JAKARTASATU.COM — M. Qodari Direktur Eksekutif Indo Barometer, menuturkan dalam pilpres kali ini orang-orang tidak menanti saiapa capres, melainkan siapa cawapres. Menurutnya, cawapres dalam pilpres kali ini akan menjadi penentu dalam Pemilu 2024.
“Memasuki babak baru di mana sekarang itu dinamika paling menarik itu ada di seorang wakil, ya seorang wakil,” ujarnya dalam acara Adu Perspektif detikcom dengan Total Politik dalam siaran YouTube, Rabu (29/3/2023).
Qodari menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi menarik karena tiga nama yang digadang-gadang sebagai calon presiden (Capres) memiliki persaingan elektabilitas yang sangat ketat.
“Coba, kapan di Indonesia itu cawapres itu sebegitu menarik pada hari ini. Belum pernah semenarik pada hari ini, orang tuh ga nungguin cawapres tapi nunggu capres. Tapi karena capresnya elektabilitasnya sudah kelihatan kurang lebih sama rata, maka kemudian kata kuncinya itu ada di Calon Wakil Presidennya,” ungkapnya.
Lalu Qodari menjelaskan bahwa pemilu 2024 adalah pemilunya Cawapres.
“Pemilu 2024 saya katakan adalah pemilunya para Cawapres. Saya ulangi, pemilunya para cawapres, bukan lagi pemilu capres. Maka adu perspektif pada hari ini menjadi acara pertama yang mengangkat soal pentingnya cawapres dan ini adalah pemilunya cawapres,” tukasnya.
Berbeda dengan Qodari, Deddy Sitorus Politisi PDI-P yang hadir dalam acara tersebut memberikan pendapat bahwa cawapres bukanlah faktor dominan.
“Saya kira no. Karena menurut saya gini ya, kalau saya melihat hampir dalam semua pemilu kita ini, pemilu yang pemilihan langsung, tidak signifikan tuh yang namanya calon wakil presiden. Terlebih lagi dua kali di zamannya pak Jokowi menurut saya tidak itu faktor determinannya,” ungkapnya.
“Apakah ada memberikan efek? Ya, but not determinan factor. Masih banyak faktor-faktor lain yang jauh lebih mengunci daripada soal ini,” tambahnya.
Dedy memberikan sebuah contoh pembuktian, yakni saat Pilpres 2019 yang mana Jokowi menggandeng Ma’ruf Amien sebagai Cawapres padahal dalam situasi sulit, tetapi tetap menang karena elektabilitas Jokowi yang tinggi.
“Karena saya juga berkeyakinan tidak terlalu signifikan pengaruh calon wakil presiden itu. Karena pada akhirnya orang akan melihat perpanjangan, apakah dia akan memberikan resonansi, tapi belum tentu efek kalau menurut saya,” tukasnya.
Sedangkan Qodari kembali memperjelas bahwa elektabilitas antara Ganjar, Prabowo, dan Anies saat ini sangat ketat sehingga menjadikan Cawapres sebagai satu variabel pembeda yang dapat meningkatkan elektabilitas Capres berbeda dengan situasi pada pemilu sebelumnya. (MAT/CR-JAKSAT)