M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.(foto ajiesukma/JakSat)

by M Rizal Fadillah

Gubernur Kaltim Isran Noor memuji Jokowi karena akan memindahkan Ibukota negara ke Kaltim dengan menyatakan bahwa Jokowi pasti masuk Surga. Isran mengaitkan dengan kegagalan Soekarno dan Soeharto memindahkan Ibukota ke Kalteng dan Jonggol. Jokowi dinilai sukses.

Gubernur penjilat memang payah.

Berjasa memindahkan Ibu Kota belum tentu jalan menuju Surga, tergantung motivasi dan memproses perpindahan baik atau tidak. Jika perpindahan itu bukan aspirasi rakyat, tapi kemauan sendiri maka Jokowi telah berbuat bukan demi kepentingan rakyat. Termasuk juga jika dengan memanipulasi aspirasi yang disuarakan oleh Wakil Rakyat di DPR RI.

Jika motivasi pemindahan Ibu Kota adalah sebagai proyek yang hanya menguntungkan istana dan kroni, membuka investasi taipan, hutang LN menumpuk, membohongi rakyat, dan membangkrutkan perekonomian negara, maka pemindahan Ibukota justru mengantarkan Jokowi ke Neraka. Apalagi jika rakyat mengecam dan mengutuknya. Gubernur Kaltim yang habis-habisan menjilat, juga ikut dalam rombongan ke Neraka.

Jadi persoalan pindah Ibukota tak perlu dihubungkan dengan Surga dan Neraka, ini persoalan kemashlahatan dan kemudharatan berbangsa dan bernegara. Kadang aneh para pendukung Jokowi ini, untuk memperkuat wibawa legalitas keagamaan ditempelkan seperti Jokowi yang pernah disamakan dengan Khalifah Umar bin Khattab. Namun ironinya urusan umat Islam sering dipinggirkan dan dipojokkan.

Dana zakat, wakaf, konon juga haji dikuras, tetapi aktivis keagamaan dan ulama dikriminalisasi. Organisasi da’wah diteroriskan, umat Islam distigmatisasi radikal, intoleran, dan ekstrim. Sungguh kezaliman yang nyata. Bagaimana bisa hanya sekedar pemindahan ibukota bisa menyebabkan masuk Surga ?

Ingat dahulu Kenal Attaturk bapak sekularisasi sukses memindahkan Ibukota negara Turki dari Istambul (Islam full) ke Ankara, jangankan indikasi Surga, nyatanya betapa sulitnya bumi ini menerima jasad sang Presiden yang telah menzalimi umat Islam itu.

Yang pasti, kezaliman itu adalah perilaku yang diancam masuk Neraka. Untuk ini tak ada ikhtilaf atau perdebatan.

“Orang yang paling dibenci Allah dan dijauhkan dari Allah adalah pemimpin yang zalim” (HR Turmudzi).

“Mereka memiliki tikar tidur dari api Neraka. Dan di atas mereka ada selimut (api Neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yg zalim” (QS Al A’raf 41).

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan.

Bandung, 11 April 2021