JAKARTASATU.COM — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang di Pilpres 2024.
Acara deklarasi tersebut digelar di DPP PKS kawasn TB Simatupang Jakarta Selatan, Kamis (23/2) dan dihadiri langsung oleh Anies Baswedan dan para petinggi partai PKS.

“Deklarasi PKS dukungsn terhadap Anies Baswedan untuk maju di pilpres, paling tidak PKS sudah memberikan dukungan secara definitif kepada Anies Baswedan berarti diharapkan menjadi katalisator partai lain, berbagai elemen semakin meningkat dukungan walaupun PKS tidak bisa menjadi penentu karena kan hanya 4% atau 5%. PKS memang partai kader yang terkomando yang artinya di bawah akan ngikut apa kata di atas,” ungkap kata Hendrajit kepada Jurnalis JAKARTASATU.COM.

Menurut Hendrajit deklarasi PKS hari ini belum bisa disebut cukup. 4 – 5 % itu diharapkan bisa menjadi katalisator percepatan dengan Nasdem dan Demokrat dapat melakukan hal yang sama untuk kepastian atau definitif pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden.

“Begini, kalau di luar hitungan-hitungan suara pemilih untuk pemilu langsung maka diharapkan selain dari kader-kader parpol juga dukungan masyarakat luas,” ujar Hendrajit lagi.

“Memang Nasdem, PKS dan Demokrat harus mutlak solid karena kalau salah satu saja mundur maka gugur karena kan harus mencapai persyaratan 20% ke atas,” imbuhnya.

Kemudian Hendrajit membedakan antara parpol yang harus koalisi dan parpol yang bisa mandiri mencapai persyaratan.

“Beda dengan PDIP bisa mencapai persyaratan 20% lebih bisa sendiri tanpa harus berkoalisi untuk mencalonkan siapa yang disukai partainya. Sementara Anies yang real di depan mata berkoalisi 3 partai walaupun secara definitif baru 1 partai yaitu PKS. Tiga partai ini jika tidak ada masalah tetap solid ke Anies bisa mengamankan quorum dukungan yang minimum ini.”

Bicara soal dukungan lanjut Hendrajit, sekarang ini pemilihan serentak pileg dan pilpres. Jadi diharapkan dukungan masyarakat simpatisan Anies akan menambah suara-suara ke pemilihan caleg baik itu ke Nasdem, PKS dan Demokrat. Yang selama ini pileg mengandalkan binaan kelompok-kelompok dari partai. Pemilun dan pileg seremtak nanti, pileg dan pilpresnya sukses mendulang suara untuk pilegnya lolos ke Senayan.

Hendrajit kembali menekankan bahwa deklarasi hari ini dari PKS belum bisa dibilang cukup tapi paling tidak Anies kartunya masih hidup. Dengan dideklarasikan PKS hari ini secara psikologis akan mudah jika tidak ada hal-hal yang membuat adanya pecah di dalam tiga partai ini maka Anies aman untuk maju ke gelanggang pilpres 2024.

Menariknya tutur Hendrajit, setelah PKS secara definitif ini, terlepas Nasdem dan Demokrat belum secara definif. Begitu juga dengan Prabowo Gerindra dan PKB yang tadinya mencukupi dengan hanya dua parpol, tapi sampai seberapa solid PKB terhadap Prabowo kan masih tanda tanya.

“Kalau ternyata tetap solid, siapa yang akan diajukan dari kedua parpol ini apakah Prabowo dan Wapresnya yang disepakati oleh dua parpol ini atau Prabowo mundur kemudian mencalonkan sosok lain. Nah ini kan masih membuka berbagai kemungkinan,”bebernya.

Hendrajit menjelaskan perpecahan bisa terjadi karena faktor publik figur dari parpol koalisi, seperti faktor Surya Paloh dan SBY. Kalau PKS kan tidak menekankan figur. Figur ini mempengaruhi pengamanan quorum. Begitu juga dengan Gerindra dan PKB.

“Sementara PDIP yang tidak memerlukan koalisi yaitu bisa berdiri sendiri tetapi masih misteri. Dan Ganjar itu sendiri makin hari makin banyak yang meragukan telepas dari faktor manuver Noel, Abu Janda atau yang lainnya yang tiba-tiba ke Prabowo. Noel basis kekuatan akar rumputnya belum bisa dipegang, belum terukur,” tutup Hendrajit. (YOS/JAKSAT)