Oleh Gan-Gan R.A*
I.
Nama panggilannya Easy Eddie, pengacara handal, terkenal dan menjelma legenda dalam dunia advokat di Amerika Serikat. Tidak ada pengacara lain yang sanggup menandingi kehebatan Eddie ketika menghadapi pertarugan hukum di persidangan. Hampir semua kasus yang ditanganinya selalu menang, dan dia diganjar dengan bayaran honor termahal pada zamannya. Eddie sangat pintar, menguasai seluk beluk dan celah hukum, memiliki koneksi yang luas dan piawai memanipulasi. Manuver hukumnya selalu berhasil mematahkan serangan lawan dan pasal tindak pidana yang disangkakan aparat penegak hukum.
Al-Capone, kepala kelompok mafia Chicago sangat kagum dengan cara Eddie menangani perkara. Capone mengontak Eddie untuk membuat kesepakatan perjanjian, menandatangani kontrak ekslusif dengan Easy Eddie sebagai pengacara tetapnya demi melindungi seluruh kepentingan kerajaan bisnisnya dan menutupi sepak terjang aksi kejahatannya. Untuk kerja kerasnya, Eddie diguyur bayaran yang sangat besar, mendapatkan dividen dari saham yang diberikan Capone serta diberikan fasilitas super mewah. Sejak itu, Capone dan kelompok mafianya selalu terbebas dari jeratan hukum.
Easy Eddie, tumbuh menjadi seorang pengacara kaya raya dan disegani. Eddie memiliki jet pribadi, mendiami mansion, rumah mewah yang lebih mirip sebuah istana, sebuah pemukiman yang sangat luas meliputi hampir seluruh blok yang ada di kota Chicago. Kekayaannya berupa aset properti tak terhitung jumlahnya, tanah, mobil sport dan tumpukan dolar di bank. Tapi batinnya selalu resah, dihantui perasaan bersalah. Kesadaran pada nila-nilai kemanusiaan yang tinggi dan panggilan jiwa untuk menegakkan keadilan mengusik kemewahan yang dimiliki Eddie, terutama karena dia sangat menyayangi anak lelakinya.
Sekalipun Easy Eddie bekerja untuk kelompok mafia yang paling ditakuti di Chicago, Eddie mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik. Tapi satu hal yang menggelisahkan pikiran Eddie, dirinya merasa belum memberikan suri tauladan yang bisa dijadikan contoh untuk anak yang sangat disayanginya.
Eddie terobsesi ingin memberikan suri tauladan kepada anak lelakinya agar kelak anaknya tidak terperangkat dalam keputusan memilih jalan hidup seperti dirinya. Di tengah kehidupan hedonis bergaya gengster, jauh di dasar jurang batinnya, Eddie merasa sepi dan tidak bahagia. Dia berpikir keras, mencari sesuatu yang dapat dibanggakan anaknya jika kelak ajal menjemputnya.
Satu waktu, Eddie merenung, warisan apakah selain harta yang dapat dibanggakan anaknya? Dia gelisah, hingga sampai pada kesimpulan, warisan nama baik adalah warisan yang paling tepat untuk diberikan pada anak lelakinya. Warisan nama baik yang dapat dibanggakan keturunannya.
Lalu Eddie mengambil keputusan yang penuh resiko, memutuskan membantu FBI dan memberikan kesaksian di persidangan atas semua aksi kejahatan yang selama ini dilakukan kelompok mafia “Big AI” julukan Capone. Ini menjadi peristiwa kontroversial yang menggegerkan publik. Dukungan dan hujatan bergulir menjadi polemik, tapi Eddie tidak memperdulikan semua itu, dia terus berjalan dengan sebuah keyakinan.
Eddie bertekad akan menebus semua kesalahan besar yang telah dilakukannya selama ini, karena telah menjadi pengacara gembong mafia yang mengeruk dolar dari bisnis ilegal minuman keras, prosititusi dan aksi pembunuhan yang keji. Dia bersumpah akan menjebloskan para mafia ke dalam penjara atas aksi kejahatannya yang memakan korban warga sipil yang tidak berdosa.
Bagi Eddie, ini bukan saja penebusan dosa tetapi demi menunaikan sebuah keyakinan yang akan diwariskan pada keturunannya, mewariskan nama baik agar kelak anak lelakinya memiliki kebanggaan pada ayahnya, bukan sebagai pengacara terkenal yang membela kepentingan gengster, namun sebagai manusia yang memiliki martabat dan kesadaran sosial untuk aktif terlibat memperjuangkan penegakan hukum dan menegakkan keadilan serta melindungi kehidupan masyarakat dari pengaruh buruk sepak terjang kelompok mafia. Eddie menyadari langkah yang ditempuhnya mengundang kematian. Setiap langkah Eddie, maut selalu mengincarnya.
Maka, pada suatu hari ketika dia sedang menyetir mobil di jalanan sepi di Chicago, rentetan tembakan mengakhiri hidupnya. Eddie tewas dengan mengenaskan, namun dia berhasil memenangkan pertarungan batinnya untuk memberi suri tauladan pada anaknya.
Polisi yang memeriksa jasad Eddie yang penuh peluru di tubuhnya, menemukan sebuah rosario dari dalam kantungnya dan selembar puisi tentang pentingnya mengisi kehidupan dengan nilai-nilai filosofi kemanusiaan yang tinggi. Kematian Eddie bukalah akhir dari perjalanan hidup seorang pengacara ulung yang tragis, kematian Eddie adalah ladang subur untuk tunas yang akan berkembang dan memberi inspirasi kebajikan pada generasi.
II.
Seorang prajurit berpangkat Lieutenant Commander Angkatan Laut setingkat Mayor di United States Air Force selama Perang Dunia II bertugas di kapal induk USS Lexington sebagai pilot pesawat tempur. Dalam sebuah misi rahasia dia menjadi salah satu “wing-man” dari formasi tempur pesawat-pesawat squadron di armada kapal induk USS Lexington.
Bersama pesawat tempur squadron lainnya, dia terbang untuk berperang dengan pasukan tentara Jepang. Dalam perjalanan, dia baru sadar ketika melihat petunjuk isi tangki bahan bakar pesawatnya terbuka yang menyebabkan pesawatnya kehabisan bahan bakar. Melalui radio dia melaporkan pada komandan squadron tentang bahan bakar pesawatnya yang menipis. Dia diperintahkan kembali, sementara squadron lainnya tetap maju menjalankan misinya.
Dalam perjalanan pulang, dia melihat 9 pesawat pengebom Jepang menuju arah yang sama dan akan menenggelamkan kapal induk USS Lexington. Di hadapannya 9 pesawat pengebom Jepang dan dia harus menghadapi rombongan pesawat musuh sendirian. Sementara di kapal induk USS Lexington ada ratusan awak yang tidak menyadari pesawat musuh datang untuk menyerbu & akan menenggelamkan kapal induk USS Lexington.
Dia harus mengambil keputusan yang cepat, dan akhirnya dia memilih mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan keselamatan awak kapal USS Lexington dan tentu saja demi pengabdian dan kehormatan negaranya.
Dengan gagah berani, dia memilih menyerang menembakan peluru ke 9 pesawat pengebom Jepang. Melewati pertempuran sengit di udara, 4 pesawat Jepang jatuh ke laut dan secara bersamaan dia kehabisan peluru. Dia tidak kehabisan akal, tetap menyerang, merusak sayap dan ekor pesawat musuh. 1 lagi pesawat pengebom Jepang jatuh, dan itu berarti 5 pesawat musuh sudah berhasil dihancurkannya.
Dia terus bermanuver dengan sisa kekuatan melawan 4 pesawat pengebom Jepang. Melihat aksi nekat dan gila, akhirnya 4 pesawat pengebom Jepang memutuskan untuk pergi meninggalkan pertempuran udara. Dia pun pulang dengan kondisi pesawat compang camping, lalu mendarat di kapal induk USS Lexington. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Februari 1942.
Semua awak kapal induk USS Lexington terpana, mendengarkan kesaksian atas pertempuran sengit di udara melawan pesawat pengebom Jepang yang berlangsung dramatis. Atas aksi heroiknya, dia diganjar Medali Kehormatan, “Congressional Medal of Honour,” penghargaan tertinggi bagi prajurit di US Air Force & dia orang pertama yang mendapatkan medali kehormatan itu selama Perang Dunia II berlangsung.
Siapakah prajurit yang heroik itu? Dan mengapa cerita ini menarik untuk disimak?
Lieutnan Commander yang heroik itu bernama Buth O’ Hare, anak lelaki kesayangan Easy Eddie yang memiliki nama asli Edward Joseph O’Hare, pengacara ulung mafia Al-Capone yang bertobat & ingin memberikan warisan nama baik pada anaknya. Nama Buth O’Hare berdasarkan keputusan pemerintah dan kongres Amerika Serikat diabadikan menjadi nama bandara internasional di Chicago. O’Hare Internasional Airport.
Buth O’ Hare adalah seorang pahlawan besar dalam lembar sejarah militer Amerika Serikat, dan ayahnya Easy Eddy atau Edward Joseph O’Hare adalah legenda dunia pengacara di Amerika Serikat yang menumpas aksi kejahatan kelompok mafia Chicago yang berhasil menjebloskan Al-Capone ke dalam penjara. Kisah heroik seorang ayah yang membentuk karakteristik anak dengan sebuah keyakinan untuk meninggalkan Legacy yang bisa memberi inspirasi kepada generasi berikutnya.
Legacy, mata air inspirasi yang akan terus mengalirkan kejernihan kesadaran pada nila-nilai filosofi kemanusian yang melampaui materi. Mewariskan nama baik kepada anak lebih berharga daripada mewariskan setumpuk harta. Warisan nama baik yang diberikan orangtua pada anaknya akan menanamkan nilai luhur yang abadi, kebanggaan tak ternilai dan selalu menghembuskan ilham untuk melakukan kebajikan bagi kehidupan umat manusia.
Menjaga nilai-nilai luhur peradaban bisa berawal dari legacy. Saya cukup lama termenung menyimak kisah ini. Batin saya bergetar.
*Praktisi hukum, pencinta kopi dan puisi. (tulisan ini dikutip dari berbagai sumber)
Tangerang, 29 Januari 2021