Trio KIB | IST
Trio KIB | IST

KIB Masih Galau!

Penulis sudah menduga. Bahwa tak akan ada keputusan soal figur bacapres. Hasil pertemuan KIB semalam, masih berproses. Selebihnya call “KIB masih solid” yang tak lebih serupa konsumsi media.

Mengambang alias belum matang untuk siap saji. Setara masih galau. Tak ada kesepakatan final trio ketum KIB. Meliputi Golkar, PAN dan PPP. Prakiraan penulis, lumayan benar. Lewat ulasan bertajuk Menanti Hasil Temu KIB sehari sebelumnya, menduga “belum ada final result soal figur bacapres.”

Skenario politik para dewa, ditengarai tak lepas dari peran panglima tertinggi. Tak masalah, ketika dilakukan secara smooth. Sah-sah saja, dalam konteks kepentingan politik kekuasaan. Publik patut berharap: Janganlah!

Konon, “pemimpin boleh salah — tapi tak boleh berbohong”. Antarkeduanya bersilang jalan. Suasana yang hari-hari ini menghiasi ruang publik. Konstelasi politik nasional bergulir kencang. Menebar jejaring dan mengurai persepsi. Menandai eskalasi politik memanas. Semoga tak berpotensi gempa.

Menyimak hasil Temu KIB, kebuntuan alias deadlock tak lepas dari perkembangan mutahir. Soal meluncurnya nama Ganjar Pranowo yang belakangan diusung PDIP. Persis sehari jelang lebaran. Karuan bikin pilar yang tengah dibangun dua koalisi terbilang retak. Tak berlebihan, memicu suasana “belingsatan”.

Di luar nama Anies Baswedan, dua kandidat yang muncul di permukaan — sependek ini dari hulu yang sama. Dipersepsikan sami mawon. Ganjar Pranowo dan kemudian Prabowo Subianto.

Ganjar Pranowo yang masih menjabat Gubernur Jateng ini tak kunjung dicalonkan PDIP yang punya bekal elektoral tinggi. Karuan GPMania dan JokMan bubar. Mustahil tanpa komando. Mereka bergeser dukung Prabowo Subianto. Partainya, Gerindra sudah memaklumkan sejak 22 Agustus 2022. Ditambah, kemudian Presiden Jokowi melakukan endorsement ke publik. Belum cukup penguatan, mendadak deklarasi bacapres Ganjar Pranowo. Sehari jelang lebaran kemarin.

Sontak memicu eskalasi. Bangunan konstelasi bagai tersapu angin. Butuh rekonstruksi. Muncul wacana Ganjar – Sandiaga dan Prabowo – Airlangga. Kuat dugaan dari hulu dan arah muara yang sama. Andai pun terjadi, maka bakal ada tiga kandidat. Plus Anies Baswedan yang tengah dibikin “terseok-seok”. Belum lagi soal infrastruktur pemilu yang ditengarai bakal ikut bermain. Meski begitu, lebih baik dengan tiga kandidat Pilpres 2024. Ketimbang hanya dua paslon.

Betapa pun banyak pengamat meminta, hendaknya presiden tidak cawe-cawe dalam proses agenda Pilpres 2024. Di lapangan terasa hal yang berbeda. Kedaulatan rakyat hendaknya berdiri, sejurus kejaran demokrasi sejati. Bila itu yang terjadi, rasanya bakal jadi legacy Jokowi. Kecuali tak peduli.***

– imam wahyudi
jurnalis senior di bandung