Oleh Taufan S. Chandranegara *)
Patahan pada benua di planet bumi, makna pengingat pelupa-an, agar makhluk hidup tetap terjaga kesadaran, merawat planet ini, jauh dari sampah-kotoran, apapun itu, kotor bukan bersih, ataupun sebaliknya, sebagaimana kalau kaca mobil kotor, berdebu akan terasa buram pandangan, membahayakan pengemudi, lagi, karena kotor.
Sebuah negara, inheren-bangsanya, ikhlas bersama merawat negeri tercinta-menggiatkan budi daya kegunaan bermanfaat, sosio-kultural, ekonomi-perdagangan, menjaga keamanan ruang kreatif-ekosistem, agar oksigen tetap terjaga, humanis, untuk kesehatan bersama secara tata laksana interior maupun eksterior, tentu hal semua tersebut itu, lagi, kembali pada pedoman hidup bersama sebuah negara dimanapun.
Meniscayakan sebuah sumpah dalam teks tata krama telah mengatur kebaikan daya guna tata laksana tugas kewajiban, sebagaimana, Gajah Mada, patuh pada sumpah Palapa, janji, tak sekadar komitmen menjaga negerinya kala masa lampau, kini, telah menjadi pahlawan sepanjang masa, indah dikenang-membanggakan.
Jauh, dari perilaku arogan-gigantik bak pahlawan kesiangan mentang-mentang, lantas meluncurkan nada sumbang serupa keangkuhan, apapun itu, bukan contoh baik di ruang publik, dilihat generasi unggul penerus bangsa. Jangan gemar berkoar-koar, keangkuhan, jatuhnya akan kepelimbahan jua loh.
Lihatlah ‘Operasi Tangkap Tangan-Komisi Pemberantasan Korupsi’, top banget, keren banget. Tanpa berkoar-koar, telah melakukan tindakan keadilan dalam operasi sunyi, tak perlu bersuara keras serupa nada sumbang-kesombongan.
OTT-KPK, Bagaikan gaib teknologi, rudal di tembakan meluncur tepat sasaran, dalam kendali sistem perencanaan, rancangan baik-intensitas, integritas intelegensi tekno-sains, prima spektakuler.
OTT-KPK, contoh baik berbudi luhur, mengagumkan, bagai gaib semesta “Jring!” lagi, tersangka koruptor masuk perangkap, terus bertahap hari demi hari OTT-KPK, kerja dalam sunyi, tanpa koar-koar arogansi ha-ha-ha, lagi, tersangka tindak pidana korupsi terungkap “Jring!” lagi, kawanan oknum koruptor, keok, tertangkap tangan.
Kagum pada OTT-KPK, tertulislah puisi di bawah ini, hamba mempersembahkan, bagimu OTT-KPK. Salam Indonesia Keren. Negeri, para sahabat. Salaman.
Mata Langit
Mata hati. Mata nurani
Mata jiwa, bukan mata-mata
Mata langit
Mata Merah Putih
Realitas, menyerap kebenaran
Menyergap, ketidak adilan.
*) Oleh: Taufan S. Chandranegara, praktisi seni
Jakarta Indonesia, November 28, 2020