Pagi ini saya dapat telepon kawan baik yang asli Ponogoro Jawa Timur. Dia bilang, Kang bantuin konsep Pilkada ini ada calon Bupati yang akan saya bantu. Saya diam, karena saya sebenarnya yang tidak terlalu setuju atas Pilkada 2020 ini yang akan dilangsungkan 9 Desember 2020. Pasalnya ditengah Pandemi ini kok masih memaksa untuk mengelar Pilkada.
Teman saya ini ngerocos bantu saja dari jauh Kang, katanya lagi. Tapi saya jaba oke nanti saya riset pustaka dulu dikit ya tentang calon jagoanmu itu. Pada hakekatnya saya males-malesan. Soalnya konsep-konsep kalau dikasih gitu saja banyak yang lupa kalau sudah jalan. Saya sendiri dipastikan akan kasih konsep sederhana, dengan pisau bedahnya media komunikasi strategi saja. Saya bukan orang politik, tapi saya tahu dan paham dalam menyelami politik yang amat unik di Indonesia ini.
Dalam perjalanan Pilkada serentak saya telah banyak memberikan konsep-konsep strategi komunikasi media dan pemenangannya. Tak perlulah saya sebutkan nama-nama siapa saja yang telah saya loloskan jadi Kada di sejumlah daerah. Mereka beragam ada yang cuma konsultan biasa lepas ada juga yang minta media dan konsep strategi. Sekadar untuk memperkuat pemenangan adalah sejumlah yang saya tawarkan, bahkan di tahun 2020 ada Bupati yang sudah hubungi saya bahwa nanti akan maju jadi Gubernur. Dan alhamdulllah sudah mau kontrak saya dan TIM.
Kembali ke Ponorogo. Kawan saya ini orang lumayan penting di Ponorogo. Saat ini dia punya rencana membuat Museum Reog Ponorogo. Reog Ponorogo sediri memang saat ini sudah pernah didaftarkan ke UNESCO pada 2010, tetapi belum ditanggapi. Akhirnya didaftarkan kembali 2016 dan ditanggapi pada 2017. Kabarnya UNESCO sudah mulai membicarakan permohonan agar reog Ponorogo diakui sebagai warisan budaya sejak 2019. Menurut rencana, UNESCO akan menggelar pleno pada 2020 untuk memutuskan apakah permohonan Indonesia disetujui atau tidak.