Demo BEM SI Kerakyatan sempat ricuh dan polisi sempat mengurung mahasiswa dg kepitan lingkaran polisi. hingga terjadi saling dorong. | IST
Demo BEM SI Kerakyatan sempat ricuh dan polisi sempat mengurung mahasiswa dg kepitan lingkaran polisi. hingga terjadi saling dorong. | IST

JAKARTASATU.COM – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan kembali menggelar unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda, Jakarta, pada Jumat, 30 September 2022. Melalui aksinya kali ini mereka mengkritik kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin yang dianggap gagal.

Lebih tegas lagi mereka menolakan kenaikan harga BBM dan pelanggaran HAM berat.

“Selama tiga tahun berjalannya kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin, terdapat permasalahan yang selalu tidak mampu dituntaskan oleh Jokowi beserta seluruh kroninya,” tegas BEM SI secara tertulis.

Begitu tiba di lokasi Patung Kuda Jakarta, Aliansi BEM SI Kerakyatan langsung membuka aksidengan orasi oleh perwakilan mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) di atas mobil komando,

Keseluruhan massa mahasiswa yang tiba dil okasi aksi pukul 15.00 tersebut terdiri BEM UI, BEM Kema Unpad, BEM KM UGM, BEM SI wilayah BSJB, ITL, dan UPI.

“Kami hadir di sini untuk memberikan peringatan kepada pemerintah!” tegas sang orator.

Aksi ini juga mengkritisi masalah dikebutnya pengesahan RKUHP yang jelas bermasalah padahal terdapat RUU Masyarakat. Juga mempermasalahkan kebijakan pemerintan yang mencabut subsidi BBM yang diperlukan masyarakat, tapi malah ngebut menggenjot proyek minim urgensi seperti IKN, dan ratusan PSN lainnya yang memakan ratusan triliun.

Mereka juga mengingatkan rezim atas pelanggaran HAM masa lalu yang tak pernah diselesaikan oleh pemerintah. Ironinya negara malah membiarkan para pelaku berkeliaran dan berpolitik praktis lalu membentuk tim penyelesaian nonyudisial yang tidak menyelesaikan masalah.

Masalah korupsi, kolusi, nepotisme yang menggerogoti bumi Indonesia di segala sisi menurut BEM SI juga tanpa upaya pemberantasan yang berarti dari pemerintah.

Tak luput juga fenomena pendidikan yang masih belum demokratis dan terbuka untuk semua orang, terlebih lagi dengan hadirnya RUU Sisdiknas yang jelas berbahaya bagi dunia pendidikan.

Terakhir BEMSI juga memprotes pemberangusan demokrasi lewat upaya-upaya untuk menunda Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden.

Kepada awak media, BEM SI Kerakyatan berencana akan menggelar aksi kembali pada 20 Oktober mendatang. Massa BEM SI Kerakyatan membubarkan diri sekitar pukul 18.10 WIB seusai melakukan konferensi pers.|YOS-JAKSAT