Yusri Usman, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI)

JAKARTASATU.COM – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengapresi kerja cepat jajaran Polda Sumatera Utara dalam mengungkap penembakan yang mengakibatkan wartawan di Simalungun, Sumatera Utara, Marah Salem Harahap (42) tewas dengan luka tembak di paha kiri.

“Korban yang akrab disapa Marsal diduga dibunuh secara bersama-sama dan terencana oleh tersangka S selaku pemilik Cafe & Bar Ferari bersama tersangka YFP serta satu anggota TNI, Praka AS yang tengah ditangani Pomdam I/Bukit Barisan,” jelas Yusri dalam keterangan Persnya (Sabtu, 27/6/21).

Yang menarik Yusri Usman mengatakan bahwa masyarakat dan Kepolisian tidak percaya begitu saja dengan tudingan tersangka S yang menyebut dirinya melakukan pembunuhan lantaran korban meminta jatah bulanan sebesar Rp.12 juta.

“Semoga saja penyidik dan masyarakat tidak mudah mempercayai keterangan tersangka S ini. Apalagi korban sudah meninggal tak bisa membela diri atas tuduhan itu. harus dibuktikan hasil otopsi korban (almarhun) apakah dia sebagai pemakai narkoba?” tanya Yusri.

Menurutnya, suatu hal yang tak lazim dan tidak masuk akal bahwa bila korban sudah sering menerima jatah (uang) tapi tetap memberitakan soal peredaran narkoba di resto milik tersangka S.

“Apalagi, sebelum ditembak paginya Almarhum baru saja menurunkan berita ‘Beroperasi Sore Hari, Diduga Pil Ekstasi Kembali Beroperasi di THM Ferari, Satnarkoba Siantar Tutup Mata’,” tegas Yusri.

Kita sangat apresiasi langkah Pangdam segera menangkap anak buahnya yang terlibat, mudah-mudahan Kapolda juga bersikap sama bila anak buahnya ada yang diduga terlibat, lanjut Yusri.

Ada Jaringan Terorganisir

Berdasarkan pengenalan dan informasi dari rekan-rekannya dengan korban, di Pematangsiantar dan Simalungun, Yusri meyakini alamarhum Marsal Harahap bukan sosok yang bermental ‘penerima jatah’ apalagi sebagai pengguna maupun pengedar narkoba.

“Telah menjadi rahasia umum, peredaran narkoba itu diatur oleh jaringan yang terorganisir, gak sembarang merekut anggota, dan biasanya punya backing yang kuat,” kata dia mengingatkan.

Yusri berharap, Polisi khususnya Kapoda Sumut dan jajarannya menjadikan pengakuan tersangka S soal adanya peredaraan narkoba di Resto Ferari menjadi pemacu untuk semakin mengungkap jaringan narkoba yang marak khususnya di Pematangsiantar dan Simalungun.

“Hal yang selalu diberitakan oleh almarhum, betapa ironisnya, peredaran Narkoba marak sementara Polres Simalungun dan Polresta Pematangsiantar mempunyai Satuan Reserse khusus untuk memberantas Narkoba, belum lagi Satuan Intelijennya. Lalu…apa kata dunia?” kata Yusri.

Sekadar melawan lupa, sebelum penembakan atas korban terjadi, korban melalui media milik korban, pada pada 1 April 2021 lalu, juga diberitakan kasus penyebaran video dugem mantan Kasat Narkoba Polresta Siantar di Studio 21 Milies, tuurnya.

“Saat ini CERI sekali lagi berharap agar masyarakat yang berakal sehat tidak mempercayai tuduhan sepihak atas diri korban alm. Marah Salem Harahap oleh tersangka S, yang sudah mengaku sebagai otak pembunuhan atas almarhum,” pungkasnya. (AHM/JAKSAT)