JAKARTASATU.COM – Aktivis Pro-Demokrasi (PRODEM) menganggap Pemerintahan Presiden Jokowi mengalami kemunduran demokrasi. Hal ini juga diungkapkan Pengamat Politik Rocky Gerung. “Jokowi telah salah arah menilai demokrasi di Indonesia, ini didasari karena adanya cacat hukum atas penahanan Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat,” katanya.

Rocky mengatakan pendiri demokrasi di Indonesia bukan berawal dari Presiden Jokowi, melainkan dari para aktivis.

“Jokowi datang ketika lahirnya demokrasi sudah ada. Jadi, bukan beliau yang membuatnya bahkan SBY dan Gus Dur datang ketika demokrasi sudah ada sehingga penciptanya itu siapa? Ya. Syahganda,” tegasnya dalam acara “Demokrasi harus Diselamatkan Bebaskan Syahganda” dan buka puasa disebuah cafe di bilangan Radio Dalam Jakarta Selatan, (26/4-21)

Rocky juga menyoroti langkah presiden yang ingin membuat demokrasi di Indonesia. Akan tetapi, dia menyebutkan bahwa hal itu menjadi salah logika.

“Sekarang ini dibolak-balik. Presiden Jokowi sedang berupaya membuat demokrasi. Justru ketika kepemimpinan beliau demokrasi menjadi turun, logika begitu,” tambah Rocky.

Rocky lebih lanjut mengatakan bahwa dirinya bersama aktivis Pro-Demokrasi ingin membebaskan Syahganda dari segala tuntutan hukum. Sebab, dia beralasan ingin menyingkirkan persoalan politis dalam hal demokrasi.

“Kami ingin menyingkirkan persoalan demokrasi agar Syahganda lepas dari tuntutan hukum yang tak adil. Kami tidak ingin demokrasi diselamatkan karena kami punya ilmu masing-masing,”tegasnya.

Kita ketahui, Syahganda Nainggolan yang kini mendekam akan divonis enam tahun penjara usai membuat cuitan terkait UU Omnibus Law Cipta Kerja di PN Kota Depok pada Kamis (29/4-21) lusa. Selain Syahganda ada juga Jumhur Hidayat yang pro demokrasi yang jadi korban dari salah kaprahnya demokrasi di era pemerintahan saat ini. (RSS/JAKSAT)