Risalah Prof. Dr. M. Amien Rais disampaikan secara terbuka di Jakarta, Kamis siang ke wemarin (13/08/2020). Acara diawali prakata pendek oleh Direktur Indonesia Resourches Studi (IRES), Marwan Batubara.
Risalah berjudul Risalah Ecek-ecek itu bertajuk “Pilihan Buat Pak Jokowi: Mundur atau Terus”. Meliputi 13 topik yang sekaligus judul 13 bab setebal 50 halaman. Diawali pendahuluan, dan Rekomendasi di akhir. Topik itu meliputi judul Bangsa Indonesia Dibelah; Memberi Angin Kebangkitan Komunisme; Politik Lebensraum China; Otoriterisme Makin Pekat; Oligarchi Makin Subur; Tunduk pada Mafia, Taipan dan Cukong; Nepotisme Tanpa Etika; Ekonomi Semakin Suram; Pengelolaan SDA yang Terang-terangan Menentang Pasal 33 UUD 1945 dan Menabrak Aturan Perundang-undangan yang Ada; Pendidikan Carut Marut; Kegagalan Reformasi Kesehatan dan Penanganan Covid19; Penerapan Psikologi Ketakutan serta Masa Depan Papua Barat dan Papua.
Amien Rais membuka risalah mengatakan, dalam hitungan hari — bangsa Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke-75. “Sudah seharusnya, kita bangsa Indonesia melakukan kritik dan koreksi atas perjalanan bangsa secara jujur, berani dan seobyektif mungkin,” katanya.
Dikatakan, dalam pergaulan antarbangsa dewasa ini — Indonesia semakin tidak bersinar, bahkan meredup. Kekuatan-kekuatan antiketuhanan tampak semakin beringas dan berani. “Saya membaca perkembangan kehidupan politik, sosial, ekonomi, penegakkan hukum dan kehidupan moral bangsa terus mengalami kemerosotan. Padahal, kehidupan yang tidak memiliki pijakan kokoh di atas akhlaq atau moralitas atau etika — dapat dipastikan akan meluncur ke bawah. Tidak mustahil pula, proses kemerosotan multidimensional itu membuat semakin redup kehidupan bangsa kita. Menjadikan bangsa Indonesia, seolah tanpa masadepan.” Demikian Amien Rais.
Demokrasi sejati, katanya — selalu membuka lebar kran pertukaran gagasan — supaya muncul pilihan-pilihan alternatif bagi seluruh anak bangsa. Pilihan yang pro bono publico , pilihan yang menguntungkan kepentingan orang banyak — sepantasnya jadi pilihan kita. “Sebaliknya pilihan yang bersifat eksklusif untuk sekelompok kecil yang cenderung memangsa (predatorik) kepentingan bangsa, biarlah terlempar ke sampah sejarah,” tegas Amien Rais.
Dalam rekomendasinya, Amien Rais menyampaikan dua opsi pilihan buat Jokowi. Pertama, turun secara sukarela — karena tidak punya kompetensi menjadi presiden di pergantian abad dan milenium dewasa ini. Opsi kedua, terus — tapi banting stir kebijakan nasional di segala bidang yang berasas Pancasila, UUD 1945 — melanjutkan tradisi dan perjuangan serta pengorbanan para founding mothers dan founding fathers kita.*** (IW/JAKSAT)