JAKARTASATU.COM– Forum akademis Surabaya menggelar gelar diskusi publik dengan mengangkat tema “Membedah Persoalan Bangsa Dan Negara Terkini”, di Papilo Hotel Surabaya , 27 Mei 2023.

Mantan Panglima TNI Jend Gatot Nurmantyo hadir sebagai pembicara mengatakan tentang kondisi global bahwa yang menyebabkan kejadian di Indonesia ini sejak jaman dulu kala kemerdekaan hingga saat ini tidak terlepas dari kondisi global. Sebagai contoh Nagasaki-Hiroshima pemberontakan G30-S PKI, Reformasi.

Mantan panglima itu juga menyoroti jumlah penduduk bumi yang sudah mengalami dua kali lipat masa tampung. Sekarang sudah mencapai 8 miliar.

“Perkembangan sekarang ini sangat mengerikan karena sudah dua kali dari jumlah daya tampung. Pada Oktober 2017 dalam konferensi dokter-dokter militer dunia di Istana Negara, saya mendapat kesempatan untuk pidato, saya katakan kita harus waspada terhadap perang biologi yang akan berdampak pandemi. Dan ternyata dua tahun kemudian covid-19 datang,” katanya

“Kemudian vaksin datang dan berdasarkan penelitian internasional maupun hasil negeri sendiri bahwa vaksin berdampak kepada reproduksi,” ujar Gatot

Ia mengungkapkan upaya ingin menguasai Indonesia sejak dulu

“Kita sudah diingatkan oleh sejarah bahwa bukan hanya VOC sampai Khubilai Khan pun akan berusaha menguasai Indonesia. Itu yang menyebabkan kerajaan-kerajaan di Indonesia tidak mau ditundukkan oleh Khubilai Khan hanya raja-raja di Nusantara ini,” terangnya

Kemudian Gatot menyampaikan konsep gerakan komunis gaya baru yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu gerakan komunis gaya baru, mereka menggunakan beberapa sistem perang. Dengan menggunakam Asymetric War.

“Gerakan asymetric war dikakukan secara “clandestein” galang kekuatan untuk perlawanan rakyat. Sebar fitnah, opini, isu-isu sentimental memprovokasi kekuatan civil society, mengatasnamakan kebenaran, keadilan, kesejahteraan untuk masyarakat agar membenci pemerintah khususnya Soeharto,” bebernya

Kegiatan ini lanjutnya, dimotori oleh agen-agen yang sudah ada di sini beranak pinak. Sasarannya menggulingkan pemerintah. Tapi sebenarnya yang memimpin pemberontakan G30S PKI yaitu Soeharto pada waktu itu masih letnan jendral.

“Disebarkanlah isu-isu Soeharto otoriter, anti demokrasi, militeristik, bertangan besi, anti Islam, anak manis Amerika, kapitalis, anti kebebasan dan KKN secara massive”, jelasnya

Pada saat Soeharto tumbang kata Gatot, sistem ini berjalan terus dan diberengi dengan proxy war. Membangun kekuatan sosial politik (Social Power and Political Power).

“Gerakan dengan cara memunculkan kekuatan social politic. Kekuatan ini pasti ada tokoh-tokohnya. Orang-orang inilah yang direkrut menjadi tokoh-tokoh boneka,” tandasnya

Ia menguraikan gerakan komunis baru masuk dari berbagai lini dan memanfaatkan yang sudah ada di sini. Mereka ada di sekolah- sekolah. Disusupkan para kader/agen anak PKI ke dalam berbagai strata instansi, kementerian, partai, legislatif, ormas agama, organisasi pemuda, LSM dan institusi negara untuk galang kekuatan pokitik dan rakyat serta kendalikan pemerintahan. Amandemen UUD 45 dan lahirnya undang-undang “pesanan” (Crossing Yuridis).

Kemudian ia mengungkapkan kebijakan-kebijakan yang ada sekarang ini

“Akhirnya kebijakan-kebijakan inilah yang mereka sampaikan sehingga muncullah kekuatan sosial politik. Contohnya pada saat selesai masa reformasi, kaum mereka euphoria. Tidak melihat bahwa perubahan UUD’45 amandemen,”

“Inilah yang dimanfaatkan oleh mereka sehingga kondisi saat ini, inilah bagian daripada proxy war. Dan apa yang terjadi dengan keberadaan mereka di institusi negara, kementerian, terjadi amandemsn UUD 45, yang melahirkan undang-undang “pesanan”,” jelas Gatot

“Akhirnya seolah-olah pemerintahan ini sudah mereka kuasai. Sehingga amandemen itu sudah dimasuki oleh kondisi crossing yuridis,” pungkasnya

Yoss/ Jaksat