Anies Baswedan di Istora Senayan Jakarta/octa-jaksat

Anies Baswedan: Tidak Ada Kekuasaan Berpindah, Kekuasaan Tetap di Tangan Rakyat

JAKARTASATU.COM — Bakal Calon Presiden Republik Indonesia 2024, Anies Baswedan yakin dengan niat baik didukung dengan kenyataan, dirinya dapat menghadapi lawan dengan berbagai kompetisi gagasan, kompetisi rencana, kompetisi rekam jejak, ataupun lawan dengan sumber daya dan kekuatan yang besar.

“Kita tidak pernah gentar dengan ukuran material, kita akan tunjukkan kekuatan spiritual yang kita miliki untuk meraih yang dijanjikan republik ini,” tegas Anies dalam pidatonya yang disampaikan di Tennis Indoor Stadium, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Minggu (7/5).

Pilpres berkaitan dengan masa depan dan nasib rakyat Indonesia. Oleh karena itu, menurut Anies, rekam jejak, gagasan, dan karya penting diperhatikan bagi setiap calon presiden yang diusung agar sesuai dengan kenyataan

“Jaga kemuliaan perjuangan ini. Jaga kehormatan perjuangan ini. Kirimkan pesan-pesan yang mempersatukan. Kirimkan pesan-pesan yang menunjukkan bahwa kami tidak jual murah idealisme itu. Kami junjung tinggi idealisme itu. Tunjukkan bahwa kita punya rekam jejak yang baik, punya rekam gagasan yang baik, punya rekam karya yang baik. Karena kita punya itu semua, kita tidak perlu berbohong. Kita tunjukkan kenyataan,” sambung Anies.

Ia menambahkan, selama rekam jejak, gagasan, dan karya tidak bermasalah, maka tidak ada kebohongan. Apabila terindikasi kebohongan, Anies mengungkapkan ada cerminan rasa tidak percaya diri atas yang dimiliki. Ia yakin, kenyataan dapat memenangkan semua pertarungan.

Dalam periode kepemimpinan selanjutnya, Anies ingin mewujudkan prinsip pertumbuhan yang berkualitas dan merata bagi seluruh rakyat. Ia menilai, pemerintah perlu memberikan sumber daya yang tepat dengan tantangan lingkungan hidup. Salah satu contohnya adalah kebijakan mobil listrik yang dianggapnya kurang efektif dibandingkan dengan produksi kendaraan listrik yang bersifat logistik untuk keperluan umum.

“Jadi ke depan, ini adalah contoh bagaimana kebijakan disusun berdasarkan gagasan, bukan sekadar kebijakan tanpa narasi, tanpa gagasan. Urutan yang jelas, bukan hanya karya-karya, tapi karya yang berbasis narasi, narasi berbasis gagasan,” ucap Anies.

Anies juga menyuarakan tentang negara demokrasi modern. Ia mengingatkan bahwa kekuasaan tidak berpindah maupun hilang, melainkan akan terus berada di tangan rakyat Indonesia.

“Di dalam proses ini semua, tidak ada kekuasaan yang berpindah. Tidak ada kekuasaan yang hilang. Kekuasaan itu tetap dan terus berada di tangan rakyat Indonesia,” pesan Anies.

“Karena itu, bila ada yang berpandangan khawatir kehilangan kekuasaan, maka sesungguhnya dia tidak paham prinsip-prinsip dasar demokrasi,” tegasnya. (oct/CR-JAKSAT)