Oleh Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menegaskan, Partai Gerindra mendukung kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membubarkan kelompok intoleran. Rahayu melalui akun Twitter miliknya @rahayusaraswati membagikan beberapa tautan pemberitaan mengenai kebijakan tegas partainya itu atas pembubaran kelompok intoleran tersebut. (2/1/2021).
Luar biasa partai Gerindra, pernyataan ini justru menguatkan tuduhan pemerintah pada ormas yang dianggap kelompok intoleran tanpa putusan pengadilan. Gerindra, juga tutup mata atas dukungan FPI yang saat Pilpres 2019 berjibaku mendukung Prabowo, Ketua Umum partai Gerindra.
Tuduhan kelompok intoleran, dalam kasus pembubaran ormas tentulah di alamatkan kepada FPI. Sebab, konteks pernyataan Partai Gerindra adalah pasca pengumuman pembubaran FPI.
Sementara itu, frasa “intoleran” sebenarnya lebih tepat disematkan kepada Partai Gerindra, khususnya Prabowo. Saat pendukungnya berjibaku berjuang, dan banyak yang tewas dan dipenjara, Prabowo justru melegitimasi kezaliman dengan menjadi Menhan Jokowi. Ini bukannya intoleran ?
Saat Habibana tak bisa pulang di Arab Saudi, Prabowo dengan jabatan Menhan nya tidak melakukan tindakan apa-apa. Padahal, dahulu berjanji akan memulangkan HRS. Ini bukannya intoleran ?
Saat Habibana di kriminalisasi, di Penjara, Cawapres yang juga pembesar Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno justru merapat menjadi menteri Jokowi. Ini bukannya intoleran ?
Saat 6 syuhada FPI tewas ditembak mati aparat polisi, Gerindra tidak mengumumkan bela sungkawa. Apalagi, ikut memperjuangkan agar pelakunya dituntut secara hukum. Ini bukannya intoleran ?
Yang paling parah, saat rakyat tenggelam dalam kezaliman, Prabowo justru timbul bersama penguasa zalim. Padahal, dahulu berjanji akan timbul dan tenggelam bersama rakyat. Ini bukannya intoleran ?
Partai Gerindra, ibarat kacang lupa kulitnya. Partai Gerindra, mempraktikkan tindakan intoleran dengan mengabaikan pemilihnya, pendukungnya, bahkan ikut bersuara menyampaikan ujaran kezaliman rezim zalim.
Partai Gerindra, tak punya perasaan, ikut bersuara menyudutkan umat Islam. Padahal, Gerindra diam saja masih dipertanyakan, mengapa tidak membela rakyat yang dizalimi ? Apalagi, bersuara mendukung kezaliman, sungguh menyakitkan.
Partai Gerindra, adalah partai pengkhianat. Tak amanah atas janji yang pernah diikrarkan. Partai Gerindra, sama seperti partai sekuler lainnya, hanya berburu kekuasaan.
Wahai umat, demikianlah mereka. Apa yang nampak di mulut mereka begitu membenci kalian. Apa yang ada di dada mereka, lebih dahsyat lagi. [].