Hendrajit Direktur Eksekutif GFI / F0T0 Medita
Pas gegap-gempita urusan menurunkan Baliho, dalam tulisan terdahulu kan saya bilang, jangan nyorot soal Balihonya, tapi cobalah lihat sekeliling tokoh kita ini. Frase sekeliling tokoh kita ini memang berarti orang-orang di ring satunya, tapi yang saya maksud juga berarti melihat letak geografis Petamburan dalam mata-rantai kawasan Tanah Abang. Kalau Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan otaknya Jakarta, maka Tanah Abang ibarat lambungnya Jakarta.
Maka bicara Petamburan, maka kita harus baca geopolitik Tanah Abang. Khususnya Pasar Tanah Abang yang lokasinya terletak di jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat.
Sejak zaman penjajahan Belanda, Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan. Adapun Tanah Abang itu sendiri, kebetulan tempat tinggal saya pas lahir di jalan Tanah Abang Dua, awalnya merupakan daerah pertanian dan peternakan milik warga keturunan Cina.
Pasar Tanah Abang diizinkan beroperasi oleh pemerintah kolonial Belanda pada hari Sabtu. Makanya saat itu dikenal sebagai Pasar Sabtu. Khusus menjual barang2 tekstil, kelontong, dan sedikit sayuran. Pasar yang beratap rumbia dan berupa bedeng ini, berdiri sejak 30 Agustus 1735. Maka sejak itu Pasar Sabtu lebih dikenal dengan Pasar Tanah Abang.
Sekadar informasi, isteri letnan gubernur jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles, Olivia Raffles, dimakamkan di sebuah pekuburan Tanah Abang. Waktu Inggris menjajah Jawa antara 1811-1816, Olivia meninggal pada 1814 saat suaminya memerintah di istana Bogor.
Saat ini Pasar Tanah Abang merupakan pusat grosir terbesar di Indonesia. Juga di Pasar Tanah Abang, terdapat pasar tektil terbesar dan termurah di Asia Tenggara. Bukan sebuah kebetulan kalau museum tekstil ada di jalan KS Tubun, Petamburan. Inget Petamburan jadi inget tokoh kita. Hehehe.
Tapi memang betul lho. Tanah Abang memang merupakan subdistrik dari Jakarta Pusat. Dan subdistrik ini dibagi dalam 7 kelurahan atau adminstrative villagesL Bendungan Hilir, Karet Tengsin, Kebon Melati, Kebon Kacang, Kampung Bali, Gelora, dan lha ini, Petamburan.
Sekadar informasi buat teman-teman dan dulur, saat ini Pasar Tanah Abang merupakan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Jadi bukan sekadar di Indonesia.
Bagaimana gambaran geografis Tanah Abang? Pasar Tanah Abang terletak 0,2 km dari lurah Kebon Kacang, 0,3 km dari Ramayana, 0,3 km dari Masjid, 0,4 km dari Djajanti Plaza, 0,9 k km dari Plaza Indonesia, 1 km dari Sarinah,, s1,9 km dari Menteng Plaza, ,1,9 km dari Galeri Keris, 2 km dari Hero Supermarket di Jakarta Pusat.
Pasar Tanah Abang juga berada sangat dekat dengan lokasi wisata berkunjung di Jakarta Pusat. Mana aja tuh? Pasar Tanah Abang terletak 0,6 km dari Museum Tekstil, 1,8 km dari museum Nasional Merdeka Barat, , 2,4 km dari Museum Juang 45, 2,8 km dari museum Kebangkitan Nasional, 3,3 km dari Museum Sumpah Pemuda Kramat Raya 106. Dari Museum ABRI berjarak 4,9 km.
Singkat cerita, geopolitik Tanah Abang memang punya letak dan lokasi geografis yang amat strategis. Setidaknya Pasar Tanah Abang merupakan simpul pertemuan dari para pedagang, pemneli, broker, pasar tradisional, pasar modern, preman, dan pelancong dari seluruh Indonesia, Asia dan Afrika.
Begitulah. Pasar Tanah Abang sejak awal kemerdekaan Indonesia Agustus 1945, merupakan lokasi pusat perputaran uang, arus manusia, dan barang.
Oh ya, ngomong2 soal preman, sewa parkir di Pasar Tanah Abang mencapai 5 ribu per 10 menit. Karena setiap jengkal lahan di kawasan ini bernilai uang.
Dari bangunan cerita yang saya sampaikan ini, bisa dimengerti jika stabilitas politik dan keamanan menjadi prioritas utama di kawasan Tanah Abang. Pastinya termasuk Petamburan.
Jangan sampai Tanah Abang mengalami luka lambung atau asam lambung naik, sehingga lari ke jantung dan pusat syaraf. Lambung, kata salah seorang tabib saya yang asli Cijantung, ibarat otak kedua bagi manusia. Atau ibarat air radiator dalam mobil. Biar kata bensin full, air radiator meledak, mobil kagak bisa jalan.
HENDRAJIT, GFI