JAKARTASATU.COM — Menjadi mengelitik atas kasus lembaga survei yang belakangan ini makin absurd. Makin absurd karena Survei yang terjadi seperti sebuah drama tanpa dramaturgi. Semua menjadi nama paling unggul jika yang survei a si a akan unggul dan yang survei b si b akan diunggulkan,  dan seterusnya. Intinya wani piro. Siapa yang pesan survei dia yang layak jadi pemenang versi survei itu.

Publik telah dijejali kiasa survei yang bagai dewa saja. Bagai kuasa penuh bahwa hasil survei harus absolut itu jagoannya. Padaha itu hanya hasil polling yang tidak utuh, bahkan cenderung improviasi ada nama si X akan unggul atau masuk daftar pertarungan.

Anthoni Budiawan rupanya dongkol dengan ia berkicau di twitter bahwa ada calon yang diusung partai lalu partainya itu disebut turun elektabilitasnya. Ini malah bagi say makin absurd.

“Belum lama deklarasi bakal capres, langsung dibuat survei: elektabilitas divonis TURUN. Menurut metodologi ‘MENDUGA’, elektabilitas turun akibat mencalonkan Anies Baswedan. Padahal ada 3 calon, kenapa tidak menduga elektabilitas turun akibat Ganjar? tulis Anthoni di akun @anthonybudiawan

Menariknya Anthono lalu menulis lagi Lembaga survei untuk membentuk opini masyarakat berdasarkan metodologi ‘MENDUGA’ patut di-blacklist dan dibubarkan, demi kebaikan dan kepentingan bangsa Indonesia, karena mereka sejatinya adalah pengkhianat Kedaulatan Rakyat, selain juga pembunuh karakter bagi Anies Baswedan.

Dari sana kita bisa lihat apa sentimen dari lembaga survei itu. Tak lain adalah kepada tokoh yang sedang moncer di tanah air ini. Tapi ya begitulah saat ini. Jika yang baik sedang moncer di arahkan caranya apapun agar menrusak citranya.

Saya sepakat dengan Anthoni bahwa metodologi ‘MENDUGA’ patut di-blacklist dan dibubarkan. Karena ini bikin aneh dan absurd. Bahkan Anthoni bilang mereka sejatinya adalah pengkhianat Kedaulatan Rakyat, saya setuju sekali.

Jadi bagi lembaga survei berpikir cerdas dan rasional serba jujurlah jangan bikin Lembaga Survei itu hanya “pesanan” semata, kan tidak hanya jelek dan buruk tentu tak elok kalau kalau Anda membuat survei tanapa nilai luhur bangsa ini yang bertmartabat.

Tapi jika kualitas Survei kalian ini memang hanya pesanan yang bisa diduga juga kalian adalah pencundang sekaligus penghianat bangsa dimana ita harus menjujung nilai luhur yang jujur dalam bertutur untuk mejaga kemakmuran negeri ini. (aendra medita)