JAKARTASATU.COM — Mantan jubir presiden Abdurrachman Wahid, Adhie Massardi menyampaikan produk dan proses hukum serta pergolakan politik hari ini dan beberapa minggu ke depan muaranya ke pelanggengan kekuasaan. (Jakarta, Kamis 1 Mei 3023).

Maksudnya kata Adhie, kekuasaan secara lebih spesifik itu bagaimana mereka melanggengkan kekuasaan untuk itu mereka melakukan merekayasa pemilu, merekayasa hukum tujuannya adalah melanggengkan kekuasaan.

Menurut Adhie secara umum apa yang terjadi di republik ini tidak lebih dari pameran abuse of power di semua lini kekuasaan. Semua melakukan abuse of power.

Persoalannya kita tidak punya waktu untuk membenahi republik ini kecuali pemilu yang akan datang ini betul-betul diperbaiki. Karena persoalan bangsa ini adalah persoalan tidak ada keteladanan para pemimpinnya. Pemimpinnya selalu takabur dan tidak ada yang memperjuangkan nasib rakyat.

Adhie menggambarkan kepemimpinan yang punya keteladanan dan etika pada kempemimpinan George Washington

“Amerika didirikan oleh para founding father kemudian dimpimpin oleh George Washington. George Washingtong sukses kemudian diangkat untuk periode kedua. Tapi dia menolak karena takut menjadi preseden. Karena ada tekanan-tekanan akhirnya diterima,” kata Adhie

“Kemudian yang ke-3 kali dia betul-betul menolak. Padahal waktu itu GW mau melakukan kerajaan bisa memungkinkan. Namun karena ingin memberikan keteladanan kepada para penerusnya agar kekuasaan itu dibatasi. Dia menginginkan pembatasan kekuasaan lahir dari dirinya, etikanya.” urainya.

Demikian pula terjadi di negara tetangga lanjut Adhie, terjadi di Filipina, melakukan hal seperti itu. Ketika people power menang kemudian Qori Aquino terpilih, dia tidak mau dua kali. Kata Qori saat itu mengatakan ini konsesus untuk rakyat. Kemudian Fidel Ramos yang lebih sukses dari Qori Aquino menolak untuk diperpanjang.

“Apa yang terjadi di kita, Soekarno founding father dia tidak memberikan etika seperti itu dia mencanangkan presiden seumur hidup demikan juga dengan Soeharto tidak memberikan etika kepemimpinan berkuasa. Termasuk sekarang ini untuk melanggengkan kekuasaan bilamana perlu 7 periode,” ungkap Adhie

“Ini kan tidak ada akal sehat, tidak ada etika padahal tidak kompeten,” ujarnya

“Terkait dengan perpanjangan KPK ini sangat tidak masuk akal kecuali KPK itu menjalankan tugas konstitusinya memberantas korupsi tapi waktunya kurang tapi ada prestasi-prestasi, maka perpanjang masih bisa kita terima, meskipun melanggar etika. Tapi ini kan tidak sukses tapi ada upaya perpanjangan. Sinting ini,” pungkasnya

Yoss/ Jaksat