Aendra MEDITA, jurnalis kerja sebagai analys Komunikasi Media di Pusat Kajian Komunikasi Politik (PPKPI)

CATATAN #NGOPI AENDRA MEDITA

SEBENARNYA tak ingin bahas ini karena semua sudah tahu. Siapa raja iklan itu saat ini. Usai lembaran iklan kertas sekarat di zaman serba digital ini, maka yang kuasa adalah yang pegang kendali iklan. Iklan ini kuenya luar biasa. Banyak sejumlah advertising lenyap, bahkan tak jelas kisahnya lagi. Saya tak mau bilang bahwa sejumlah advertising tutup atawa gulung tikar. Ini bukan di Indonesia saja tapi di dunia.

Dunia iklan itu dinamis dan menarik. Saya punya pengalaman dalam iklan, masuk dalam dunia iklan media. Saya sempat jadi redaktur di Majalah CAKRAM majalah komunikasi periklanan dan kehumasan.  CAKRAM ini  cukup ternama pada era 2000an dan mulai dari sini saya terpantik melihat dunia ini penuh keseruan bukan sekadar dinamis namun disini  ada kapital.

Sejumlah korporasi atau saat ini lagi banyak para politisi beriklan dan juga caloncalon parlemen dan partai juga beriklan dengan cara yang baik dan penuh strategi dulu harus perlu dan pakai advertising agency. Karena kendala utama saat dulu kalau beriklan terutama media besar tak akan terima jika korporasi direct to media. Namun harus ada jembatannya yaitu agency tadi. Tapi kini nampaknya media saat ini membuka lebar ruang promo itu korporasi langsung bisa ber-placement di media yang ada saat ini. Apalagi pilihannya banyak media online atau bahkan media sosial. Tapi tentunya yang saya katakan tadi yang kuasa penuh adalah saat ini pemilik ruang digital paling besar di dunia. Adalah google sang ruang digital paling ditentukan ruang pencarian apapun ada di  google. Dia raja semua elemen ini iklan atau apa saja ada.

Namun saya ingin menelisik sedikit soal google, saking kuasanya google  itu juga ambil peranan yang masuk keruang-ruang media online, dia masuk dengan googleads-nya dengan masuk segala lini atau partisi yang ada di ruang media online. Ia juga masuk ke hal banner serasa berslenacar aman, kecuali pemilik media memblok iklannya. Iklan googlen beraga, tapi jika pemilik media online sedikit menutupnya bahkan google  membuka alternatif. Apa iklan ini sering dilihat iklan sudah biasa atau bahkan kaliman tak cocok.

Intinya  kalau saya bisa katakan IKLAN YANG DIKUASAI saat ini dia yang kendalikan. Para pengiklan sih senang dengan pasang iklan dan akan tersebar cepat. tentunya dnegan belanja dan billingnya yang juga harus besar. Dengan Clicks adalah jumlah berapa kali iklan anda mendapatkan klik pada tombol yang anda arahkan menuju tujuan tertentu.  Jumlah klik adalah salah satu cara untuk mengukur minat yang dihasilkan iklan Anda di antara audiens yang sudah Anda targetkan.

Jumlah keterlibatan audiens terhadap suatu konten di social media misalnya dlam iklan kekiniaan ada nilai engagement dapat dihitung dari jumlah reaksi, komentar, share dan klik pada postingan, selain itu perbandingan jumlah engagement dengan jumlah impression pada iklan atau konten yang dipromosikan.

Kira-kira itu gambaran besarnya saat ini beriklan didigital. Beda dengan yang analog atau konvensional iklan satu arah, tapi bisa dianalisa interaksinya kecuali ada iklan dilakukan riset akan kebaca iklan yang lama itu.

Yuk ah…#NGOPIPAGI dulu saya baru mau ngopi di toko kopi saya #BIJIKOPIDUNIA234 jalan Kebagusan Raya 32 Jakarta Selatan. dengan #NGOPIPAGI Kopi Arabika GayoHoney Tabik..!!

Jagakarsa, JAKARTA, 10 Januari 2023