OLEH MatdonRois ‘Am Majelis sastra Bandung

Tiba-tiba jagat maya viral oleh sebuah berita “Guru Honorer Dipecat Setelah Komentar IG Ridwan Kamil”. RidwanKamil adalah Gubernur Jawa Barat yang memang kerapmenggunakan medsos, bahkan disebut sebagai ajang program pemerintahannya.

Jumlah followernya mencapai 13 juta lebih di Instagram, 4 juta lebih di Twitter dan 3 juta lebih di Facebook. Ridwan Kamilmenjadi pejabat publik di Indonesia dengan pengikut sosialmedia (sosmed) terbanyak setelah Presiden Joko Widodo.

Ya, Muhammad Sabil Fadilah, seorang guru honorer asalCirebon itu, dipecat dari dua sekolah tempat dia mengajarsetelah mengkritik unggahan akun Instagram Gubernur JawaBarat Ridwan Kamil.

Ia menulis komen atas unggahan RK yang sedang zoom sedang mengapresiasi siswa di Tasikmalaya karena patunganmembeli sepatu kepada teman sekelasnya.

Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar atokader partai ato pribadi @ridwankamil???? (“Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi)” demikiantulis Sabil. Kemudian komentar Sabil lalu dibalasRidwan Kamil. “@sabilfadhillah ceuk maneh kumaha (menurutkamu gimana)?” jawab Ridwan Kamil.

Tak lama kemudian Sabil dipecat di dua sekolah SMK tempat ia mengajar. Alhamduliallah, per hari ini saya sudahdikeluarkan,” ucap Sabil.

Komentar pun menghampiri dua orang ini, guru dangubernur, dari yang lembut sampai kasar kepada Gubernur atausang Guru

Seperti komentar dibawah ini :

Atau ini

Dan banyak ribuan komentar lainnya

Sabil Sang Guru punya alasan komentar tersebutdilayangkan sebagai bentuk kritik. Sebab, saat berbincangdengan para siswa, Ridwan Kamil tengah mengenakan jasberwarna kuning. Warna itu lekat dengan warna Partai Golkar di mana Ridwan Kamil merupakan kader dari partai berlambangberingin tersebut. “

Rupanya sang Gubrenur juga jengah dengan kata “manehJadi pertanyaan, saya tanya ke akang, kita mengizinkan enggakorang berbicara kasar? Kan enggak. Nanti ditiru, makanyadiedukasi,” ujar Emil. Terkait kata “maneh” yang digunakanSabil.

Dari kasus ini, susah untuk disimpulkan, namun bisadiambil hikmahnya, bahwa bermedsos juga perlu kesopansantunan bahasa. Di sisi lain mudah bagi kekuasaan menguasaimedsos, karena kekuasaan merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Allah kepada individu sebagai pemegangkekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan mengubahpemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatutindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengansungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secarafisik maupun mental.

Namun di dalam kekuasaan tidak semua yang berkuasamemiliki kewenangan, karena kewenangan bersifat khusus

Sifat kekuasaan Position Power adalah kekuasaan yang sudahdimiliki oleh seseorang pada suatu organisasi.  Sifat kekuasaanini biasanya ada pada seseorang yang memiliki jabatan di suatuorganisasi

Kasus Lain

Sebetulnya Kasus Guru honorer lainya yang dipecatbanyak,  dari pemberitaan bias dicatat, Sekolah Dasar Negeri(SDN) 169 Sadar, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, memecat guru honorer Hervina (34), setelah iamengunggah besaran gaji di akun media sosial Facebook.

Dalam unggahan foto tersebut, Hervina menulis dalamsebuah buku ia mendapatkan dana BOS sebesar Rp700 ribuuntuk empat bulan.  Lalu ia merinci pengeluaran bulanannyaselama sebulan, mulai dari bayar utang, uang untuk orang tua, dan untuk kedua anaknya.

Ada juga guru honorer yang dipecat gara gara hamil. Seorang guru honorer di SD Negeri 095179 Bah Tangan, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, tiba-tiba dipecat hanya lantaran tengah hamil tua.

Lalu Seorang guru honorer di salah satu Sekolah Dasar(SD) di Kota Kendari yang telah mengabdi selama 16 tahunbernama Wa Ode Sunartin mengaku telah dipecat secara sepihakoleh kepala sekolah di tempatnya mengajar tanpa ada alas an.Dan pemecatan sepihak guru honorer di TK 13 Kota Bima

Di Maluku Utara, khususnya di Kabupaten Halmahera Selatan, Tujuh tenaga pendidik honorer di Sekolah MenengahPertama (SMP) Negeri 7 Halmahera Selatan malah dipecatKepala sekolah (Kepsek) setempat. Salah satu penyebabnyakarena salah faham.

Mungkin banyak lagi guru honorer yang dipecat, entah karenakelakuannya atau karena kekuasaan.***