JAKARTASATU.COM – Setiap periode memiliki dinamika internal dan eksternal. Pengurus Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) hari ini harus jeli memilih dan memilah dinamika yang ada. Sehingga eksistensi dan peran peran kelembagaan GPII terus dirasakan.
Dunia sedang berubah cepat. Ditandai dengan perubahan Infornation Communication and Technology (ICT). Yang memungkinkan perubahan interaksi personal, masyarakat bahkan negara. Nah GPII secara kelembagaan harus beradaptasi. Untuk itu, kaderisasi dan penguatan kelembagaan harus dilakukan secara kontinyu ujar, Karman BM, Mandataris Muktamar Bersama Gerakan Pemuda Islam (GPI) & Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) tahun 2013 di Medan sumatera utara dalam keteranganya yang di terima redaksi, Jumat (02/10/2020).
Di kesempatan yang sama, A Toha Almansur Ketua Umum Pimpinan Pusat GPII (PP GPII) dua periode 2004 – 2008 & 2008 – 2012 mengatakan kader GPII harus bisa membaca pesan zaman, mengambil peran dalam masyarakat khususnya generasi muda.
Menurut Toha, tema awal ketika GPII berdiri adalah untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, dan mensiarkan ajaran Islam, ajaran Quran.
Kedua tema tersebut masih relevan hingga sekarang, tuntutan untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan masih menjadi tugas kita semua sebagai kader bangsa. demikian juga dengan kewajiban mensiarkan ajaran Islam sesuai dengan konteks tantangan zaman masih menjadi tantangan yang harus bisa dijawab oleh GPII
Dan terakhir, tentang jalan politik, GPII adalanh organisasi politik tapi bukan parpol. Maka menjadi kewajiban bagi GPII untuk memberikan penyadaran politik kepada generasi muda agar mereka bisa melakukan perubahan melalaui jalur politik secara benar atau politik adiluhung, ungkapnya.
Sementara itu Rahmat Kardi Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Islam (GPI) 2010 – 2013 terakhir sebelum akhirnya melebur menjadi GPII dalam muktamar bersama GPI & GPII di Medan tahun 2013 menegaskan, GPII tetap terus bergerak dan menjadikannya sebagai wadah berhimpun pemuda Islam nusantara dan tetap berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Energi anak muda GPII sebagai kaum pembaharu Islam harus tetap bersinar di tengah krisis ekonomi dan Pandemi yang tengah mewabah di seluruh dunia. GPII harus selalu hadir membawa solusi dalam agenda keumatan dan kebangsaan apapun situasinya”, ujar Rahmat yang bersama Toha Al Mansur mantan Ketua Umum GPII melaksanakan muktamar bersama hingga terpilihnya Karman BM mandataris Muktamar penyatuan di Medan tahun 2013 lalu.
Seperti di ketahui GPII di dirikan oleh tokoh-tokoh muda pejuang kemerdekaan pada 2 Oktober 1945 oleh antara lain KH Wahid Hasyim, Muhammad Natsir dan Anwar Tjokroaminoto.
Misi utama pendiriannya sesuai zaman revolusi kemerdekaam yakni ikut mempertahankan Kemerdekaan dan Mensyiarkan nilai-nilai islam melawan westernisasi barat yang di tinggalkan Belanda.(YS/JKST)