The Sitting Duck
Tony Hasyim
Siapa yang melindungi Presiden Jokowi setelah dia pensiun?
Ini pertanyaan masyarakat sekarang dan tentu berputar dalam otak Jokowi sendiri.
Bung Karno?Jelas dilindungi Pak Harto ketika mau dimahmilubkan oleh para jenderal garis keras.
Pak Harto?
Jelas dilindungi TNI dan Golkar.
Habibie?
Dilindungi Golkar dan TNI.
Gus Dur, Megawati, SBY?
Mereka bertiga adalah pemimpin partai politik yg punya pengaruh kuat di parlemen dan masyakat.
Jokowi?
Statusnya sebelum jadi presiden cuma petugas partai.
Hubungan Jokowi dengan Megawati, ibu para banteng PDIP, sudah retak, dan bakal pecah kongsi.
Apa sebab?
Karena Jokowi punya ambisi memperpanjang masa jabatannya ke periode ketiga.
Opsi lain, Jokowi secara sepihak menjagokan Gandjar Pranowo sebagai penggantinya.
Kurang ngajar kan?
Jokowi sudah lupa kacang akan kulitnya. Dia merasa dirinya sudah bertransformasi menjadi institusi politik yg bisa menentukan perpolitikan di Indonesia.
Padahal posisi tersebut seharusnya dipegang Megawati. Karena PDIP memang the rulling party.. partai terkuat kemarin dan hari ini. Para kader PDI juga sadar partai banteng ini selalu berjaya di bawah kepemimpinan Puteri Bung Karno ini.
Apa jadinya jika Megawati menarik dukungan kepada Jokowi?
Dia akan menjadi “sitting duck”
Seekor bebek terduduk di hamparan tanah terbuka yang menjadi sasaran empuk para pembidiknya.
Jangan harap TNI dan Polri akan melindungi Jokowi setelah pensiun. Karena sudah jadi rahasia umum dia telah merusak pola karir para perwira.
Dia memilih perwira-perwira di posisi strategis hanya karena faktor kedekatan pribadi dan para penjilatnya. Ini merusak soliditas TNI dan Polri.
Setelah Jokowi pensiun, para perwira pilihan Jokowi tersebut pasti dicopot atau cari selamat sendiri. Tidak ada satupun yang berani melindunginya karena mereka orang lemah, perwira yang tidak mendapat “pengakuan” dari teman dan para prajuritnya.
Harapan terakhir Jokowi tinggal dari relawannya.. Yaitu Projo dan sejenis cebong lainnya.
Tapi apa yg bisa diharapkan dari relawan seperti ini? Mereka bukan relawan militan, melainkan gerombolan yang dimobilisi.
Cebong sulit digerakan tanpa iming-iming uang dan pembagian goodybag (berisi kaos dan sembako).
Relawan seperti ini mustahil mau dimobilisasi sebagai tameng hidup ketika Jokowi jadi bidikan politik setelah dia pensiun. Sejatinya mereka cuma pasukan hura-hura.
Para taipan yang selama ini mendukung pencitraan Jokowi juga pasti kabur. Karena yang namanya pengusaha pasti kutu loncat. Selalu menempel kepada siapapun yang berkuasa.
Nanti setelah pensiun, praktis Jokowi tinggal sendirian bersama Luhut.
Tapi masalahnya tokoh yang satu posisinya sekarang lebih rumit lagi. Dia adalah public enemy number one…
###