MENGENAL LUHUT PANJAITAN : PERWIRA PENAKUT YANG JADI JENDRAL DAN PRESIDEN BAYANGAN. (Review)
OLEH Dr Memet Hakim
Pengamat Sosial
Ketua Wanhat APIB
Mei 2014 & Juni 2015, Kompas menulis dengan judul “Luhut Jenderal Penakut dan Oportunis?” Menarik sekali disimak, sepak terjang Luhut Binsar Panjaitan sampai dijuluki The Real Presiden, tapi bagaimanakah pribadinya ? Biasanya orang penakut itu, jika menjadi pimpinan akan kejam dan raja tega. Berbagai indikasi mulai terlihat jelas sekarang.
Tidak banyak yang mengetahui, dalam situasi perang berbagai peristiwa dapat menunjukkan watak asli seorang tentara. Kisahnya, pada 7 Desember 1975, Luhut sempat diberikan hukuman disiplin karena ketakutan terjun payung sehingga timnya gagal diterjunkan dalam suatu operasi merebut kota Dili, Ibu kota Timor Timur. (Lihat Hendro Subroto, “Operasi Udara di Timor Tmur, 2005). Namun demikian, 24 tahun kemudian justru Luhut berhasil mencapai pangkat Jenderal, meskipun itu hanya merupakan pangkat kehormatan, bahkan menjadi the Real Presiden alias presiden bayangan. Hebat kan ? Tapi nanti dulu…….
Karir Luhut semakin bersinar ketika tahun 1999 dirinya diangkat oleh Presiden BJ Habibie sebagai Dubes RI di Singapura. Pengangkatan tersebut sebagai hadiah atas jasanya turut membantu Habibie menyingkirkan pemerintahan Soeharto (Baca : Kompas 22/05/2014). Tidak cukup dengan itu, Habibie memberinya pangkat Jenderal kehormatan. Suatu hal yang janggal, seorang yang sudah pensiun dari TNI alias Purnawirawan, masih dinaikkan pangkatnya. Disini juga terasa bau culasnya pada Soeharto.
Saat Gus Dur menjadi Presiden RI, dengan lobinya yang kuat, Luhut menjabat sebagai Menperindag. Jabatan menteri itu tidak lama disandangnya, hanya satu tahun saja. Namun harta yang berhasil dikumpulkannya luar biasa. Luhut memiliki rumah di kawasan elit Kuningan, Jakarta 3x lebih luas dari rumah dinas menteri. Tidak disangkal LBP memang kaya setelah jadi menteri. Sebagai Meninvest malah rakusnya makin terlihat.
Luhut sepertinya tidak bisa jauh dari dunia politik. Saat Abu Rizal Bakrie (ARB) menjabat sebagai Ketum Partai Golkar, Luhut menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Di saat yang bersamaan, secara diam-diam Luhut juga menjalin hubungan khusus dengan Jokowi. Tentu tidak banyak yang tahu, Luhut sedari awal memang hanya hendak memanfaatkan Golkar untuk mendukung Jokowi. Namun karena Golkar mengusung ARB sebagai capres, Luhut pun dengan sigap menyatakan ARB merupakan capres terbaik (politik.news.viva.co.id). Disini juga terlihat bagaimana Lbp bermain 2 kaki, yang penting tetap berkuasa. Kesetiaan itu soal lain.
Ini juga sangat aneh, saat Golkar memberi dukungan pada Prabowo, justru Luhut mendukung Jokowi. Anehnya, Luhut tidak mau mundur dari jabatan Wantim. Atas sikapnya tersebut, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung mendesak Luhut mundur karena dianggap tidak loyal pada partai. Akhirnya Luhut mundur dari Partai Golkar, Kupang, tribun news.com, 21 Mei 2014. Sepertinya memang LBP tidak suka ke Prabowo, teman 1 korps dan bekas anak buahnya itu. Sampai saai ini menteri segala urusan dan presiden bayangan ini tidak pernah terlihat mendukung Prabowo.
Posisinya sebagai minoritas membuat dirinya selalu bermain di belakang layar. Namun belakangan ini Luhut berani tampil di muka karena mendapat dukungan dari negara adi kuasa dunia. Ambisi Luhut ingin mendapat Jenderal bintang lima, mewakili Jenderal minoritas. Sebagaimana diketahui, dalam TNI hanya ada 3 orang yang menyandang Jenderal Besar bintang lima, yaitu Soedirman, AH. Nasution dan Soeharto. Semuanya Jenderal Besar tersebut beragama Islam. Luhut melihat ini peluang, hanya dia saat ini Jenderal non-muslim yang paling senior. Untuk meraih itu, tentu Luhut perlu memberi investasi politik yang cukup dan mencari perhatian Jokowi. Harapannya, kalau Jokowi terpilih menjadi Presiden, besar kemungkinan dirinya diangkat sebagai Jenderal Besar bintang lima.
Karena itu, “salah satu yang paling ditakuti Luhut untuk mencapai ambisinya tersebut adalah Prabowo”. Sebagai calon Presiden tahun 2019, Prabowo merupakan Jenderal yang dikenal tegas dan berani. Ketegasan dan keberanian Prabowo ini yang akan menjadi ganjalan bagi Luhut mencapai ambisi politiknya. Apalagi sepanjang karir militernya, Luhut tidak pernah mampu menandingi Prabowo. Untuk menutupi kekalahan tersebut, Luhut melempar tudingan Prabowo bisa hebat karena dukungan dari mertuanya, Presiden Soeharto saat itu. Apalagi dirinya hanya perwira yang berasal dari kelompok minoritas beragama Kristen. Inilah sebabnya kenapa Prabowo cuma diendors Jokowi setengah hati. Diduga gerak Jokowi itu terserah Luhut, atasan tidak resminya. Tidak heran walau Prabowo sudah dengan berbagai cara mendekati Jokowi, ada Luhut dibelakangnya yg menentukan.
Peluang Luhut untuk menjadi Jenderal terbuka saat reformasi tahun 1998 bergulir. Tidak berani berjuang sendirian dan untuk menyamarkan ambisi kelompok minoritasnya, Luhut mengajak Agum Gumelar yang belakangan juga diberi gelar Jenderal kehormatan pada masa Megawati sebagai Presiden. Terbukti kedua Jenderal tersebut saat ini menjadi pendukung Jokowi sebagai calon Presiden yang dikendalikan oleh Megawati. Padahal sebelumnya, pada Pilgub DKI, Luhut justru mendukung Foke.
Untuk meraih segala ambisinya, Luhut tidak segan melakukan black campaign pada Prabowo. Menurut Luhut, Prabowo tidak pantas menjadi Presiden karena pernah dipecat. Luhut mengira Prabowo mantan bawahannya bisa dimatikan mentalnya dengan berbagai tudingan miring seperti itu. Luhut lupa, Prabowo memang dikenal sebagai seorang perwira pemberani. Alih-alih berharap Prabowo ‘mati’, terhadap serangan tersebut Prabowo semakin berlipat ganda kekuatannya. Banyak perwira TNI justru mendukung Prabowo menjadi Presiden karena jiwa patriotiknya yang luar biasa.
Jakarta, CNN Indonesia, 24 Juli 2019 melaporkan tersangka dugaan makar dan kepemilikan senjata Kivlan Zen menyebut Wiranto dan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pengkhianat. Ucapan ini terungkap dalam fakta persidangan ketika Iwan bersaksi untuk terdakwa Habil Marati. “Luhut Memang bukan (PKI), tapi mungkin, bagi kami di TNI sendiri Pak Luhut dan Pak Wiranto memang kami anggap sebagai pengkhianat institusi,” ungkap Iwan saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 31 Oktober 2019
Keduanya dinilai pantas untuk ditembak. Hal tersebut terungkap dari dokumen jawaban Polda Metro Jaya, yang diserahkan kepada hakim terkait gugatan praperadilan yang dilayangkan Kivlan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan 23.07.2019.
Luhut Pandjaitan juga dicap buronan Negara Pengkhianat Demokrasi 14 April 2022 oleh Sultra.jpnn.com yang melaporkan adanya gelombang demonstrasi mahasiswa masih terus berlanjut di Malang.. Tidak ada kata menyerah dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Seperti yang dilakukan mahasiswa di Malang, Jawa Timur. Ratusan mahasiswa di kota apel itu kembali menggelar aksi di Alun-alun Tugu pada Kamis (14/4). Ada pemandangan yang cukup menarik perhatian, massa aksi memajang gambar Luhut Binsar Pandjaitan beserta pejabat lainnya yang dinilai sebagai pengkhianat demokrasi. Salah satu orator mahasiswa menyatakan para pemerintah tidak pernah menepati janji. Sudah cukup banyak kebijakan yang mencekik masyarakat dalam persoalan ekonomi. “Banyak janji palsu dan kepentingan oligarki,” pekik salah satu orator seperti yang dilansir JPNN Jatim. Pemasangan gambar pejabat bertuliskan pengkhianat demokrasi tersebut sangat tepat dan dinilai mewakili masyarakat di tengah keterpurukan.
Ketua HMI Malang, menyampaikan kepada Ketua DPRD Kota Malang, bahwa Luhut Pandjaitan berada di antara Big Data dan Big Dusta.”Sudah sulit mengatur negara, tetapi masih ingin berkuasa.” Banyak permasalahan yang dimunculkan oleh pihak pemerintah lewat Luhut Pandjaitan.
Walaupun demikian sosok Luhut Binsar Panjaitan itu sangat lihai, sebagai menteri dalam Kabinet Kerja langkahnya beberapa kali menjadi sorotan. Bahkan Wakil Ketua DPR Fadli Zon kala itu pernah menyebutnya sebagai The Real President. Merdeka.com, 10 Okt. 2019.
Merdeka.com, 22.09.2021 – menulis bahwa Kuasa hukum Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti, Julius Ibrani menyebut pelaporan Luhut menghancurkan ruang demokrasi di negeri ini.”Ruang demokrasi kita hancur dengan adanya pelaporan pidana ini.
Luhut tidak bisa dipisahkan dari Omnibuslaw, Covid 19, urusan Investasi, kasus reklamasi dan terakhir kasus subsidi mobil listrik. Seperti biasanya Luhut pasang badan jika ada yang mengkritik apalagi menghambatnya. Luhut juga tidak suka pada Anies Baswedan yang berani melawan pada kasus Reklamasi dan subsisi listrik. Bukan Luhut jika tidak bisa menggertak, itulah Luhut.
Abror, Surabayapagi, 18 juli, 2021, menilai ada agenda tersembunyi yang ingin dicapai oleh pemerintah, walau harus mengorbankan masyarakat pada kasus PPKM (covid). Pemerintah selalu ingin menyembunyikan sesuatu, tidak transparan, ada hidden agenda dari pemerintah (baca Luhut), ucapnya. Bayangkan ditengah penderitaan rakyat saja ada yang kaya mendadak. Ini tidak lepas dari urusan LBP juga.
Lbp paling bertanggung jawab atas kasus membanjirnya tka RRC ke Indonesia. Jika memang tka hanya kerja selama membangun pabrik dalam rangka turnkey project, kapan mereka dipulangkan ? Sepertinya ada agenda lain terkait dengan pilpres dan pilkada. Belum lagi UU Omnibus law, minerba, Cipta karya yg menekan rakyat dan berpihak pada pengusaha. Pantas saja jika jendral ini dikenal sebagai jendral penghianat, culas dan perusak demokrasi.
Rusaknya tatanan bernegara di Indonesia ini ternyata oleh Investasi yang merupakan jebakan dari Cina. Luhutlah paling bertanggung jawab atas masalah ini.
Bandung, 13 Mei 2023