahaan Geothermal Star Energy ini sudah terbukti, karena mampu akuisi punya Chevron pemain lama dalam Geothermal. Sebagai informasi, PT Star Energy mengakuisisi pembangkit listrik tenaga panasbumi Darajat dan Salak berkapasitas 610 MW pada 2017 silam. Kedua aset baru Star Energy itu dibeli dari Chevron Corp dengan transaksi US$ 2,3 miliar. Salut boleh karena Chevron perusahaan Amerika dibeli perusahaan swasta nasional. Tapi untuk empat tuntutan warga/petani diatas bereskan dulu dong…
Sayang jika memang mau lakukan itu harus jalankan dulu Community Development wilayah sekita yang terdampak jangan main dozer saja tanah kebun yang sedang jelang panen sayur itu. Lebih bagus lagi lakukan CSR yang sustainable. Bukankah kita saat ini sedang sibuk ketahanan pangan dan Anda melakukan perluasan usaha Geothermal adalah melakukan gerakan ketahanan energi di Indonesia. Ayolah Star energy jangan malu. Kalau malu ngopi dulu aja deh…malunya tanggalkan dulu…
Silakan Lihat Videonya: https://www.instagram.com/p/CDsimUdHEfa/
CATATAN JAKARTASATU
@AENDRAMEDITA