Demikian dikatakan Fadli Zon yang juga pernah mengusulkan nama Provinsi Sumatera Barat diganti nama dengan Provinsi Minangkabau.
“Sebagai warga asli Jawa Barat, Fadli Zon mendukung perubahan nama tersebut. Menurut dia, nama Sunda sudah ada sejak lama sebelum nama Jawa Barat,” katanya dalam dialog kecil Kongres Sunda perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda atau Pasundan di sekretariat Kongres Sunda yang juga Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut, Kota Bandung, Selasa 10 November 2020.
Dikatakan Fadli bahwa dirinya akan mendukung dipastikan yah. Apalagi masyarakat yang menginginkan nama Provinsi Sunda. “Ini saya kira masuk akal,” tambahnya.
“Perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda sudah sangat memungkinkan untuk dilakukan,” tegasnya.
Mendukung Pengembalian nama sekaligus pemekaran 16 CDOB untuk marwah, keadilan fiskal dan kesejahteraan rakyat. Fadli Zon mengusulkan agar dilakukan pendukungan anggota DPR RI Dapil Jawa Barat bila diperlukan RUU Inisiatif Perubahan Nama Propinsi dalam UU penamaan Propinsi Jawa Barat tahun 1950, beliau siap membubuhi tandatangan.
“Ini juga didukung oleh ajuan beberapa tokoh Sunda, bahkan dari riwayat sejarah, Tatar Sunda sejarahnya sudah cukup tua di Indonesia,”
Ia juga mengatakan Tatar Sunda ataupun Negeri Pasundan memiliki sejarah dari abad ke-2, ke-4 masehi. Namun ada juga peninggalan Sunda pada 5000 tahun yang lalu yang berada di Bogor tepatnya bangunan Arca Domas. Fakta sejarah di masa lampau, telah ada istilah kepulauan Sunda Besar dan kepulauan Sunda Kecil.
Sebelumnya diketahui, Fadli juga mengusulkan nama Provinsi Sumatera Barat diganti nama dengan Provinsi Minangkabau. “Apalagi menurut saya memang mayoritas adalah masyarakat etnis Sunda dan punya banyak keistimewaan-keistimewaan di masa lalu juga. Dulu yang namanya Batavia, zaman Belanda masuk wilayah Jawa Barat atau Pasundan. Kebudayaan yang bahkan sampai wilayah yang masuk wilayah administrasi Jawa Tengah,” terangnya.
Secara umum di Jawa Barat selain Suku Sunda, juga terdapat Suku Bangsa Cirebon yang berada di perbatasan dengan Jawa Tengah.
“Wilayah Jawa Barat juga mencakup wilayah Bekasi dan Depok. Di tempat ini banyak terdapat suku bangsa Betawi di dalamnya. Karenanya kita perlu adanya dialog yang menjembatani pertemuan kedua belak pihak,” jelasnya.
Fadli menilai bahkan masyarakat Betawi tidak masalah membicarakan itu, begitu juga Cirebon karena ada percampuran budaya.
“Semua itu bagian yang perlu dimusyawarahkan. Tapi sebagai sebuah usulan saya kira wajar,”pungkasnya. (AT/JAKSAT) Foto Budi Yanto