Pengibaran bendera Merah Putih di Raja Ampat. Semoga Sang Saka Merah Putih terus berkibar selamanya /IST
} 17 Agustus 1945 Kita Belum Merdeka?

Titik terang kemerdekaan Indonesia berkumandang dari Jl. Pegangsaan Timur 56. Proklamsi dikumandangkan oleh tokoh Dwi tunggal Soekarno Hatta di hari Jumat 12 Agustus 1945 3 hari setelah Jepang yang saat itu menjajah Indonesia menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Momentum Vacum of Power yang dimanfaatkan atas dorongan para Pemuda untuk menyegerakan kemerdekaan kita, setelah sebelumnya Soekarno masih menunggu isyarat dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Lantas apa yang terjadi setelah itu? Seluruh negara mengabaikan hal ini karena untuk merdeka sebagai negara, Indonesia harus memiliki 4 syarat yakni Memiliki Rakyat, Memiliki Wilayah, Memiliki Pemerintahan dan Mendapatkan Pengakuan  dari negara lain.

Apakah Indonesia sudah memiliki rakyat? Belum karena saat itu semua penduduk adalh rakyat Hindia Belanda. Apakah sudah memilki wilayah? Belum karena memang belum ditentukan daerah mana saja yang jadi bagian Indonesia. Apakah Indonesia memiliki pemerintahan? Pemerintahaan baru dibentuk keesokan harinya (18 Agustus 1945). Apakah ada yang mendukung kemerdekaan Indonesia? Negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir, itupun pada tanggal 22 Maret 1946 lalu diikuti Negara-negara lain khususnya Negara Arab seperti : Palestina, Syria, Irak, Lebanon , Yaman, Saudi Arabia.

Lantas apakah Kemerdekaan Indonesia sah? Bagi kita Bangsa dan rakyat Indonesia tentu saja iya. Tapi bagi dunia Internasional dan khususnya Belanda, Proklamasi Kemerdekaan inddonesia hanyalah klaim sepihak. Ketika Belanda menjajah Indonesia adalah sah karena ketika mereka mengalahkan raja-raja Nusantara ada dokumen hitam di atas putih nya, pun ketika Jepang menaklukkan Belanda ada pengakuan militer Belanda atas kemenangan Jepang juga ketika Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Lalu kita merdeka mengalahkan siapa dalm perang apa?

Tak Hanya itu, pengakuan dari dunia internasional tak kita dapat dikarenakan kecurigaan dunia Internasional bahwa Indonesia adalah negara Fasis baru, karena saat itu Soekarno dianggap suksesor jepang mengingat kedekatannya dengan Dai nippon saat itu, ditambah jarak waktu menyerahnya jepang dan merdekanya Indonesia memperkuat kecurigaan dunia internasional soal fasisme.

Lalu Sekutu mendarat di indonesia dan disini Belanda ikut serta, itupun disambut rakyat di berbagai daerah kecuali di Surabaya. Di Surabaya kehadiran mereka disambut dengan perlawanan sengit arek-arek Suroboyo, Malaby sang Jendral tewas terbunuh. Perang berkobar diseluruh Surabaya. Dan dari sini titik tolak pengakuan internasional mulai tumbuh. Indonesia yang menurut belanda tak punya rakyat dan pemerintahan ternyata meiliki nasionalisme yang tinggi yang berakibat Sekutu angkat kaki dari bumi pertiwi menggalkan belanda sendiri yang selanjutnya terus berperang dengan Indonesia sampai akhirnya terjadinya Perundingan Linggar Jati 12 November 1946 Belanda mengakui keberadaan Indonesia dengan Wilayah Sumatera, Jawa dan Madura.

Tak puas dengan hasil perundingan ini Belanda melakukan agresi militer ke 1 Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 sampai dengan 4 Agustus 1947 yang berakibat Indonesia memindahkan Pemerintahan Ke Jogjakarta, daerah-daerah yang menjadi lumbung ekonomi hindia Belanda saat itu mereka kuasai yakni Sumatera dan Sumatera selatan serta Jawa bagian Barat. Dunia mengutuk Belanda karena melanggar perjanjian yang dibuat dan diakui dunia internasional, atas tekanan dunia internasional ini diadakn kembali perundingan di Geladak Kapal Renville milik Amerika Serikat yang bersandar di Tanjung Priok 18 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948.

Perjanjian ini berimplikasi buruk bagi Indonesia di mana hasilnya adalah Indonesia mengakui bahwa daerah yang diduduki Belanda saat Agresi pertama menjadi milik Belanda, Padahal pemilihan perundingan di kapal Renville itu bertujuan agar perundingan netral dan dimediasi oleh Komisi Tiga negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia dan Belgia.

Dibawah tekanan Belanda yang terlihat sangat kuat, tiba-tiba meletus pemberontakan PKI di Madiun 18 September 1948, PKI memproklamirkan diri sebagai Republik Soviet Indonesia, dan ini tak berlangsung lama karena TNI berhasil menumpas pemberontakan PKI madiun ini sepuluh hari kemudian yakni 28 September 1948.

Dari sini Amera mendadak cemas karena mayoritas negara di Asia Tenggara kecuali persemakmuran Inggris (Malaysia, Singapura dan Brunei) sudah menjadi kekuatan komunis, Amerika mulai mendesak Belanda agar segera memerdekakakan Indonesia karena takut Indonesia menjadi negara komunis, mengingat posisi strategis Indonesia di kawasan Asia tenggara, tapi Belanda tidak bergeming; mereka melakukan Agresi Militer kedua pada 19-20 Desember 1948.

Pada agresi ini, Soekarno dan Hatta ditangkap, tetapi Soekarno cerdik. Beberapa jam sebelumnya Soekarno menyerahkan kepemimpinan kepada Syafrudin Prawiranegara dan kepadanya diberikan kuasa membentuk Pemerintahan Darurat. Belanda mengumumkan ke dunia internasional bahwa Indonesia sudah tidak ada tapi Soekarno berkata bahwa dia sudah bukan presiden indonesia lagi akan tetapi sudah digantikan Syafrudin Prawiranegara dengan Soedirman sebagai Panglima TNI

Belanda berfikir akan sangat gampang menangkap kedua orang tersebut, tetapi belanda melupakan satu hal bahwa Belanda tak pernah menang perang saat berhadapan dengan Panglima Soedirman; pada perang Ambarawa misalnya. Hingga pada 1 Maret 1949 Tentara Nasional Indonesia mengalahkan Belanda, menduduki Jogjakarta selama 6 jam dan berpidato lewat radio bahwa Tentara Nasional Indonesia ada dan Republik Indonesia masih berdiri. Ini mengagetkan dunia internasional, saat itu Belanda begitu dipermalukan.

Dan atas tekanan internasional utamanya Amerika Serikat yang mengancam tidak akan mengucurkan bantuan finasial yang dikenal dengan “Marshal Plan” apabila tidak segera melepas Indonesia. Karenanya diadakanlah konferensi Meja bundar di Den Haaq dari tanggal 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949 dan pada tanggal 27 Desember 1949 ditandatangilah penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia dan dunia internasional mengakui kita sebagai negara berdaulat. Walau indonesia harus membayar kompensasi sebsar 4,5 Milyar Gulden ke Belanda.

(TAMAT)

Edri Paduka Prapanca                                                                                                    Penyuka Sejarah