JAKARTASATU.COM – Aruna, sebuah startup perikanan asal Indonesia, baru saja disuntik dana sebesar 35 juta Dolar Amerika atau setara dengan 500 miliar Rupiah.
Pendanaan ini dipimpin oleh Prosus dan East Ventures (Growth Fund), didampingi oleh investor lain termasuk AC Ventures, SIG, Vertex, MDI dan lainnya. Tercatat, ini adalah pendanaan seri A terbesar untuk sektor agritech dan maritim. Lantas, berapa besar potensi industri perikanan sampai Aruna mendapat pendanaan sebesar itu?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, luas laut Indonesia mencakup 2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia, sekitar 5,8 juta kilometer persegi. Di dalam laut terdapat potensi sumber daya laut berupa perikanan. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun.
Aruna merupakan startup teknologi yang menyediakan platform untuk mempermudah para
nelayan untuk menjual produknya langsung ke pasar global dan domestik. Dengan
mengusung visi “Laut Untuk Semua”, Aruna berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup
komunitas nelayan dengan mendorong praktik perdagangan ikan yang adil dan
bertanggung jawab untuk keberlanjutan industri perikanan dalam jangka panjang.
Di sektor perikanan dan maritim, Aruna hadir untuk mengurangi kesenjangan antara harga
beli pada konsumen akhir dan harga jual dari nelayan kecil. Rantai pasok yang panjang
menyebabkan nelayan kecil terpaksa menekan harga jualnya agar dapat tetap terjangkau
bagi konsumen akhir, sehingga berpengaruh pada kesejahteraan mereka di desa pesisir.
Aruna membangun platform yang mengkonsolidasikan semua aspek dalam industri
perikanan, dari mulai agregator untuk penawaran dan pembelian hingga pembiayaan
sehingga dapat mengurangi kesenjangan harga ini, sekaligus meningkatkan taraf hidup
nelayan.
Saat ini, Aruna telah membangun lebih dari 40 pusat komunitas nelayan yang tersebar di
13 provinsi, mayoritas di desa pesisir yang belum terjangkau perusahaan perikanan sejenis. Di sana, Aruna juga membuka lapangan pekerjaan sebagai pengolah hasil tangkapan dengan memberdayakan para wanita di daerah pesisir.
Pendanaan ini diharapkan dapat turut berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi di daerah
pesisir, khususnya masyarakat yang terdampak pandemi.
“Dengan pendanaan yang ada, Aruna memperluas jangkauannya untuk bisa merangkul lebih banyak nelayan bergabung, melakukan pengembangan teknologi yang lebih masif, penambahan jumlah tim dan peluang kerja baru serta menjalankan inisiatif-inisiatif yang berfokus pada isu keberlanjutan,” ujar Utari Chief Sustainability Officer Aruna dalam rilisnya yang diterima Redaksi.
Saat ini kami sudah bekerja dengan berbagai pihak di dalam ekosistem perikanan nasional
untuk mendorong pertumbuhan perikanan yang lebih masif seperti dengan industri
pengolahan ikan, perusahaan distribusi dan logistik untuk bisa menghasilkan produk olahan
yang berkualitas dan bersaing di pasar global maupun domestik. Begitu juga dengan
perbankan, P2P lending dan asuransi untuk memberikan akses layanan keuangan yang
terjangkau di desa pesisir. Kami juga bekerja sama dengan koperasi yang khusus bergerak
di bidang perikanan, lanjut Utari.
“Dengan adanya pendanaan ini, Aruna berharap dapat memperluas dampak ekonomi dan juga sosial di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Untuk itu, kami juga membuka ruang untuk berkolaborasi dengan berbagai pelaku industri demi mewujudkan misi untuk menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang lebih baik untuk semua,”pungkasnya. (JA/JAKSAT)