Peran Media Konvensional dan Media Sosial Menghadapi Pemilu 2024

JAKARTASATU.COM — Kennedy Muslim, selaku peneliti indikator politik di suatu lembaga survei bidang elektoral dan sosial politik Indonesia memaparkan peran media massa dalam webinar yang mengangkat tema “Efektivitas Penggunaan Media Konvensional & Media Baru sebagai Platform Menghadapi Pemilu 2024” yang disiarkan melalui Zoom Meeting, Selasa (18/4).

Media sosial memegang pengaruh penting dalam diskursus topik elektoral dan politik di Indonesia. Kennedy menjelaskan bahwa akses media massa di tanah air berdasarkan Survei Nasional Indikator April 2022 cenderung meningkat pasca pandemi. Ia memaparkan bahwa hasil survei menunjukkan hampir 70% warga telah terkoneksi dengan internet.

Sedangkan dikutip berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia saat ini di 2023 telah mencapai 78,19% atau menembus 215.626.156 jiwa dari total populasi yang sebesar 275.773.901 jiwa.

“Memang ini merupakan lonjakan yang sangat drastis ya, dibandingkan dengan sebelum pandemi itu kita mencatat masih di angka kisaran 50% penetrasi internet. Efek dari pandemi itu membuat lonjakan sekitar 20 sampai 25 persen dari pengguna internet,” ujarnya.

Mengenai media yang membantu mengetahui tentang calon presiden, pemberitaan TV mendapat angka tertinggi sekitar 44,4% dan media yang paling meyakinkan 29,7%. Walaupun dalam prosesnya, pemberitaan di media sosial dikatakan Kennedy sebagian besar juga telah menjadi pemantik dari isu-isu di ruang publik dengan media konvensional sebagai pengecek fakta suatu pemberitaan.

“Peran media mainstream juga sebagai gatekeeper (penjaga gawang karena apa yang beredar di media sosial ini factual checking-nya masih sangat longgar dan banyak aktor-aktor mungkin yang tidak bertanggung jawab punya agenda-agenda tersendiri yang melempar isu di media sosial. Karena itulah media konvesional itu masih sangat krusial perannya,” jelas Kennedy.

Namun kemudian, media sosial tetap menjadi media yang paling banyak digunakan di kalangan milenial dan gen Z dalam mengikuti perkembangan isu politik. (oct/CR-JAKSAT)