JAKARTASATU.COM — Tiga Aktivis (Seniman Lukis, Wartawan dan Aktivis Tunas 98, mendesak pemerintah agar segera tentukan siapa yang bertanggung jawab atas kasus ratusan supporter atau pendukung Arema dan juga penonton yang tak berdosa tewas di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur pada 1 Oktober 2022.

Menyusul insiden yang merupakan bencana terbesar kedua di dunia ini. Ketiga aktivis ini melepas pakaian setengah badan (telajang dada) sebagai bentuk protes penanganan kasus yang lamban oleh pemerintah Indonesia.

“Ini kami sampaikan protes, karena Indonesia tak juga melakukan duka negara duka rakyat minimal bendera setengan tiang, beda dengan FIFA,” ujar Feko Supriyadi aktivis Tunas 98 kepada Redaksi saat melakukan aksi di seputaran Cilandak Jagakarsa Jakarta Selatan (4/10/22).

Sementara itu Seniman AR. Tanjung mengatakan bahwa protes ini sebagai bentuk duka dan mendukung agar kasus di Malang di diselesaikan secepatnya. “Kami ikut berduka bagi keluarga yang ditinggalkan khususnya para pendukung Arema yang mengalami duka ini, Saya berencana melelang lukisan dan karya yang terjual akan disumbangkan untuk keluarag korban,” ujar Tanjung.

Aendra Medita wartawan yang juga ikut melakukan protes ini meminta bahwa tim Independen yang dibentuk pemerintah secepatnya bekerjasa jangan terlalu lama hingga sampai satu bulan. “Harusnya investigasi independen akan segera dan cepat terungkap,” kata Aendra.

Ketiga aktivis juga sepakat bahwa protes ini harusnya bisa membuka dan mendesak bahwa yang bertanggaung jawab ini harus tanggung jawab dan ini ratusan nyawa melayang sia-sia. “Yang bertanggung jawab itu harus tahu diri dan jangan tebal muka, akui saja dan berharap kasus ini tak mencoreng bvangsa di dunia,” jelas ketiganya menutup pernyataan protes telanjang dada ini. (TIM/REDJAK)