JAKARTASATU.COM — Pengamat Politik, yang satu ini unik dan asyik. Ia adalah Eep Saefulloh Fatah memiliki waktu luangnya dengan menumpahkan ekspersi pada kekarya seni.
Di Ruang Garasi milik perupa Kana Fuddi Prakoso, Eep menggelar pameran sketsa bertajuk “Testimoni” yang resmi dibuka pada Rabu, 15 Maret lalu. Pameran ini dibuka untuk umum mulai dari 16 Maret – 7 April 2023 di Ruang Garasi yang berlokasi di Jl. Gandaria IV No. 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Eep S. Fatah, dikenal pemilik Founder & CEO PolMark Indonesia (Political Marketing Consulting) sekaligus Pengamat Politik, mengisi waktu luangnya dengan menggambar sehingga terwujudlah pameran sketsa “Testimoni” dalam sajian karyanya dikelompokkan menjadi tiga bagian Benda Sekitar, Bangunan Terlantar, dan Manusia-Manusia.
Terdapat 55 koleksi sketsa yang dipamerkan, 23 sketsa untuk masing-masing Benda Sekitar dan Bangunan Terlantar serta 9 sketsa Manusia-Manusia sekaligus menjadi representasi dari umurnya, yakni 55 tahun. Penggarapan pameran juga diselesaikan hanya dalam waktu dua setengah bulan.
“Yang paling lama saya gambar itu 27 Desember dan yang paling baru saya gambar 11 Februari. Jadi cuma dua setengah bulan ini digarap. Jadi 47 gambar ini saya bikin dalam dua setengah bulan. Tapi 8 gambar yang sisanya, itu ada yang dari tahun 2020, ada yang dari tahun 2021,” jelas Eep menambahkan.
Ia juga memperlihatkan proyek gambar yang tengah digarapnya untuk melengkapi koleksinya yang ke-56 yang diharapkan selesai sebelum pameran berakhir.
“Karena itu untuk melengkapi 56, ini ada kap mesin mobil yang mau saya gambari dengan gambar mesin yang ada di bawahnya, di bawah kap itu. Ini gambar yang rencananya mau saya kerjakan selama pameran di sini. Saya ingin menggambar yang ke-56 dan live di sini. Mudah-mudahan sampai selesai nanti sebelum tanggal 7,” ujar Eep saat ditemui Jurnalis Jakartasatu.com di lokasi pameran pada Rabu (29/03/23).
“Testimoni” dipilih sebagai tema dalam pameran sketsa yang berusaha memvisualisasikan sisi yang jarang ditampilkan oleh seniman lainnya. Seperti Benda Sekitar yang memberikan kesan ‘membendakan’ benda dan potret Bangunan Terlantar yang menyiratkan ekspresi kepedihan dan keterpurukan. Testimoni itu adalah pengungkapan, penyampaian, kesaksian tentang apa yang saya pahami di lingkungan sekitar saya,” ungkapnya.
Jika kita melihat karya Eep dalam visual kasat mata memiliki kekuatan karya yang sublim, pada sejumah karya manusia-manusia ada 7 karya yang menarik, sketsa Eep tajam dan penuh kekuatan ekspresi yang lepas. Sketsa Bung Karno (proklamator), Gandhi (PM India), Che Guevara (Kuba), Wimar Witoelar (tokoh Indonesia), Gian Malakiano (kerabat Eep), Radar Panca Dahana (sastrawan) dan Acep Iwan Saidi (pakar semiotika ITB) dari sket tersebut Eep mampu dengan coretannya tanpa beban bahkan ia secara kuat mengolah garis-garis yang bermakna penuh estetis. Pada karya lainnya dalam kehidupan dan wilayah sekitar Eep juga menembus estetis ruang kekaryaan seni yang hakiki.
Pameran masih terbuka untuk publik hingga 7 April 2023. Karya Eep juga dapat dinikmati secara daring melalui akun instagram @sketsaeepsfatah.***
Laporan oct/CR-JAKSAT, Editor Aendra Medita