Oleh Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial
Rencana atau ide penamaan salah satu ruas jalan di Jakarta dengan nama jalan Mustafa Kemal Atuturk (MKA) tak urung kini telah menimbulkan polemik. Kegaduhan baru tak dapat dihindari munculnya nama MKA ini, karena sosok MKA ini dikenal sebagai tokoh sekuler di Turki yang telah mengacak-acak syariat Islam.
Jika kita mau menelisik lebih dalam lagi, maka layak timbul pertanyaan, ada apa di balik rencana atau ide penamaan jalan MKA di negeri ini yang mayoritas penduduknya muslim? Apakah pencetus ide tersebut memang mengidolakan sikap dan pemikiran MKA? Ataukah seperti biasanya ide tersebut hanya sebagai “Test The Water” saja, sehingga menimbulkan kegaduhan baru yang patut diduga untuk pengalihan isu belaka?
Jika tak ingin membuat kegaduhan baru, sebenarnya tidaklah sulit untuk memilih penamaan jalan dari nama salah seorang tokoh Turki Usmani. Paling tidak, tidak kurang dari 36 tokoh atau sultan yang berkuasa antara 1299 -1922 jelang keruntuhan Turki Usmani.
Pilih saja salah seorang nama dari 36 Sultan Turki Usmani, sebagaimana dilansir kompas.com di antaranya: Osman I (1299-1324); Orhan I (1324-1362); Murad I (1362-1389); Bayezid I (1389-1402); Mehmed (1413-1421); Murad II (1421-1444); Mehmed II (1444-1446); Bayezid II (1481-1512); Selim I (1512-1520); Suleiman I (1520-1566); Selim II (1566-1574); Murad III (1574-1595); Mehmed III (1595-1603); Ahmed I (1603-1617); Mustafa I (1617-1618); Osman II (1618-1622); Murad IV (1622-1623); Ibrahim I (1640-1648); Mehmed IV (1648-1687); Suleiman II (1687-1691); Ahmed II (1691-1695); Mustafa II (1695-1703); Ahmed III (1703-1730); Mahmud I (1730-1754); Osman III (1754-1757); Mustafa III (1757-1774); Abdul Hamid I (1774-1789); Selim III (1789-1807); Mustafa IV (1807-1808); Mahmud II (1808-1839); Abdul Mejid I (1839-1861); Abdul Azis I (1861-1876); Murad V (1876-1876); Abdul Hamid II (1876-1909); Mehmed V (1909-1918); Mehmed VI (1918-1922).
Jika tak ada pilihan dari 36 tokoh atau sultan Turki Usmani seperti daftar nama di atas, bisa saja pencetus ide penamaan jalan tersebut memilih salah satu nama tokoh bintang serial drama yang sedang digandrungi penonton di negeri ini yakni serial drama “Kurulus Osman” dengan aktor bintangnya bernama “Osman Bey”.
Atau jika bukan “Osman Bey” boleh saja memilih nama sosok si raja assist di lapangan hijau keturunan Turki kelahiran Jerman. Sosok pesepakbola yang dikenal si raja assist sebagai gelandang serang ini, komitmen bela Islamnya tak perlu diragukan lagi. Terakhir yang bersangkutan telah mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya dari manajemen Arsenal klub Liga Inggris yang dibelanya, gegara yang bersangkutan melalui media massa membela ummat Muslim Uighur yang terzolimi di China.
Sosok pesepakbola si raja assist ini akhirnya sekarang bergabung di liga sepakbola di negeri nenek moyangnya, Turki. Sosok pesepakbola yang satu ini tiada lain adalah Mesut Ozil.
Untuk itu, rencana atau ide penamaan salah satu ruas jalan di Jakarta demi menghindari polemik, maka bisa memilih salah satu nama sultan Turki Usmani atau bintang serial drama Kurulus Osman, Osman Bey, atau nama pesepakbola si raja assist, Mesut Ozil?