JAKARTASATU.COM – Mantan Panglima TNI Jend (purn) Gatot Nurmantyo mengatakan dengan memahami sejarah organisasi Islam era kolonial seperti Syarikat Islam (SI), Muhammadiyah, NU dll, dalam konteks kondisi hari ini, maka kekuatan umat Islam Indonesia hari ini adalah untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara. “Tanpa konsolidasi kekuatan umat islam niscaya Indonesia akan menjadi bangsa yang terpecah-pecah,” ungkap Gatot Nurmantyo dalam Kongres II Umat Islam Indonesia, yang digelar Sabtu 27 Agustus 2022 di Asrama Haji Embarkasi Medan.
Kongres II Umat Islam Indonesia dihadiri sekitar 400 orang. Sejumlah tokoh hadir antara lain Amin Rais, Refly Harun, Tamsil Linrung, Dr. Maratua Simanjuntak (Ketua MUI Sumut), Prof. Muh. Hatta (Ketua Baznaz Sumut), Prof. Abdullah Jamil (Ketua Forum Silaturahim BKM Indonesia), para ketua Ormas SUMUT, Syahganda Nainggolan, Eggy Sudjana, Marwan Batubara, Hatta Taliwang dll.
Gatot Nurmantyo juga menambahkan sejarah Sarekat Dagang Islam dan Syarikat Islam untuk memajukan kepentingan ekonomi para pedagang Islam di Indonesia. Pada saat itu para pedagang keturunan Tionghoa telah lebih dulu maju usahanya dibandingkan milik pribumi. “Sehingga para pedagang Tionghoa memiliki status yang lebih tinggi dari penduduk Hindia Belanda lainnya,” tambahnya.
Di akhir paparan Gatot Nurmantyo menyimpulkan bahwa, semangat perubahan dan semangat amar maruf nahi mungkar harus disebarkan seluas mungkin.
“Dalam konteks hari ini, artinya perjuangan mewujudkan perubahan Indonesia lebih baik harus mengikutsertakan seluruh komponen dan elemen masyarakat, tanpa melihat golongan, suku, agama dan usia,”pungkas Gatot yang kini memipin KAMI. (A/G-JAKSAT)