JAKARTASATU.COM — Real Madrid luarbiasa. Unjuk perkasa. Sulit dipercaya, mampu mengejar ketinggalan dua gol. Justru dalam spasi “injury time” pada akhir 90 menit waktu normal. Hanya tempo dua menit, dua gol dihasilkan.

Dua gol yang tak terduga. Lantas satu gol lainnya yang mengantar ke puncak Liga Champions 2021/2022. Dalam semifinal leg 2 dinihari tadi, striker utama Karim Benzema unjuk pahlawan. Real Madrid (RMA) permalukan Manchester City (MI) 3-1 dengan agregat akhir 6-5.

Hari sial bagi Pep Guardiola, pelatih berlabel pencetak juara. Pep yang mantan pemain Spanyol, tersandung di rumahnya sendiri. Jubelan penonton di Stadion Santiago-Bernabeu, Madrid, Spanyol — tak lagi melihat tampilan atraktifnya sebagai konduktor tim. Kemenangan bagai sudah di tangan tim asuhannya, Manchester City. Dengan tabungan skor 4-3 dari leg 1, mendadak dirampas tim tuanrumah. Hanya dalam dua menit terakhir waktu normal. Mengagetkan.

Bermain tanpa gol babak pertama, MI unggul menit-73 lewat Mahrez. Praktis surplus dua gol dengan unggul agregat 5-3. RMA yang diprediksikan memforsir kemenangan pada babak-II, tak mudah unjuk “all out”. Penguasaan bola pun kalah 49:51. Diawali formasi 4-3-3 untuk pertahankan keunggulan plus tabungan satu gol dari leg 1. Formasi serupa dimainkan pelatih Carlo Ancelotti untuk RMA, sambil mengintip peluang menyerang. Menjaga keunggulan, MI mengganti beberapa pemain. Memperkuat pertahanan “zona marking”. RMA tak terduga, mampu mengecoh barisan pertahanan lawan. Akhirnya berhasil pada saat akhir waktu normal.

Karim Benzema menjadi inspirator serangan RMA. Membuka gol balasan, pada menit-90. Saat kubu MI tampak siap bersorak kemenangan. Benzema di depan gawang menerima umpan terobosan Eduardo Cavaminga. Dalam penjagaan pemain belakang MI, Benzema jeli. Justru mengarahkan bola ke Rodrygo. Sontekannya tak bisa lagi terhadang kiper Ederson yang kadung antisipasi Benzema. MI masih bisa berharap dengan sisa keunggulan satu gol. Justru gol kedua RMA, kembali lahir. Lagi lewat Rodrygo menit 90+1. Dengan sundulan kepala dari operan sundulan kepala juga dari Marco Asensio. RMA unggul 2-1 menjadikan agregat imbang 5-5. Pertandingan dilanjutkan “extra time” 2 x 15 menit.

Gol Penalti Benzema

Skuad RMA bagai mendapatkan “second wind”. Bergairah menyerang di hadapan para pendukungnya. Sebaliknya, MI yang sejak babak II kadung perkuat pertahanan — mulai tertekan. Permainan tempo tinggi berlangsung. Tackling antarpemain pun terjadi.

Benzema kembali memimpin serangan. Berbuah pelanggaran di kotak penalti MI. Benzema dijatuhkan Eric Bailly. Wasit Daniel Orsato (Italia) tak pelak menunjuk titik putih pada menit-95 babak awal “extra time” itu. Eksekusi tendangan oleh Benzema. Menyusur tanah ke arah kiri menepi tiang gawang. Kiper Ederson sudah bergerak ke kanan. Gol penalty ini, serta-merta disambut sorak gemuruh penonton pendukung RMA. Tak kecuali sang pelatih Carlo Ancelotti. Gol yang membalikkan agregat RMA unggul 6-5. MI kadung tak berdaya.

Menjelang akhir babak pertama “extra time”, Benzema ditarik keluar. RMA praktis perkuat pertahanan. Tak kecuali dengan cara “buying time” yang bikin frustrasi skuad MI. Meski tambahan waktu tiga menit, skor 3-1 (agregat 6-5) tak berubah. RMA rebut satu tiket final. Calon lawannya menunggu hasil semifinal Liverpool (Inggris) vs Villareal (Spanyol), Jumat dinihari nanti. Liverpool diprediksi bakal lolos, setelah memimpin agregat 2-0. Partai final kembali saling berhadapan antartim elit Inggris dan Spanyol.***(JAKsat/red)