Kebangkrutan Ekonomi Srilanka dan Pakistan ; Risiko yang Dihadapi Indonesia dan Upaya Mitigasi”

119

Wijayanto SamirinEkonomUniversitas Paramadina dan Stafsus Wapres BidangEkonomi (2104-2019)

1)Apapun peristiwa yang terjadi di negara ataubelahan dunia lain bukan tidak mungkin suatusaat bisa terjadi di Indonesia jika tidak adalangkah antisipasi. Pengalaman bangsa lain harus menjadi perhatian bersama bagi negaraIndonesia yang sangat dinamisperkembangannya. Yang sebenarnya cukup“fragile”, tapi juga lumayan “strong”.

2)Krisis Srilanka tak lepas dari kondisi Asia Selatan yang terbilang sangat unik di dunia.Antara lain Pertama, Di kawasan yang kecilseperti Srilanka, bermukim 25% pendudukbumi. Kehidupan Politik sangat dinamis danamat mendominasi. Kedua, Kawasan Asia Selatan sarat konflik kepentingan internal danpersaingan politik antar negara-negara Pakistan, Bangladesh dan India sendiri yang pada 1947 merdeka. Pakistan dan Bangladesh memisahkandiri dari India pada 1971. Secara geopolitikdunia, kawasan tersebut menjadi titik strategisdari negara-negara besar Rusia, Amerika Serikat(AS) dan China. Rusia berkepentingan mencaripartner negara yang mempunyai akses ke lauthangat, dan AS mencari proxy Pakistan. Untukmengimbangi pengaruh Rusia di Asia Selatan.

3)China juga belakangan berkepentinganmenyukseskan agenda BRI (Belt and Road Initiative) dengan mencari mitra strategis gunamewujudkan agenda BRI melalui fasilitaspinjaman kepada negara-negara di dunia, khususnya di kawasan Asia Selatan. Agenda BRI berintikan menyukseskan program China untuk menyukseskan ekspor produk-produkChina atau import bahan baku yang dibutuhkandalam negeri/industri China. Kehadiran China sebagai aktor baru di Asia Selatan menjadikankawasan itu semakin dinamis.

5)Pengaruhnya, di Pakistan ada perseterusan AS dan China, di Nepal ada persaingan India danChina. Di Srilanka pun ada perseteruan antaraIndia dan China. Faktor proyek-proyekChina/BRI di Srilanka menjadi salah satu faktoryang kemudian membangkrutkan ekonomiSrilanka. Bukan faktor terpenting tapi salah satufaktor pendorong kebangkrutan.

6)Asia Selatan juga merupakan kawasansupplier buruh migran ke seluruh dunia. Terbesar dari India dan Pakistan baruBangladesh dan Srilanka. Banyaknya buruhmigran dari Asia Selatan disebabkan olehterbatasnya resources dari wilayah tersebut yang harus dibagi kepada 1,9 miliar penduduk Asia Selatan. Karenanya, warga mencari resources baru yang lebih besar dan tersedia di belahandunia lain terutama negara-negara maju dantimur tengah. Banyaknya buruh migran itu jugamenjadi transfer devisa penting bagi negaraIndia, Pakistan, Bangladesh, Nepal danSrilangka. Yang menarik, ketika terjadi krisis di satu negara Asia Selatan, maka transfer remittance dari buruh migran menjadimembesar. Ada semacam solidaritas dari buruhmigran kepada negara-negara bersangkutanketika mendapat masalah ekonomi.

7)Kondisi pandemi yang melanda duniamengakibatkan transfer devisa yang semulacukup membantu bagi keseimbangan ekonomibagi negara-negara Asia Selatan menjadi drastismenurun. Kucuran dana dari luar negeriterhenti. Hal itu akibat krisis covid 19 yang terjadi merata di seluruh dunia. Bantuansolidaritas dari buruh migran di seluruh duniakepada Asia Selatan menjadi ikut terhenti.

8)Bagi kawasan Asia Selatan yang mempunyaialam indah, turisme menjadi faktor penerimaanpenting. Terutama bagi Srilanka yang populasinya 22 juta jiwa dan menerima turis 2,5 juta orang/tahun dalam kondisi normal. Devisadari turisme tiba-tiba anjlok karena covid 19 danketika akan recovery, mendadak terjadi krisisperang Rusia dan Ukraine. Warga Rusia adalahturis nomor satu di Srilanka. Nomor 3 adalahwarga Ukraine. Bisa jadi di Rusia banyakmuncul orang kaya baru sehingga di manapun di dunia turisme selalu ada warga Rusia.

9)Struktur ekonomi dan kondisi ekonomiSrilanka agak mirip dengan Indonesia sehinggamembedah Srilanka amat penting bagiIndonesia sebagai pembelajaran.

10)Image Srilanka yang kacau dan rusuh, mautidak mau ikut memperparah situasi. Turisme, investasi, obligasi juga pasti terpengaruhmenurun. Recovery Srilanka menjadi terhambat.

11)Bisa disimpulkan, yang terjadi di Srilankaadalah Pertama, Demokrasi yang terdegradasi. Ada begitu banyak aktivitas anti demokrasiyang dilakukan para politisi Srilanka. kedua, Akibat demorkasi yang terdegradasi, munculpolitisi dan pemerintahan yang lalai dancorrupt. Hasilnya, kerap muncul kebijakan yang buruk. Tidak untuk kepentingan rakyat tapiuntuk interest kelompok, investor politik, etnis. Kondisi Srilanka yang seperti itu, merupakanwarning bagi Indonesia untuk sekadarmengingatkan jika ada hal-hal yang sama terjadidi Indonesia.

12)Karena buruknya kebijakan, maka akibatnyafiskal bangkrut dan masyarakat Srilankasengsara. Utamanya karena dia tidakmempunyai lagi cukup valas untuk membayarutang-utang luarnegeri yang dulu dibayar antaralain dengan devisa remittance buruh migran daninvestasi, turisme. Berikutnya terjadi lingkaranyang menyengsarakan di Srilanka.