Oleh Alex Wibisono*
Sama-sama ajang internasional, MotoGP disponsori BUMN. Sementara Formula E, BUMN gak mau sponsori. Apa alasannya? No komen, kata Erick Tohir.
Gak tanggung-tanggung, 8 dari 16 sponsor MotoGP itu BUMN. Setengahnya. Untuk Formula E, dari 31 sponsor, tak satupun BUMN ada di dalamnya.
Tanpa BUMN, Formula E dapat 31 sponsor. Sebaliknya, jika di ajamg balap MotoGP BUMN tak ikut sponsori, maka MotoGP hanya dapat 8 sponsor. Dari sisi ini, panggung Formula E terlihat lebih bergaung dan menarik banyak peminat.
Tiket ludes, walaupun tidak ada kewajiban ASN di DKI beli tiket. Ini bisnis, bukan manuver untuk ngutip uang negara.
Tak hadirnya BUMN sebagai sponsor, apakah ini imbas dari kebijalan Anies yang segel pulau reklamasi? Ini kalau kita bicara pengaruh oligarki yang semakin menggurita di dunia politik kita akhir-akhir ini. Atau karena menteri BUMN menganggap Anies akan jadi rival di pilpres 2024? Emboh iki.
Ada yang ngedukung BUMN untul tidak sponsori Formula E. Alasannya, karena Formula E itu panggung Anies. Ini bentuk ketololan berpikir yang sulit dimengerti. Orang kampung saya bilang; ini orang bahlul murakab.
Yang publik tahu, faktor utama dari semua ini karena Anies yang menyelenggarakan ajang Formula E? Coba kalau bukan Anies yang jadi penyelenggara, besar kemungkinan BUMN akan beramai-ramai jadi sponsor.
Rakyat tahu Anies kandidat kuat untuk pilpres 2024. Di sisi lain, menteri BUMN Erick Tohir juga pasang iklan di setiap ATM. Kemana lagi arahnya kalau bukan nyapres. Bahkan Erick dianggap deketi PBNU buat nyaplok PKB dari Muhaimin Iskandar untuk mendapatkan tiket nyapres atau nyawapres. Hanya saja, Cak Imin, panggilan Muhaimin Iskandar, terlalu tangguh untuk dikudeta.
Formula E itu event balapan international. Ajang promosi Indonseia di mata dunia. Tak elok dijauhi hanya karena adanya kompetisi politik di pilpres 2024.
Politik itu dinamis. Tidak menutup kemungkinan Erick nanti akan dampingi Anies jadi cawapres. Walaupun saat ini ada upaya untuk jodohkan Erick dengan Ganjar. Gubernur Jawa Tengah yang di hari ulang tahunnya beberapa hari lalu dihadiri Eko Kuntadi, Habib Kribo, cs. Orang-orang yang dikenal paling kasar dan rajin serang Anies Baswedan.
Ganjar-Erick belum tentu mulus juga. Berseteru dengan Megawati dan Puan, tak ada jaminan Ganjar dapat kendaraan politik dari partai lain. KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) yang dibuat oleh Golkar, PPP dan PAN yang kabarnya untuk mengusung Ganjar, belum tentu berumur panjang dan konsisten memberi dukungan untuk Ganjar.
Golkar partai yang berpengalaman dalam manuver. PPP jika salah dukung capres, bisa bubar. Suara 4,52 atau 19 kursi di DPR, rawan sekali bagi PPP jika langkah politik yang diambil keliru. Begitu juga dengan PAN, ada Partai Umatnya Amien Rais yang siap menggerus konstituennya.
Tiga partai yaitu Golkar, PPP dan PAN ini tidak otomatis akan usung Ganjar. Bisa bubar jalan sebelum tahun depan. Sandera menyandera tidak selalu sukses jika itu jadi ancaman bagi masa depan partai. Pressure anggota akan menguat jelang pilpres. Salah langkah, ketumnya malah yang akan didongkel.
Lepas apapun terkait dinamika politik jelang pilpres 2024, tak harus mengorbankan semangat nasionalisme dengan berkolabirasi untuk membangun bangsa ini. Ajang balap Formula E membelah elit politik, tidak saja mana kawan dan mana lawan. Tetapi juga diketahui mana negarawan, dan mana pecundang. Negarawan mengutamakan negara di atas semua kepentingan. Pecundang rak peduli pada negara, karena di otaknya yang ada hanya kepentingan.
Walaupun tidak didukung satupun BUMN, Formula E tetap berhasil membawa nama harum Indonesia di kancah internasional.
3/6/2022