Dubes Sudan Tegaskan Konflik Sudan Bukan Perang Suadara
JAKARTASATU.COM – Duta Besar Republik Sudan untuk Republik Indonesia Yassir Mohamed Ali Mohamed angkat bicara mengenai perkembangan situasi politik di Sudan saat ini yang tengah berkonflik.
Yassir menegaskan bahwa perang yang terjadi di Sudan bukanlah perang saudara, melainkan upaya pengambilalihan kekuasaan dari tangan militer oleh pasukan Rappid Support Forces (RSF).
“Izinkan saya mengklarifikasi satu hal dan menegaskan kembali bahwa tidak ada perang saudara di Sudan,” terang Yassir dalam konferensi pers di Kediaman Duta Besar Sudan di Jakarta, Rabu (3/5).
Yassir menceritakan konflik bersenjata tersebut terjadi karena serangan yang dilakukan oleh pasukan paramiliter RSF ke objek vital di Ibu Kota Khartoum, Sudan pada Sabtu (15/4/2023) lalu.
Lalu Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) melakukan serangan balasan sebagai bentuk menjaga keamanan dan stabilitas nasional.
“Tentara nasional harus bertarung dengan mereka dan mereka (RSF) memiliki dua pilihan, baik untuk menyerah atau mereka akan menghadapi konsekuensinya,” ungkap Yassir.
Serangan yang sudah sangat direncanakan oleh RSF tersebut, lanjut Yassir tidak hanya dulakukan oleh RSF pemberontak, tetapi mereka didukung oleh elemen asing dalam konspirasi besar.
Bahkan yang lebih buruknya, Yassir mengatakan bahwa RSF merekrut anak-anak untuk menjadi tentara.
“Salah satu yang terburuk di antara mereka adalah merekrut anak-anak sebagai tentara. RSF, dengan sumber dayanya yang besar, tidak pernah membangun satu sekolah pun di Darfur atau di mana pun di Sudan, mereka lebih memilih menarik anak-anak dari keluarga miskin untuk didaftarkan sebagai tentara,” kata Yassir.
Selain itu Yassir mengabarkan bahwa daerah yang berkonflik hanya Ibu Kota Khartoum dan daerah banyak daerah lainnya yang aman dan kondusif untuk disinggahi.
MAT/CR-JAKSAT