Tekel Keras Dari Pihak Keamanan, Cideranya Sepak Bola Tanah Air

JAKARTASATU.COM– Status Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 resmi dibatalkan. Ini membuat seluruh masyarakat pencinta sepak bola tanah air semakin geram sekaligus kandas harapan untuk melihat timnas sepak bola Indonesia berlaga pada perhelatan akbar paling bergengsi di seluruh dunia.

Sekertaris Cabang DPC GMNI Jakarta Timur Maulana Yoga Wicaksono Menyudutkan pihak keamanan yang menjadi muara permasalahan imbas penghapusan nama Indonesia untuk tuan rumah pada ajang Piala Dunia U-20 tak bisa menjamin keselamatan para supporter pada peristiwa Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada 22 Oktober tahun lalu.

“Sedang hangat diperbincangkan yang menjadi sorotan publik, menurut hemat saya karena citra kemanan yang buruk, saya meyakini faktor kuat dihapusnya nama Indonesia menjadi host Piala Dunia U-20 karena bobroknya pihak keamanan bukan hal lain daripada itu,” ujarnya dalam keterangan kepada kawan media. Kemarin.

Sebelumnya keputusan yang telah diambil oleh FIFA selaku induk federasi sepak bola internasional menjadi sorotan, setalah pertemuan Presiden FIFA Gianni Infantino dengan Ketua Umum PSSI Erick Tohir di Doha, Qatar menghasilkan pernyataan pembatalan Indonesia menjadi host Piala Dunia U-20 yang terpampang di laman situs resmi FIFA.

“Peristiwa tragis yang menelan korban jiwa takbersalah bukti kegagalan dalam tanggung jawab pihak keamanan yang seharusnya memastikan keamanan kenyamanan serta keselamatan para supporter,” Sambungnya.

Ia menjuluki bahwa pihak keamanan seperti bukan manusia yang tidak mempunyai empati terhadap sesamanya karena tak didasari peri-kemanusiaan. dan mengecam keras terhadap perilaku tersebut.

“Tragedi Kanjuruhan dianggap Yoga sebagai potret pengelolaan inferior sepak bola tanah air dimuka dunia, penyebabnya kelalaian pihak keamanan stadion dengan menunjukan bukti tak mampu menghadapi situasi chaos” Katanya.

Kepada masyarakat, Ia memperingatkan agar tidak larut dalam pembahasan Nasionalisme ala-ala yang di gunakan sebagai suatu simbol historis tetapi kembali ke fakta bahwa yang seharusnya di salahkan atas persoalan yang menimpa persepakbolaan Indonesia adalah pihak keamanan yang bertanggung jawab sepenuhnya atas Tragedi di Kanjuruhan, Malang.

Yoss/jaksat