Jus Soema di Pradja/YS-jaksat

JAKARTASATU.COM — Keadaan Indonesia sekarang super-super krisis. Sesuatu bisa saja terjadi yang tidak diperhitungkan secara politik. Jadi kalau orang mengatakan bahwa keadaan sekarang adalah keadaan seperti tahun 65 saya pergunakan, iya, karena saya mengalami pada saat itu. Bagaiman kriminalitas meninggat, bagaimana terjadi pertikaian politik meningkat. Demikian kata Jus Soema Di Praja (Jakarta, Senin 29 Mei 2023)

Ia mengungkapkan kesalahan dari rezim Soeharto ketika dia menumpas PKI. PKI aja ditumpas nah pelaku pelakunya itu dibuktikan secara hukum bahwa PKI betul-betul mengkhianati negaranya kalau bapaknya PKI. Apakah anak juga PKI? Apakah istrinya juga PKI? Apakah cucunya PKI? Nah Soeharto menyamaratakan ini. Kalau kata orang Belanda, Soeharto itu terekh, artinya keterlaluan.

Menurut mantan wartawan senior tahun 70an ini, kebangkitan PKI atau apa yang terjadi sekarang itu karena ada bibit-bibit balas dendam. Sakit hati keturunan PKI yang ditampung. Apakah yang menampungnya itu Partai Keadilan Sejahtera? partai PAN ? PBB ? Atau partai apa yang menampung kemarahan dendam mereka. Anda lihat sendiri adanya di partai apa? Ada satu kader partai seorang DR Ribka Tjiptaning, dialah yang mengungkapkan bahwa anak keturunan PKI ada di PDIP.

“Jadi dasarnya mereka bergerak bukan sebagai ideologi komunisme tapi sebagai rasa balas dendam ini, ditamping dan diberi kesempatan,” ujar Jus.

Wartawan Senior, Jus Soema di Pradja/ys

Selain itu ia mengungkapkan kembali masa-masa pemberontakan-pemberontakan jaman dulu kerena ada persoalan di tentara. Sakit hati karena enggak bisa masuk TKR BKR apa yang terjadi? Datanglah intelektualnya namanya Sumokil. Kemudian bikin RMS ini yang menjadi masalah kita sampai hari ini. Masalah yang terjadi itu militer termasuk G30-S PKI.

“Kalau dulu selalu orang bilang ibu Pertiwi hamil tua. Nah sekarang ini sudah hamil tua, sebelum jaman Soeharto juga hamil tua. Reformasi juga bilang ibu Pertiwi hamil tua. Kalau dengan kata-kata vulgar, saya mengatakan siapa yang meyetubuhi. Bagaima bisa menjelaskan hamil tua siapa yang setubuhi?” ujarnya.

Jika banyak pengamat mengatakan PKI bergerak kata Jus, karena dirasakan sekarang ini perintahan berani bohong. Misalnya soal proyek kereta api cepat katanya dibantu China ternyata pakai uang APBN. Dan kebohongan-kebohongan lainnya. Apa pers mainstream kupas secara tuntas?

“Kalau sekarang ini yang terasa suasana seperti tahun 65, seperti masa peralihan lihat aja indikasinya apa yang dilakukan Jokowi?,” imbuhnya.

Ia melihat masyarakat intelektual kelas menengah itu di kepalanya udahlah stop Jokowi, dengan istilah bebek lumpuh. Kemudian statementnya dari Rizal Ramli misalnya apa matahari sudah terbenam.

Menurutnya lagi, terasa suasananya mencekamnya seperti ketika G 30- PKI akibat kebijakan pemerintah, kebijakan pemerintah yang nggak benar. Yang masih didukung oleh pendukung-pendukungnya bahkan mantan-mantan wartawan yang bukan kaleng-kaleng.

“Suasana terasa seperti tahun 65 karena masuknya China yang ilegal. Ada yang ke Morowali. Siapa mereka ini buruh-buruh China yang ke Morowali ? Nah kalau buruh-buruh China umur 17-18 tahun wajib militer. Jadi pasukan merah itu sudah masuk ke sini. Kemudian muncul podcastnya Jinping dengan 140 juta tentara menyerbu Indonesia. Kalau ada terjadi sesuatu di Indonesia,” tuturnya.

“Bagaimana pengamat-pemgamat kita mengatakan ini hal ini mirip dengan keadaan seperti G30-S PKI ?,” katanya lagi

“Benar-benar ibu Pertiwi sedang hamil tua itu yang tidak dirasakan oleh orang yang punya kekuasaan,” jelasnya

Ia menilai buruknya sistem politik, biaya partai lalu terjadi korupsi di kalangan gubernur? Bupati ? Wakikota. Karena proses mendapatkan posisi seperti itu pakai modal, maka untuk balik modal akhirnya korupsi. Kemudian ditangkap KPK.

“Ini tidak memberikan kecerdasan atau pendidikan politik kepada rakyat Indonesia dan kembali lagi ya, perubahan politik tidak pernah oleh partai politik. Partai politik adalah penikmat dari perubahan politik,” tandasnya

Ia menegaskan yang mbisa melakukan perubahan politik itu kaum muda. 19 2 8 sumpah pemuda, bukan sumpah orang-orang tua. Soekarno diculik oleh pemuda untuk segera proklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Lanjutnya, ketika reformasi 98, Soeharto tumbang oleh kaum muda, mahasiswa. Pemuda harus ada kekuatan militer. 98 Mahasiswa ada bersama marinir. Dari baret hijau di depan DPR mundur kalau ada Marinir.

“Ujung dari situasi sekarang ini bisa jadi chaos namanya juga hamil tua. Soal lahirnya normal apa cesar mana tahu. Jokowi menyerah saja, kepemimpinan ini tidak ada leadership, integritas,” pungkasnya.

Yoss/ Jaksat