Terlintas judulnya nggak nyambung, tapi ada kemiripan diantara mereka berdua saat ini. Surya Paloh (SP) seorang Nasionalis, HRS seorang Ulama (agamis) yang nasionalis. Keduanya ingin membela rakyat dan negara. Perbedaannya jelas sekali, SP politikus, berpartai dan pengusaha, sedang HRS seorang Ulama dan Imam saja tidak berpartai. Perbedaannya tidak kita bahas disini.
Akhir-akhir ini kita sering membaca atau mendengar SP diancam Jokowi akibat mencalonkan Anies menjadi presiden. SP memang lincah bermanuver, tapi akhirnya Jokowi mengganti Menkominfo Johni G Plate dengan alasan korupsi. Ini tidak mengherankan karena sudah berulang kali ancaman tersebut kita dengar.
Yang menarik sebelum menterinya diganti SP diduga ditawari uang trilyunan asal mau meninggalkan Anies, untung saja SP sudah hijrah ke jalan yang benar. SP sekarang berbeda dengan SP yang dulu, saat ini SP ingin menegakkan UUD 45 dan Pancasila yang asli, ingin memperbaiki negara ini yang telah salah arah, sama dengan tentang diperjuangkan oleh HRS. HRS juga dulu pernah ditawari uang asalkan tidak melakukan aksi (demo). Inilah kesamaan kedua tokoh ini dan mereka sama-sama menolak uang.
Kesamaan lainnya, SP dan HRS tidak melakukan serangan balik, tetapi tetap nyaring mengkritik. Dengan demikian simpati dari rakyat datang dengan sendirinya. Ini modal kuat perjuangan.
Sebelum ini SP dan Jokowi bergandengan tangan, begitu juga HRS merupakan mitra dari Kepolisian. Akan tetapi kemudian berpusah setelah arah perjuangan berbeda akhirnya keduanya tidak disukai Jokowi. Sangat diduga ada pengaruh neo komunis dan oligarki disini.
Jika SP dicabut menterinya, HRS difitnah macam-macam dan dikriminalisasi. HRS berapa kali lolos dari upaya pembunuhan, dan terakhir korban para pengawalnya. SP yang korban menterinya. Para pendukung keduanya semakin semakin solid akibat tekanan Jokowi terhadap keduanya. SP juga harus hati-hati, walau di tampak baik-baik saja, tapi bisa terjadi percobaan pembunuhan seperti yang dialami HRS. Modus merangkul dengan segala cara, jika menolak dihabisi, inilah pola rejim bekerja. Cara lain pecah belah, seperti penjajah Belanda menguasai negara kita.
Sebelum ini Partai Nasdem dengan Metrotvnya selalu nyinyir pada umat Islam yang dipimpin oleh HRS. Sekali ada berita bukanlah berita yang baik. Sekarang keduanya punya kesamaan posisi terhadap Jokowi. Alangkah indahnya jika SP bisa “berteman” dengan HRS agar bisa bersama mencegah kemungkaran lebih jauh.
Semoga aja SP bisa kuat, sekuat batu karang menahan ombaknya penguasa yang sudah banyak melanggar etika dan hukum.
Bandung, Mei, 2023
DR Memet Hakim
Pengamat Sosial
Ketua Wanhat APIB