Adanya aksi dan tuntutan dari para jurnalis kota Tangerang Selatan dalam kasus kadispora versus jurnalis media online mendapatkan tanggapan dari tokoh Pencak Silat yang juga ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Tangerang Selatan, H. Tomy Patria Edwardy alias Bang Tomi.
Ketua IPSI Kota Tangerang Selatan tersebut menilai permasalahan yang terjadi antara pembina IPSI Kota Tangsel dengan jurnalis media online itu sepatutnya dilihat secara OBYEKTIF dan tidak mengasal dalam menulis sebuah berita atau mengambil kesimpulan agar tidak hoax.
“Saya melihat berdasarkan video yang viral, beredar di publik dan jelas tidak tampak terlihat adanya intimidasi apalagi mengancam keselamatan sang jurnalis sendiri, memang begitulah gaya pesilat namun tidak ada maksudnya bersikap arogan tapi malah bersahabat,” kata Bang Tomi Patria, dilaman MediaBantenCyber.co.id Sabtu (26/6/2021) sore.
Dirinya berharap tidak ada permasalahan yang dirugikan atau diuntungkan dalam aksi unjuk rasa dan pemberitaan yang sempat menjadi headline news beberapa media.” Permasalahan akan selesai dan terbuka lebar jika keduanya mau saling memaafkan dan memakluminya,” sarannya.
“Pak Wiwi adalah warga Tangsel, walau pernah menjadi pesilat dan ketua IPSI Kota Tangsel tapi beliau sebenarnya tidak arogan seperti anggapan dari rekan-rekan jurnalis, saya hapal karakter beliau,” terang Bang Tomi.
“Apalagi beliau itu pejabat publik, tidaklah seperti itu penilaian rekan-rekan media,” tambah Bang Tomi.
Tomi Patria juga meminta kepada dewan pers untuk dapat bijak melihatnya jika nantinya ada laporan dari Wiwi Martawijaya selaku pembina IPSI Kota Tangsel terkait berita yang telah ditayangkan oleh salah satu media online di Kota Tangsel yang tanpa melalui proses kode etika (konfirmasi/klarifikasi) kepada yang bersangkutan (Wiwi Martawijaya) karena pemberitaan tersebut jelas telah menyudutkan dan merugikan nama baik dan kehormatannya baik sebagai pribadi maupun dirinya sebagai pejabat publik.
Bang Tomi pun tidak ingin masalah pembina IPSI Kota Tangsel dengan jurnalis berlarut lantaran keduanya pun saling mengenal satu sama lainnya.
“Sebagai ketua IPSI kota Tangsel saya hanya meminta agar rekan jurnalis tidak menganggap kasus kadispora yang juga pembina IPSI Kota Tangsel ini seperti kasus-kasus yang dialami oleh wartawan dalam pengungkapan kasus di daerah lain,” harapnya.
Malah, dirinya berharap keduanya dapat saling bertemu, berbicara dari hati kehati dan memilih berdamai dalam suasana yang saling membutuhkan baik informasi atau pun wewenangnya sebagai pejabat publik dan juga wartawan.
“Tidak ada kekisruhan dan tidak ada tuntutan dari lembaga manapun jika kita memandangnya secara obyektif dan berimbang, saya minta juga agar masyarakat bijak dalam hal ini untuk menilainya,” tandas Bang Tomi Patria, Ketua IPSI Kota Tangerang Selatan.(BTL/JAKSAT)