DALAM dua pekan ini saya bolak-balik bicara tentang komunikasi media dalam bisnis Hospitality Industry. Bisnis ini memang lagi berat, jika dikatakan terpuruk tidak juga. Kalau berat ya memang mengalami masa berat.

Saat pandemi ini, sebuah Hospitality lewat seorang kawan perlu konsultan media PR. Akhirnya teman senior ini mengajak saya. Masuklah company saya untuk presentasi dan konsep program untuk Hospitality yang berada di group holding ternama di Indonesia.

Saya melihat Hospitality Industry saat ini memang berat bukan pada level bangkrut, karena nampaknya gerak-geriknya mulai lagi bangkit lagi. Orang mulai lagi ingin holiday di sebuah tempat nyaman yaitu hotel. Baik yang ada di pantai atau sebuah bukit di pengunungan. Mengirup udara bebas segara dan tentunya soal kenyamanan ini harus pake standar kesehatan saat ini. Menjaga Jarak, Mengunakan Masker dan mencuci tangan pake sabun terus.

Dalam kaitan ini ada yang namnya bisnis Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE) memang belum bisa jalan. Di Bali kawasan wisata dunia dikabarkan telah hilang Rp4,96 Triliun dalam bisnis MICE, demikian majalah venuemagz.com menulis pada April 2020. Besar juga ya kerugian MICE, belum Hospitality Industry berapa ya kerugiannya? Bahkan saya dengar ada sejumlah hotel di Bali terpaksa tutup sementara.

Masa pandemi ini memang bukan sekadar Hospitality Industry yang berat namun hampir semua segmen terkena dampak. Kehilangan potensial bisnis memang terjadi. Hospitality Industry memang juga harus dituntut bisa “Survived” dan salah satunya adalah klien saya ini yang akan mencoba ingin bangkit kembali.

Kerugian yang menimpa Hospitality Industry memang perlu solusi dan semoga ada titik cerah dan kembali bangkit. Begitu pun klien saya ini akan ingin bangkit segera. Saat ini saya tak perlu menyebut dulu klien saat ini yang jelas dunia perhotelannya sangat terkenal di tanah air ini. Yuk… ah Ngopi pagi dulu!!.

#CATATANJAKARTASATU

@AENDRAMEDITA