Nikmatnya “Café Moulu Oriental – MOUTURE FINE & CAFE 100% ARABICA Moulu – CAFE MASSAT”/AME

Pagi ini Selasa yang indah. Indah karena  saya senang bahwa ada dua srikandi kita (Greysia Polii dan Apriyani Rahayu) mencatatkan sejarah manis dengan menjadi ganda putri pertama yang menyumbang emas di Olimpiade Tokyo 2020. Senang ikut terharu bangga, permainannya indah dan sangat dahsyat. 

Sambil menikmati kopi kiriman dari Montpellier France yang masih ada, “Café Moulu Oriental – MOUTURE FINE & CAFE 100% ARABICA Moulu – CAFE MASSAT” saya menikmati 100% ARABICA Moulu-CAFE MASSAT. Hmmm enak banget. Trims Dini David Massabuau yang sudah kirim kopi ke rumah dari Perancis ini luar biasa. 

Sebagai penyuka kopi tentunya seduhan demi seduhan aku dinikmati penuh dengan rasa dan hati. Kehangatan dan rasa untuk menuju keberkahan. Kopi adalah satu spirit dalam pagi, siang, sore mapun malam. Di dunia banyak kita kenal kopi. Saya mengenal banyak kopi dan hampir pernah saya nikmati kopi di semua lingkaran bumi ini. Kawan Pelukis yang tinggal di Myanmar Kang Syarief pernah kirim kopi Myanmar dan enak banget.

Banyak yang kirim paket kopi ada juga yang saya beli khusus kopi pilihan dan ada juga yang saya punya lebih saya bagi-bagi. Bukannya sombong saya punya kecil-kecil usaha kopi berlabel #234Coffee dan kini mengeluarkan diferensiasi produk hanya ada pembeda antara produk sejenis dan ini juga saya bedakan untuk kompetitor produk inti. Produk baru itu saya labeli #EdunCoffee.

Kembali sedikit soal kopi lagi saya ingin sampaikan Kopi Jablum alias Jamaica Blue Mountain misalnya ada teman yang suka dan punya banyak saya suka beli. Kopi Geisha Panama, Brazil Santos, Timor Leste atau lainnya sangat enak untuk dinikmati dengan kehangatan.

Masing-masing 250 gram “Café Moulu Oriental – MOUTURE FINE & CAFE 100% ARABICA Moulu – CAFE MASSAT”/AME

Soal #Ngopipagi saya melihat ada isu besar yang kuat harusnya pada pagi ini kegembiraan yang indah soal medali emas itu. Karena dunia menyoroti dan menyinari Indonesia. Tak bisa dianggap enteng soal Bulutangkis Indonesia akan terus bersinar di dunia. Ini sebuah kemenangan merah putih yang meninju dunia. Bintang besar (gold) diraih oleh anak bangsa kebanggaan tiada tara. Patut disyukuri patut dikhikmati, jelang Indonesia ber-dirgahayu. Namun sayang kemenangan ini tergerus isu lokal uang  2 Triliun yang absurd, bahkan digoreng seorang yang paling merasa paling hebat. Paling tahu komunikasi karena dia memang salah satu dosen universitas ternama. Kawan saya  M rizal Fadillah pagi ini menulisnya begini saya kutip: Altruisme yang dipuji banyak pihak sebagai teladan. Ade Armando dosen UI yang sangat berprestasi dan membuat bangga UI dan dunia akademik “sejagat” ikut memuji keluarga Akidi Tio. “2 Triliun rupiah lho, bukan 2 milyar uang semua gak pake pasir” ujarnya. Sambil menegaskan bahwa Akidi Tio adalah pengusaha Tionghoa.

Tidak lengkap jika  puja-puji Ade ini tidak ditambah dengan nyinyir kepada umat Islam sebagaimana kebiasaannya. Ia menyebut “ini satu lagi tambahan contoh untuk menantang  kelompok-kelompok muslim pribumi yang selalu menjelekkan Tionghoa. Saya mau bilang ini sumbangan pengusaha Tionghoa, mana sumbanganmu ?”. Hebat dan mantap sekali si Ade ini bekoar. 

Akan tetapi tak lama setelahnya terungkap bahwa sumbangan 2 Triliun itu hanya prank saja. Anak Akidi Tio ditangkap dan harus berurusan dengan aparat Kepolisian. Nah kini jelaslah bagi Ade Armando bahwa pengusaha Tionghoa itu tukang tipu dan jika Ade tidak meralat omongannya maka di samping ia tertipu, juga sadar atau tidak ia menjadi bagian dari penipuan itu. 

Banyak uang negara ini telah  dicuri oleh para pengusaha Tionghoa, De ! Coba cek data korupsi di negerimu siapa koruptor kakap perampok uang rakyat itu ? Para pengusaha Tionghoa ! Ratusan Triliun duit semua, gak pake pasir.

Baru nyumbang 2 Triliun sudah dipuja-puji pake nyinyir kepada muslim segala. Ternyata Ade Armando “cerdas” sekali dalam  membuktikan bahwa ternyata 2 Triliun itu pasir semua gak pake duit. 

Ade ini selalu nyinyir kepada umat Islam, orang jadi bertanya Ade Armando ini agamanya apa, muslim bukan ? Baru-baru ini ia mencuit provokatif soal agama pemain bulu tangkis Anthoni Ginting pasca kekalahan di Olimpiade “Eh Ginting itu Islam atau Kristen ? Ya Kristen laah..ooh” Apa kaitan agama dengan menang atau kalah dalam bulu tangkis? Aneh benaknya selalu diisi dengan fikiran buruk soal agama. Moga bukan pasir dan duit isi otaknya. Kini Ade kena batunya, menikmati  prank pengusaha Tionghoa. Semestinya ia malu dan meminta maaf. Tetapi jika rasa malu itu telah hilang dari pribadinya, maka semua nilai-nilai baik dalam beragama dan bernegara bisa dengan enteng diabaikan. Besok mungkin cuitan-cuitan nyinyir Ade akan kita jumpai lagi. 

Jauh sebelumnya pujian itu bagus jika benar. Jurnalis Senior pengusaha media Dahlan Iskan (DIS) yang juga mantan Menteri BUMN memuji habis atas keluarga Keluarga Akidi Tio yang bikin heboh bangsa ini yang sedang prihatin menghadapi pandemi covid 19.  

DIS bahkan mengatakan, “Barusan saya komunikasi lagi dengan sumber saya itu. Katanya masih tetap Senin cair,” kata Dahlan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (1/8). 

Dahlan Iskan Penasaran Akidi Tio Penyumbang Covid Rp2 T. 

Sebelumnya, dalam unggahan DIS menulis ‘Perjuangan 2 T’ pada situs pribadi disway.id, Dahlan menulis dengan judul fantastis Perjuangan 2T ia sempat berbicara dengan sumber yang ia sebut ‘sangat dekat dengan Heryanti’. Sumber itu, menurut Dahlan seorang perempuan yang cukup terkenal. Sumber itu, menurut Dahlan, merasa kasihan kepada Heryanti karena dalam beberapa hari terakhir media mulai meragukan kebenaran sumbangan tersebut. Dahlan pun sempat memastikan kembali bahwa uang Rp2 triliun yang rencananya akan disumbangkan itu benar-benar ada. 

“Ada. Mungkin paling lambat Senin lusa cair,” kata sumber tersebut, mengutip laman pribadi Dahlan.

“Dari mana Anda tahu Senin bisa cair?” tanya Dahlan.

“Saya baru saja telepon Heryanti. Dia bilang begitu,” jawab sumber itu lagi.

Dahlan kembali bertanya mengapa sumber itu optimistis bahwa Heryanti akan mencairkan dana tersebut. Sumber itu menjawab keraguan Dahlan dengan menyatakan ia percaya dengan Heryanti.

Dalam tulisan tersebut, Dahlan mengatakan jika Heryanti memiliki utang Rp3 miliar yang belum dibayarkan kepada sumber tersebut. Namun demikian, uang yang akan disumbangkan itu bukan berasal dari anaknya tersebut, melainkan tabungan Akidi selama ini.

Sebelumnya, dokter pribadi keluarga mendiang Akidi Tio, Hardi Darmawan menyebut persahabatan antara keluarga dengan Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Eko Indra Heri melatarbelakangi sumbangan penanganan covid-19 sebesar Rp2 triliun.

Kisah ini akhirnya berakhir saat Keluarga Akidi Tio membuat heboh jagat bangsa ini sedang ramai ada dua anak bangsa mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade dengan meraih emas. Polisi malah menetapkan anak Akidi Tio, Heriyanti, sebagai tersangka terkait bantuan Rp 2 triliun. Diketahui sumbangan tersebut diberikan oleh keluarga Akidi Tio, yang mengklaim diri sebagai pengusaha dari Aceh. Dana fantastis itu untuk penanganan pandemi di Sumatera Selatan.

Dana fantastis tersebut diserahterimakan kepada Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Eko Indra Heri pada Senin (26/7) di Ruang Rekonfu Polda Sumsel. Dalam kegiatan itu, hadir pula Gubernur Sumsel Herman Deru dan Danrem Garuda Dempo (Gapo) Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji, Kadinkes Provinsi Sumsel Lesty Nurainy, serta para pejabat utama Polda Sumsel lainnya. Namun, berselang seminggu, putri Akidi Tio, Heriyanti, menyandang status tersangka terkait bantuan ini. 

Pagi  ini juga bereda di medsos bahwa Uang tersebut diberikan berupa bilyet giro yang dikatakannya jatuh tempo pada hari ini, Senin (2/8). Namun saat hendak dicairkan, tidak ada uang dalam bilyet giro tersebut.  “Setelah hari ini yang bersangkutan ke Bank Mandiri sampai pukul 14.00 WIB belum ada juga uangnya, makanya kita undang ke Polda. Dana tidak bisa dicairkan. Bilyet giro itu jatuh tempo tapi nunggu uang masuk. Masih kita telusuri dari mana dananya ini. Ada atau tidaknya uang ini pun masih kita selidiki,” kata Supriadi.

Direktur Intelkam Polda Sumsel Komisaris Besar Ratno Kuncoro sebelumnya menyebut Heriyanti telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal 15 dan 16 UU nomor 1 tahun 1946 terkait penghinaan negara dan penyiaran kabar tidak jelas. Ratno berujar, Heriyanti bakal dijerat pidana 10 tahun penjara.

Namun berselang satu jam, Kabid Humas Polda Sumsel Komisaris Besar Supriadi membantah penetapan tersangka tersebut. Penyidik Ditreskrimum Polda Sumsel masih melakukan pemeriksaan baik terhadap Heriyanti maupun Hardi Darmawan. Dilansir  CNN Indonesia 

Jadi berita heboh ini menarik dalam dunia komunikasi media publisitas adalah sebuah ungkapan yang harus disampaikan sayangnya soal Emas di Olimpiade begitu cepat dikubur oleh isu murahan yang seakan “difasilitasi” di sebuah lembaga dan didukung para kaum “intelek”. Jadi saya berpikir ada yang salah dalam manajemen komunikasi saat ini. Dan lalu serta merta kini makin taring bernyanyi banyak yang tak percaya atas isu 2 T itu. Lantas apakah seruan kawan Rizal Fadillah ke Ade akan segera minta maaf. Ah kita tunggu saja. 

Sekali lagi saya ucapkan selamat untuk Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih emas. Tapi sekaligus juga jangan lupa ada skandal emas penyelundupan impor emas batangan yang dilakukan PT Aneka Tambang (Antam). Sebuah penyelundupan dari Singapura ke Indonesia yang terjadi di Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta itu bernilai bombastis, yakni Rp47,1 triliun. Wow….ini nanti kita bahas di waktu lain. 

Dan kini mari #ngopi pagi saja sebelum dingin. Tabik!!

Aendra MEDITA, penikmat Kopi