Asal kata media dari bahasa latin yaitu merupakan bentuk jamak kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara. Media juga bisa sebagai alat saluran komunikasi dan ejawantah suatu alat atau sarana yang digunakan menyampaikan pesan dari komunikator kepada publik.
Sebelum bahas lagi soal media saya pagi ini menikmati kopi pagi dulu robusta SEMAR MESEM, mungkin ini jarang dikenal tapi bagi saya sebagai tukang jual biji kopinesia kopi yang asli dari perkebunan Banyuwangi Jawa Timur nikmat dan unik.
Robusta SEMAR MESEM punya ciri khasnya yang dahsyat kopinya karena terkena uap lereng Gunung Ijen, dari data dikabatkan bahawa kopi ini terkena hembusan angin laut, jadinya kopi Banyuwangi lebih punya cita rasa agak asam.
Sebenarnya Robusta tak terlalu asam, namun karena jenis dalam masyarakat Suku Osing di Banyuwangi itu maka Kopi Semar Mesem ini saat ini banyak penikmatnya dan dilirik banyak pencinta kopi. Di toko bijikopi saya di Jakarta Selatan tepatnya kawasan Kebagusan saya menjualnya kopi ini. Silakan saja datang ke toko saya. Saya akan layani langsung deh…atau akan disajikan segelas untuk tester agar tak jadi penasaran.
Untung saja ada kopi robusta SEMAR MESEM ini saya makin sering nikmati kopinya bisa sambil meeting atau menatap imajinasi indahnya sebuah tempat dimana pun.
Baik kembali lagi ke soal media. Media sebagai corong yang benar, Media absolut adalah dominan dalam komunikasi dengan pancaindera manusia yang berakal sehat.
Dalam dunia sastra dunia ada sosok Albert Camus, seorang yang luar biasa; filsuf, novelis hingga penulis esai yang karyanya masih banyak kita rasakan hinggi kini. Camus lelaki berasal dari keluarga kurang berada yang lahir di Mondovi, Aljazair pada 7 November 1913. Penulis yang dibesarkan oleh karyanya yang berjudul The Stranger (1942) dan The Plague (1947) itu wafat pada tanggal 4 Januari 1960 di Prancis. Semasa hidupnya, dunia mengakui beliau sebagai tokoh mahsyur di zamannya hingga kini.
Camus bukanlah orang yang dibesarkan dengan keberlimpahan. Ibunya merupakan pekerja rumah tangga keturunan Spanyol dan ayahnya seorang pekerja biasa yang tewas dalam Perang Dunia I. Salah satu yang mempengaruhi pola pikir Camus dalam dunia sastra tidak terlepas dari salah satu gurunya Jean Grenier.
Ada penyataaan Camus yang bunyinya, Jangan berjalan di belakangku; Saya mungkin tidak memimpin. Jangan berjalan di depanku; Saya mungkin tidak mengikuti. Berjalanlah di sampingku dan jadilah temanku.
Narasi yang saya suka dan menjadikan interprestasi saya bahawa diksi Camus akan cocok dengan media saat ini. Dimana media itu corong yang benar, maka jangan direkayasa. Artinya Berjalanlah di sampingku dan jadilah temanku, seperti jadikanlah media itu jalan yang utuh dalam kebenaran dan janganlah penuh rekayasa yang seperti saat ini banyak terjadi.
Media harus jadi komponen yang sinergisitas kejujuran karena berkaitan dengan strategi penyampaian yang bisa diisi pesan positif dan berimbang.
Lalu kita menemukan narasi Camus lagi isinya : Manusia adalah sebuah ide, dan sebuah ide kecil yang berharga begitu dia berpaling dari cinta. Dan bagi saya media adalah kawah yang penuh tafsir, jika kita merekayasa tafsir maka pasti akan banyak yang berpaling. Maka kenapa saya kaitan media sastra Albert Camus dengan kopi karena disanalah kita bicara soal multi dimensi dan tafsir majemuk.
Dan saya akhirnya kutip lagi Camus “Sesungguhnya manusia tidak sama sekali bersalah, karena ia tidak memulai sejarah. Tapi juga tidak sama sekali tanpa salah, karena ia meneruskan sejarah.
Makanya saya tutup dengan rasa syukur bahwa media adalah saksi sejarah dan itu berjalan dan jadilah kisah itu bukan semata kata-kata tapi bunyi yang bermakna dan bermarwah.
PENDAPAT AHLI EKONOMI TERHADAP
UU TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT
Memaksa Seseorang Melakukan Hal yang Tidak Diinginkan Merupakan Pelanggaran HAM Berat
Kewajiban Menabung Melanggar Konstitusi dan HAM serta Prinsip...
Status Siaga II Jakarta, Tinggi Muka Air Capai 214 Sentimeter
JAKARTASATU.COM-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meningkatkan status siaga Pintu Air Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta...
Luhut Tak Sapa Gibran Saat Pidato Penyerahan DIPA 2025 Di Istana
JAKARTASATU.COM-- Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan menjadi sorotan publik dalam acara penyerahan...
CATATAN AENDRA MEDITA *)DALAM konteks politik di Indonesia, istilah “closing dynasty” seringkali dikaitkan dengan upaya mengakhiri dominasi politik keluarga atau kelompok tertentu yang berlangsung...