Hendrajit, Pengamat Geo Politik Dunia/ ist
JAKARTASATU.COM –  HARI ini, Sabtu, 3 September 2022 akhirnya di masa libur Pemerintah menaikan BBM. Isu yang merebak awalnya akan naik pada 1 September 2022. Namun jika 1 September makan hari kerja yang notabene ramai masih banyak hari kerja. Dan pada waktu libur Weekend inilah dor meroket…BBM pun dinaikan dan yang umumkan Presiden langsung. Luar biasa memang…!!!
Jurnalis JAKARTASATU.COM (Yossie) berhasil melakukan wawancara Pengamat Geo Politik Dunia, Hendrajit dari Global Future Institut (GFI) dan ia membeberkan sejumlah hal.
Bagaimana tanggapan anda dengan kenaikan BBM hari ini berlalu setwlah diumumkan Presiden Jokowi?
Sasaran global dari kenaikan BBM sepertinya jadi sasaran antara untuk melumpuhkan sektor pangan, pendidikan dan kesehatan. Sebab pencabutan subsidi sektor kerakyatan adalah salah satu komponen skema ekonomi Washington Consensus. Kemarin saya sempat bahas terkait implikasi dari kenaikan harga ini dengan beberapa pegiat sosial-ekonomi. Bahwa sekarang ini gaji rp 5 juta akan sulit membiayai anak hingga jenjang sarjana. (Tanpa beasiswa).
Pak Jokowi mengatakan saat ini subsidi BBM lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu yakni sebanyak 70%. Dia mengatakan dinaikkannya harga BBM menjadi pilihan terakhir pemerintah. Bgm tanggapan anda?
Bisa dibayangkan betapa meluasnya efek domino dari kenaikan BBM ini. Sektor energi, pangan, kesehatan, pendidikan dan kesejshteraan sosial, bisa lumpuh secara simultan. Ada benarnya presiden Jokowi terkait gambarannnya tentang 70 persen kelompok ekonomi mampu yang memanfaatkan subsidi BBM. Namun presiden tidak cukup bijak untuk menilai efek domino dari kenaikan harga bbm. Bahwa kenaikan harga bukan saja mengimbas sektor energi, tapi juga pangan, pendidikan dan kesehatan.
Sementara, para pengusaha/ pedagang dengan kenaikan BBM ini akan menaikan bahan-bahan untuk semua kelas. Bagaima menurut Anda?
Intinya, sasaran global lewat skema Global Reset yang dirancang di World Economic Forum, salah satu agenda besar great reset adalah penguasaan pangan global. If you want to control the state, controlling the energy. If you want to control the people, controlling the food.
Melalui menteri model Sri Mulyani yang hakekatnya berhaluan neolib, kenaikan BBM ini ibarat membunuh dua nyamuk sekali pukul. Lumpuhkan negara lewat energi dan lumpuhkan rakyat lewat pangan.***