“Berapa sih nominal angka anggaran ngecat Pesawat kepresidenan atau pemeliharaan pesawat VVIP kepresidenan?” tanya Uchok Sky Khadafi dalam rilisnya, pada, Selasa (10-8/21).
Uchok juga menjelaskan, dari penelusuran dokumen RUP (Rencana Umum Pengadaan) Kementerian Sekretariat Negara pada tahun 2020, terdapat dua proyek untuk pemeliharaan pesawat VVIP kepresidenan sebesar Rp45,7 miliar.
“Satu proyek dengan kode RUP 22432000 mempunyai anggaran sebesar Rp25,7 milyar, sedangkan dengan kode RUP 22433549 yang mempunyai nilai sebesar Rp20 milyar,” beber Uchok.
Lalu kemudian, kata Uchok juga menilai dari jumlah proyek sebesar Rp45,7 milyar tersebut banyak publik tidak tahu, hanya saya yang diketahui publik adalah anggaran pengecatan pesawat kepresidenan sebesar Rp2,1 milyar. Sedangkan dua proyek pesawat kepresidenan sebesar Rp45,7 milyar yang seperti disembunyikan dalam labirin kantor Setneg sendiri.
“Maka untuk itu, pihak Setneg sebaiknya memberikan penjelasan secara detail kepada publik, untuk biaya apa saja anggaran sebesar Rp45,7 milyar yang dikeluarkan. Apakah anggaran sebesar Rp45,6 milyar sudah termasuk untuk ngecat pesawat kepresidenan sebesar Rp2,1 milyar! Karena alokasi anggaran Rp2,1 milyar tidak ada dalam dokumen RUP,” jelasnya.
Tetapi yang penting, sambung Uchok, pihak Setneg harus menjelaskan anggaran sebesar Rp45,7 milyar dipakai untuk apa saja.
Selain anggaran itu, Uchok juga menjelaskan pihak Setneg turut mengeluarkan anggaran lain untuk program pesawat kepresidenan.
“Yaitu ada proyek pemeliharaan hanggar untuk pesawat kepresiden sebesar Rp2,1 milyar. Padahal, pada tahun 2020 proyek pemeliharaan hanggar kepresidenan hanya sebesar Rp1,1 milyar. Jadi, anggaran untuk proyek pemeliharaan hanggar kepresidenan dari tahun 2020 ke 2021 seperti disulap membengkak sebesar Rp1 milyar,” jelasnya.
“Setneg juga harus menguras APBN untuk proyek-proyek pesawat kepresiden seperti pada tahun 2021, ada proyek CCTV untuk hanggar pesawat kepresiden sebesar Rp148 juta,” sambungnya.
Dan pada tahun 2020, lanjutnya, ada juga proyek yang boros dan tidak masuk akal untuk pesawat kepresidenan, seperti pemeliharaan kebersihan pesawat kepresiden sebesar Rp2,1 milyar, kemudian proyek pemeliharaan mekanikal, elektrikal hanggar pesawat kepresidenan sebesar Rp519 juta.
“Sehingga proyek-proyek seperti pemeliharaan pesawat kepresidenan ini jadi tempat yang “basah” bagi orang-orang Setneg. Bagaimana tidak basah, dua proyek saja seperti pemeliharaan pesawat VVIP kepresidenan sebesar Rp45,7 milyar, dengan memakai metode pengadaannya hanya penunjukan langsung. Jadi enak dong perusahaan yang ditunjuk jadi pemenang.”
“Pantesan mereka kelihatan lebih enak dan nikmat mengurus proyek pesawat kepresidenan daripada urusin Covid-19,” pungkas aktivis anggaran ini. (DUN/JBS)