JAKARTASATU.COM — Yang perlu dijelaskan kepada manusia utamanya di Indonesia dan khususnya umat Islam bahwa misi yang diemban oleh Rotshild pada awalnya untuk menghancurkan agama samawi. Dengan kekayaannya Rotshild membiayai revolusi Perancis untuk menggulingkan morarki menjadikan negara demokrasi yang pada akhirnya Perancis menjadi negara yang sekuler. Begitu juga terhadap Jerman.

Tetapi kemudian timbul pertanyaan kenapa Rothschild mempertahankan rezim kerajaan di Inggris dan di Belanda. Nanti kita akan temukan kaitannya dengan melibatkan organisasi Internasional bernama Committee 300.

Rockefeller sebenarnya adalah anak dari salah satu saudara perempuan Rotcshild. Rockefeller diminta ke Amerika dengan modal setelah Bank Of England itu kuat. melalui Bank Of England proses dia menjadi rentenir , menjadi perantara jual beli senjata dengan usaha revolusioner untuk menggulingkan pemerintahan-pemerintahan monarki di Eropa terutama di Eropa Barat maka akhirnya membangun apa yang kita kenal sekarang sebagai Bank of England. Informasi ini jarang dipublikasikan.

Kalau kita bicara mata uang, moneter, viskal atau berkaitan dengan kebijakan-kebijakan internasional berkaitan dengan yang kemudian kita kenal sebagai IMF dan Bank Dunia yang menunjang itu adalah The Fed. Padahal The Fed ini sebenarnya berfungsi sebagai Bank Central.

Banyak orang tidak tahu bahwa The Fed ini bukan milik pemerintah Amerika Serikat karena pemegang saham The Fed ini ada dari bank of London, Jerman ada 7 saham pemegang di luar Amerika di The Fed. sehingga apapun keputusan The Fed yang diumumkan ke publik sebenarnya harus menunggu dulu persetujuan dari Bank Of England.

Nah sekarang bagaimana melihat Committee 300. Kalau dilihat dari struktur di GCA (Global Collateral Account), Committee 300 ini ada dua blok yaitu : Satu, Yang sekuler Komunistis dan satunya ada blok yang dipimpin oleh keluarga kerajaan Saudi Arabia. dan para Syeih negara-negara Timur Tengah.

Rothschild ini menggunakan Rockefeller membiayai pembentukan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), IMF, Bank Dunia, semua dilakukan Rockefeller dengan biayanya.
Sehingga bisa dilihat bagaimana Rockefeller mempengaruhi sistem pemerintahan di Amerika Serikat dan sekarang ini mencoba dipraktekkan di Indonesia yaitu bagaimana calon presiden hanya ada dua Paslon.

Hanya untungnya kalau di Amerika kan hanya ada dua Partai yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat maka calon Presidennya ada dua. Maka tatanan politik di Amerika Serikat itu menetapkan bahwa ada kelompok Rockdem dan Rocketab. Rockdam ini dari Partai Demokrat, dan Rocketub dari Partai Republik. Apakah calon itu dari partai dari Demokrat ? apakah calon itu dari Partai Republik pasti didukung oleh Rockefeller siapa yang menang pasti dibawah pengaruh Rockefeler.

Inilah yang sedang coba diterapkan yang secara globalnya oleh oligarki di Indonesia sekarang ini. Sekarang ini belum bisa dilihat calon yang di Indonesia yang akan didukung oligarki karena belum terlihat siapa yang akan jadi capres dari partai politik.

Tentu nantinya juga partai politik akan mengalami kesulitan karena partai di Indonesia yang banyak sekarang ini akan menjadikan dua capres meskipun ada ketentuan dengan PT 20%. Dengan kondisi partai di Indonesia sekarang ini, normalnya ada 4 capres atau paling kecilnya 3 capres. Ada usaha-usaha menjadikan capres hanya ada dua ini yang sekarang sedang berkembang.

Tidak bisa dikatakan ada peran Rockefeler sekarang ini. Secara global pastinya ada oligarki. Yang menjadi inti dari Commitee 300 itu yang ada dibalik layar. Nanti mereka akan bagi untuk Indonesia siapa yang akan pegang. Seperti misalnya Amerika Selatan, sebagian besar dipegang oleh Amerika Serikat tapi operasi intelijennya itu adalah gabungan antara Mossad, MI6, MI5 yang dikonsolidasikan di London sebagai pusat gabungan intelijen yang mereka juga dibawah Committee 300. Seperti pertemuan petinggi Indonesia di London pastinya terpantau oleh gabungan intelijen dunia yaitu Mossad, M16, MI5.

Jadi Committee 300 itu operasi dimana-mana menjadi sumber biaya. Misalnya, kita ambil contoh kenapa Arafat bisa rusak. Kenapa negara-negara timur tengah seperti Syuriah masih dibikin demikian. Kembali ke soal Arafat itu ada peran ajudan pribadinyanya yang berhasil direkrut oleh Mossad. Setiap penggunaan biaya Arafat dari tahun 70’an sampai tahun 80’an bahkan sampai Arafat meninggal dilaporkan kepada Mossad, tiap laporan itu bernilai seharga 1000 USD.

Nah praktek-praktek seperti ini bisa di mana saja termasuk di Indonesia dalam konteks politik yang sekarang sedang berlangsung.

Sekarang kita lihat struktur Comiittee 300 maka kita akan temukan dua kutub besar yaitu kutub Rotcshild dan Rockefeller yang menguasai keuangan dan moneter internasional.

Tapi mereka ini akan berhadapan dengan Komite 300 GCA yang salah satu pemilik rekeningnya
Global Collateral Account (GCA) bernomor 103.357.777 milik Inderawan Hery Widyanto, putra asli Indonesia. Pemilik rekening putra Indonesia ini di dunia Internasional kalangan penentu kebijakan moneter itu dikenal sebagai M One atau Indonesia One. M One itu artinya Moneter One, Indonesia One itu artinya orang Indonesia yang memiliki duit paling banyak.

Dia menjelaskan, keberadaan Global Collateral Account (GCA) milik Inderawan dapat ditelusuri melalui client information sheet (CIS) di Bank Indonesia (BI) yang berisi biodata tentang pemilik rekening tersebut, dan juga dari rekening berkode 103, sesuai tiga angka di depan nomor Global Collateral Account (GCA) tersebut, yakni 103.357.777.

Ketua Budgeting Metropolitan Watch (BMW) itu menyebut, tiga rekening milik Inderawan di Bank Pemerintah di antaranya berada di Bank Mandiri dengan nomor 903988xxx, sedang rekening Inderawan di bank swasta di antaranya berada di BCA dengan nomor 562553xxx.

Committee 300 itu adalah seluruh bank yang ada di dunia dibawah kendali Committee 300. Induk Committee 300 itu Bank Of England. Committee 300 itu diatur di Bank Of England. Informasi perkembangan suatu negara, negara kawasan tetapi soal intelijennya seperti yang saya sebutkan tadi di atas yaitu gabungan dari Mossad, M16, M15, dimana pertukaran informasi itu dilakukan pertemuan di London. Yang mempublikasikan data-data itu adalah para master yang sudah bekerja di Mossad, MI6, MI5 jika gabungan para intelijen merasa ada yang salah termasuk upaya kekuatan Rotshild dan Rockefeler untuk mencegah penggunaan dana GCA.

Penggunaan GCA (Global Collateral Account) ini ada rekening induknya dengan istilah selver boy , wonder selver boy. Yang satu saja jika dibuka nol nya bisa ada 24. Kalau yang dibawah nol nya 24 aja bisa ribu-ribu triliun.

Nomor rekening GCA ini ada di seluruh Bank Central di dunia maupun bank komersial termasuk Indonesia. Saat jelang G20 saya memberikan ulasan tentang keneradaan GCAdengan harapan mendapat perhatian Presiden Jokowi jika perlu saya bisa berikan nomor-nomor rekening GCA yang ada di seluruh Bank Central dan Bank Komersial dari negara-negara G-20.

Global Collateral Account (GCA) jelas Amir, merupakan rekening yang berada di bank sentral-bank sentral anggota Committee 300, di antaranya Barclays Bank PLC dan JP Morgan Chase Bank New York, dan dikelola dengan quantum financial system (QFS). Dana Global Collateral Account (GCA) ini dapat digunakan dengan skema humanity for humanitarian, namun setiap penggunaannya dikenakan royalti 0,5%.

“Prioritas pnggunaan dana Global Collateral Account (GCA) ditujukan untuk memperkuat tata kelola Pemerintahan,” jelas Amir. (YOS/JAKSAT)