Acara penyerahan pemenang kepada 24 finalis lomba kreasi konten berlangsung di Balairung Balaikota | Yos-Jaksat
Acara penyerahan pemenang kepada 24 finalis lomba kreasi konten berlangsung di Balairung Balaikota | Yos-Jaksat

JAKARTASATU.COM – Berkenaan dengan penyelenggaraan acara penyerahan pemenang kepada 24 finalis lomba kreasi konten berlangsung di Balairung Balaikota, Gubernur DKI akan hadir. Karenanya, sehari sebelumnya saya meminta agar ketua osis SMA 7 mempersiapkan diri untuk memberikan sambutan pada saat acara tersebut, Mayliza Salwa namanya.

Dia cuma mengatakan baik, dan tentu saja dikepalanya berkecamuk, berfikir keras untuk menulis apa yang ingin disampaikan.

Sudah berkali-kali terjadi, di setiap acara kelas inspirasi para pengurus OSIS itu silih berganti menjadi host. Menemani para tokoh publik bicara di hadapan teman-teman sesama siswa SMA 7. Hampir semuanya hafal bahwa berhadapan dengan saya tidak ada kata tidak bisa, tidak sanggup dsbnya. Harus bisa dan harus sanggup.

Mereka sudah sering bertemu saya dan faham bahwa: ADA PEMAKSAAN SECARA LANGSUNG YG TAK BISA DITOLAK, BAHWA SETIAP DARI MEREKA HARUS BERANI BICARA DI DEPAN PUBLIK.

Kali ini berbeda bukan lagi di hadapan teman-teman mereka sambil menjadi host ketika pemberi materi bicara. Kali ini di hadapan Gubernur, di depan para kepala dinas dan para direktur BUMD.

Menjelang acara bangku-bangku telah disusun, nama-nama yang akan duduk di bangku telah disiapkan sesuai nama yang tertera.

Saya meminta protokol acara meminta nama yang di sebelah Gubernur digeser dan taruh nama Mayliza disitu, kemudian memanggil Mayliza dengan mengatakan: Nanti kamu duduknya disini di sebelah Bapak Gubernur.

Mayliza menjawab dengan bergetar bibirnya: Saya bang…
Dengan intonasi yg lebih jelas saya katakan: Iya Kamu, kamu duduk disini persis disebelah pak Anies. Mayliza tak membantah cuma kepanikannnya semakin menjadi. Harus pidato harus pula duduk disebelah Pak Gubernur.

Menjelang acara dimulai, Gubernur memasuki ruangan menyapa semua yang hadir lalu duduk dan menyapa Mayliza, perbincangan terjadi. Suasanapun cair.

Malam sebelum acara, ibunda Mayliza berdoa panjang, agar anaknya bisa bicara dengan baik saat di mimbar. Kekuatiran seorang ibu selalunya melampaui dari anak itu sendiri ketika menghadapi sesuatu.

Foto Mayliza duduk di sebelah bapak Gubernur dan berpidato, kemudian beredar. Lalu ramailah WA keluarga besar dari keturunan H Sholeh yang namanya menjadi nama jalan di wilayah Kebayoran Lama. Mayliza Salwa cicit dari tokoh Betawi itu, kelak di masa depan dia akan melampaui prestasi ayah dari kakeknya. Insya Allah. (YOS/JAKSAT)