by M Rizal Fadillah
Muchammad Nabiel Haroen, S.Pd, M.Hum anggota DPR Fraksi PDIP meminta agar bantuan masyarakat Indonesia untuk Palestina di audit. Usulan yang seperti simpatik tapi dapat diinterprestasi sebaliknya. Prasangka atau antipati.
Gerakan bantuan Palestina bersifat insidentil dimana dalam kasus saat ini jelas disebabkan oleh membabi buta serangan Israel ke jalur Gaza yang menewaskan banyak warga Palestina, termasuk anak-anak. Bangunan banyak yang hancur. Awalnya pengusiran sewenang-wenang di Sheikh Jarrah dan serangan ke Masjidi Al Aqsho. Bantuan rakyat Indonesia dipastikan tidak cukup untuk melakukan rekonstruksi.
Usulan Nabiel Harun patut disikapi dengan pentingnya dilakukan audit yang transparan untuk kondisi kas partai partai khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hal ini mengingat terbukti bahwa PDIP adalah partai dengan kader yang terbanyak korupsi. Dan korupsi kader khususnya mereka yang memiliki jabatan strategis diduga kuat mengalokasikan dananya untuk kas Partai. Partai di Indonesia cenderung pragmatis dan transaksional.
Bukan hanya konteks korupsi tetapi juga alokasi dana dari Cabup/Wakil, Cawalkot/Wakil atau Cagub/Wakil, bahkan Capres/Cawapres untuk maju dari PDIP bukan mustahil harus mengeluarkan biaya “kendaraan” yang artinya ini menjadi pengisi kas atau pundi-pundi Partai. Belum lagi dari setoran wajib anggota legislatif di semua tingkat. Tercatatkan secara formal yang terlaporkan secara resmi ?
Audit Partai secara transparan harus dilakukan, jangan sampai juga ada dana Partai yang digunakan untuk suap atau pelicin Jabatan tertentu. Tentu ada timbal balik dari suap tersebut. Kembali ke kas Partai lagi. Perputaran dana-dana misterius begini biasanya tidak terlaporkan. Karenanya harus ada dan dimulai audit terbuka bagi publik mengenai kondisi kas Partai. PDIP sebagai pemenang Pemilu harus meberi contoh.
Jangan sok transparan,obyektif, dan mempermasalahkan bantuan sukarela untuk kepedulian kemanusiaan Palestina, padahal kondisi keuangan Partai sendiri tidak teraudit dengan baik. Ayo Nabiel Harun lantanglah berteriak agar kas PDIP diaudit secara transparan. Itu baru hebat dan patut diacungi jempol. Anggota legislatif yang kritis dan peduli. Ingin membersihkan semua.
Ada ketidakpercayaan pada Pemerintah yang menyangkut dana-dana umat. Setelah dana haji diragukan penggunaan, dana zakat, wakaf, kini dana Palestina pun dikotak atik. Apakah akan dipajak atau digasak ? Rakyat tahu Pemerintah sedang pusing dengan kondisi keuangan negara, hutang terus digali meski harus dengan menjual harga diri, demikian juga dengan penarikan dana masyarakat yang terus meningkat. Rakyat semakin sengsara dan menderita.
Mulailah gerakan pembenahan dari pembersihan Partai Politik. PDIP harus membuktikan sebagai partai yang bukan terkorup, terboros, atau terbesar bermain suap menyuap. Jalannya adalah audit kas Partai secara transparan. Rakyat berhak tahu bahwa Partai bukanlah penjahat keuangan negara.
Terimakasih Muchammad Nabil Harun yang kritis soal keuangan. Ayo Audit kas Partai dengan memulai dari PDIP sendiri.
Kita semua akan mendukung dan bahagia.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
Bandung, 23 Mei 2021