Sketsa Bung Karno karya Eep S. Fatah/katalog digital (dok seni.co.id)

SENJAKALA TRAH SOEKARNO?

Oleh : Indra Adil
Eksponen PKM IPB 77/78

Bila Bung Karno masih hidup, meski jauh sekali kualitas diri Putri Kesayangannya dibanding dirinya dalam berpolitik, apalagi secara intelektual, pasti Bung Karno tetap bangga pada Megawati dan berterima kasih atas militansi dan energi Megawati mempertahankan Trah Soekarmo di Blantika Perpolitikan Nasional.

Betapa tidak…? Sekalipun didera tuduhan curang dalam Pemilu dan Pilires 2019 yang lalu, “de facto” Masyarakat Politik di Indonesia tetap mengakui PDIP (Partai Bung Karno), sebagai Partai No. 1 di Indonesia, dan Pimpinan Puncaknya adalah Megawati Soekarnoputri alias Pewaris Trah Soekarno.

Bagaimana dengan Pewaris Soekarno yang lain? Tak ada yang terdengar kiprahnya kecuali Puan Maharani. Tetapi Puan Anak Mami, tidak pernah punya effort. Selalu Jaga Muntah dari ibunya, Megawati. Lalu apa yang akan terjadi dengan Trah Soekarno?

Kita Tengok Konstelasi Politik Hari ini.

1. PDIP Kehilangan Momentum Pecalonan Puan untuk Capres, Koalisi-koalisi partai baik Oposisi maupun Partai Pemerintah telah terbentuk. Nasdem, PKS dan Demokrat telah mantap dengan Anies dan PDIP tidak akan bergabung bila Puan hanya jadi Calon Wakil Presiden.

2. Koalisi Besar Pemerintah juga telah terbentuk dengan 3 Capres yaitu Prabowo, Hartarto dan Muhaimin, meski Muhaimin cuma jadi penggembira. Berarti peluang Puan jadi Capres Koalisi Besar telah tertutup bila PDIP ingin bergabung. Bahkan Golkar lewat Wakil Ketua Umum Nurdin Halid dengan tegas menyatakan Menolak PDIP bergabung bila tetap menginginkan Puan menjadi Capres.

3. Firly, Muldoko dan Anas mengancam Demokrat, meski Firly sudah sangat Terpojok. Firly tidak mungkin lagi mampu dan mau menyeret Anies ke KPK, kecuali dia sangat-sangat bodoh. Tinggal Muldoko yang berpeluang bergabung dengan Anas untuk merebut Demokrat dari Agus Harimurti dan SBY. Dipastikan kali ini Muldoko bakal berhasil, karena akan mendapat dukungan penuh Pemerintah yang sangat berkepentingan menggembosi Anies. Apalagi ada Tambahan Tenaga Potensial Baru yaitu bebasnya Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Demokrat yang merasa pernah didzolimi SBY. Bisa dipastikan Anas telah menyiapkan Pukulan Telak kepada SBY yang pasti bakal bikin KO SBY yang saat ini sudah tertatih-tatih. Bila duet ini sukses, bisa dipastikan Demokrat akan bergabung ke dalam Koalisi Besar, Nasdem dan PKS tinggal jadi Macan Ompong. Anies Gigit Jari.

4. Akibatnya, Nasdem dan PKS meski dengan sangat terpaksa -mengingat Perseteruan Tajam Surya Paloh VS Megawati- akan mendekat ke PDIP daripada kedua partai jadi nelongso karena tak memegang senjata terlemah sekalipun. PDIP akan bersedia bergabung dengan persyaratan tetap, Puan Capres. Anies dipastikan bersedia menerima posisi Ca-Wapres daripada pulang tangan kosong.

Dengan demikian akan ada 2 Pasangan Capres-Ca-Wapres pada Pilpres 2024 yaitu Prabowo-Hartarto yang dibackup Jokowi dan Puan-Anies yang dibackup Megawati. Ini akan menjadi Pertarungan Super Seru karena Permainan Curang Tak Mungkin terjadi akibat Pelaku Permainan Curang ada di Kedua Pihak. Persis seperti kesimpulan Tulisan Pertama Penulis, setelah Peringatan HUT Ke-50 Tahun PDIP yang lalu, Pertarungan Jokowi Mega akan berlanjut keras, karena Jokowi ingin memperlihatkan kepada Rakyat Indonesia kebalikan kata-kata Megawati, yaitu Tanpa Jokowi, PDIP bukan siapa-siapa. Perdamaian antara mereka berdua bisa terjadi apabila Jokowi mengalah, bersedia mempersandingkan Puan-Prabowo. Puan adalah HARGA MATI karena pada diri Puan terletak Kartu Terakhir Penyelamatan Trah Soekarno di Blantika Perpolitikan Indonesia.

#Hipotesis di atas bisa terjadi apabila Jokowi gagal memperpanjang Periode Pemerintahannya yang menjadi Tujuan Utamanya#

Depok, 13 April 2023.