Tak perlu saya ulangi lagi, kalau 2023 adalah tahun dimana dunia kemungkinan besar akan menghadapi resesi, yang jika ditilik jauh dimulai dari krisis subprime mortgage 2008, kemudian saat kondisi ekonomi masih tersok muncul badai corona yang menyebabkan ekonomi mandeg, lalu ditengah corona yang mulai berakhir, datang lagi perang Ukraina yang menyebabkan dunia krisis bahan baku. Karena itu harga-harga mulai naik ke langit secara signifikan, dan barang-barang semakin langka.
So what?
Yang pasti banyak negara yang sebelumnya kaya raya akan mulai mengerem investasi mereka. yang dampaknya pasar saham mungkin akan tumbang karena para investor Kaiju akan menarik dana mereka untuk memback up ekonomi mereka yang rapuh. Yang artinya, investasi di dunia startup digital akan berkurang jauh, kalau bisa dibilang tidak ada. Yang artinya, acara bakar-bakar duit akan berkurang jauh atau tidak ada sama sekali, yang efeknya akan menaikan harga, dan efeknya juga mereka akan mulai melakukan perampingan dan pemecatan (yang mana sudah dimulai sekarang).
Pasar cryptocurrency mungkin akan terjun bebas jika para Kaiju melakukan cash out.
Export untuk barang jadi terutama barang seni mungkin akan terdampak hebat, karena orang beli barang seni biasanya saat kelebihan uang, bukan saat krisis. Dan terlepas dari barang seni, barang lainnya selain komoditi terkait energy dan sembako mungkin akan sangat terdampak, akibat penghematan di segala bidang, plus negara-negara produsen lain akan bersama-sama membanting harga.
Bisnis barang-barang mahal seperti rumah dan mobil mungkin akan terdampak buruk.
Namun ada secerah harapan. Seperti kata pepatah Tionghoa, dimana krisis ditulis sebagai wei ji, yang merupakan gabungan kata bahaya dan peluang :
In the end, apakah anda ada dalam industri yang terdampak atau malah diuntungkan dari krisis ini, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik.
Ingatlah pepatah Tionghoa :
Hoki te it punsu te ji = yang artinya : keberuntungan nomor satu, sementara kepandaian adalah nomor dua. Lalu apa itu keberuntungan? Keberuntungan adalah saat kesiapan bertemu kesempatan. Maka itu, terlepas ada tidaknya krisis tahun ini, mari kita menjadikan diri kita siap.
William Win Yang
KABID Digitalisasi Kadin Indonesia
Book Writer & Business Strategist